TIDAK ADA UNSUR LGBT SAMA SEKALI
DAN KARAKTER COWOK YANG KUJODOHKAN DENGAN MC KUUBAH JADI CEWEK GENDERNYA
STOP BILANG BOOK AKU INI YAOI DAN SEBAGAINYA SAKIT HATI TAHU AKU BACANYA
My story doesn't exist on wattpad's other websites
Ceritaku hanya ada...
You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.
Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.
Happy reading
🐥 Chifuyu suka saat
Aku tidak berhasil menyelamatkan baji dan itu mengakibatkan aku sakit kembali. Akhirnya aku bisa pulih hari ini, di depanku ada chizuku menatapku sejenak dia memiringkan kepalanya saat melihat aku memakai seragam touman.
"Aniki kenapa?" Tanyaku.
"Fuyu ayo kita berkeliling sebelum malam natal tiba!" Ajak Chizuku.
"Fuyu ada janji sama teman-teman." Ucapku.
"Ok deh." Ucap Chizuku.
Chizuku mencium keningku dan pergi dari rumah. Aku juga pergi menuju tempat janjianku bersama takemichi. Aku membicarakan banyak hal mengenai masa depan dengan takemichi. Kami berniat sedikit terlibat mengenai rencana black dragon walaupun touman tidak mau terlibat.
Selesai mendiskusikan hal tersebut aku kembali ke rumah. Ada chizuku yang tengah menonton tv aku memeluk tubuh chizuku.
"Fuyu mau jaket." Ucapku.
"Aku baru saja membelinya." Ucap Chizuku.
Aku melepaskan pelukan dari tubuh chizuku dan menuju ke kamar kami berdua. Saat ke kamar disana ada jaket baru dan sebuah sweater. Aku memakainya semua. Dan berlari kearah chizuku.
"Hehehe terimakasih fuyu suka!" Pekikku.
"Sama-sama." Ucap Chizuku.
"Aniki foto!" Pekikku.
"Ok siap." Ucap Chizuku.
Aku belum siap berpose namun malah difoto oleh chizuku. Aku menatap kesal chizuku dan dia malah memeluk tubuhku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(kok nemu foto imutnya mulu sih)
"Aniki kenapa aku imut sih?!" Protesku.
"Takdir dek." Ucap Chizuku.
"Fuyu kan mau seperti aniki!" Rengekku.
"Ututu adik imutku." Ucap Chizuku.
Aku memeluk chizuku sangat erat. Chizuku menyebalkan tapi aku juga sangat menyayanginya. Chizuku jarang marah sih paling menjewer telingaku saja.
"Aniki!" Panggilku.
"Kenapa adek?" Tanya Chizuku.
"Adek mau dipeluk." Ucapku.
"Sudah dipeluk lho." Ucap Chizuku.
"Adek sedih." Ucapku.
"Kematian tidak bisa dicengah. Tindakan baji itu bodoh." Ucap Chizuku.
"Argh!" Kesalku.
Chizuku memelukku sangat erat dia tidak mengatakan apapun. Aku menangis dalam diam membiarkan perasaan sedihku mengalir begitu saja.
"Lain kali menangislah." Ucap Chizuku.
"Aku takut dikira cengeng." Ucapku.
"Pria menangis bukan berarti lemah dek. Daripada melampiaskan terhadap benda nikotin lebih baik kamu menangis saja." Ucap Chizuku.
"Aniki pernah menangis?" Tanyaku.
"Pernah. Aku menangis saat kakek dan nenek meninggal." Ucap Chizuku.
"Aniki pernah kehilangan seorang teman?" Tanyaku.
"Teman ah lebih tepatnya seperti sosok kakak." Ucap Chizuku.
"Siapa namanya?" Tanyaku.
"Sano shinichiro." Ucap Chizuku.
"Kakak mikey yang telah tiada." Ucapku.
"Benar. Dia baik terhadap rekan jadi mereka menghormatinya." Ucap Chizuku.
"Aniki air matanya tidak mau berhenti!" Rengekku.
Chizuku mencium kedua mataku dan air mataku berhenti. Aku tersenyum kearah chizuku karena berhasil menghentikan air mataku.
"Dek jangan menikah dulu ya." Ucap Chizuku.
"Aku saja belum lulus sekolah." Ucapku.
Chizuku memeluk tubuhku semakin erat dan malah mengatakan aku sangat imut. Aku tidak mengerti akan maksud imut yang dikatakan chizuku.
"Aniki aku ganteng tahu!" Protesku.
"Ganteng tapi kebanyakan imutnya kamu tuh dek." Ucap Chizuku.
Chizuku mencium seluruh wajahku saat dia akan mencium bibirku aku memukul wajahnya. Bibirku tidak boleh dicium oleh siapapun pokoknya.
"Fuyu jangan mengenal cinta dulu ya. Aniki masih ingin bersamamu." Ucap Chizuku.
"Ucapan aniki aneh." Ucapku.
Chizuku memeluk tubuhku yang lebih kecil dibandingkan chizuku. Sejak kecil tubuhku memang kecil dan tidak ada kelainan sama sekali kok.
