Part 4

129 9 1
                                    

Putri : Tapi aku sadar mas, kalau aku nggak....
Hari menutup mulut Putri menggunakan telunjuknya
Hari : Kamu mau ngomong, kalau kamu nggak pantas untuk mas kan? Mas memang punya segalanya tapi 1 mas nggak punya istri, mas cari pendamping hidup, mas cari istri dan ibu untuk anak-anak mas, mas juga cinta dan sayang sama kamu Put

Putri kaget, ternyata Hari juga cinta dan sayang sama dia

Papi Mami bahagia sangat bahagia, mendengar kejujuran Hari kepada Putri. Sebenarnya Mami juga langsung jatuh hati saat pertama kali bertemu dengan Putri, dia anak yang baik dan sopan

Putri : Tapi mas....
Ilham : Nak kami setuju dan merestui hubungan kalian berdua
Sarah : Mami dan Papi merestui kalian nak, saling mengenal satu sama lain dulu, nanti kalau sudah saling kenal, baru menentukan tanggal pernikahan, iya kan pi
Ilham : Iya mi
Hari : Papi Mami sudah merestui Put, mas tau kita baru ketemu dan baru kenal, kita belum tau satu sama lain, mas nggak mau buru-buru kok
Putri : Maafin Putri ya mas karena Putri sempat mikir yang tidak-tidak
Hari : Kamu nggak perlu minta maaf, mas ngerti perasaan dan pikiran kamu, kita jalani dulu ya, nanti kalau kita sudah mengenal satu sama lain, baru kita tentukan tanggal pernikahan kita
Putri : Iya mas
Aleena : Yeeeay Aleena punya Mama, Aleena sayang Papa Mama
Aleena bahagia sangat bahagia
Harput : Papa Mama juga sayang Aleena
Sarah : Ya kan sampai lupa, nak Putri mau minum apa?
Putri : Nggak usah repot-repot tan
Sarah : Panggil Mami Papi seperti Hari memanggil kami nak
Putri : Iya mi
Putri senyum malu-malu
Ilham : Biar Hari ada pawangnya nak, biar betah di rumah
Hari : Emang Hari ular pi, pakai pawang segala
Putri, Mami Papi dan Aleena ketawa mendengar omongan Hari
Sarah : Ya kan kamu memang jarang di rumah, ini saja untung ingat rumah dan karena ada undangan ke sekolahnya anaknya coba kalau nggak, pasti nggak pulang
Hari : Ngomel-ngomel mulu deh Mami ini. Ya kan Hari kerja mi, kalau bukan Hari siapa lagi, itu kan tanggung jawabnya Hari
Putri : Mas Hari jarang di rumah Pi Mi
Cie mulai akrab sama camer
Ilham : Hari jarang di rumah dia sering ke luar kota dan ke luar negeri
Sarah : Nanti kalau sudah menikah, semoga langsung istri kamu hamil, biar kamu selalu di rumah
Putri malu-malu mendengar Mami Sarah ngomong soal hamil
Hari : Kalau Hari di rumah terus kantor, meeting di luar kota, cek kantor cabang di Inggris siapa mi
Sarah : Ke kantor kalau ada pekerjaan penting meeting penting dan tanda tangan berkas penting, kerjaan di luar kota kan bisa kamu serahkan ke sekertaris kamu, kalau cek kantor cabang di Inggris kan bisa lewat Laptop sayang
Hari : Kalau emak-emak sudah seperti ini nggak bisa dilawan
Putri & Mami : Makanya jangan ngelawan sama perempuan
Hari : Lah kompak amat
Aleena : Hehehehe Papa kalah sama Mama dan oma
Ilham : Papi setuju sama Mami kamu
Putri : Emang nanti mau kalau anaknya nggak kenal sama Papa nya
Hari : Jangan dong, iya masa anaknya nggak kenal sama Papa nya sendiri
Aleena : Pokoknya Aleena mau Papa di rumah temenin Aleena dan Mama
Hari : Sayang, Mama Putri nanti kan kerja juga nak, iya masa Papa di rumah Mama kerja
Putri : Putri juga nggak 1 minggu full ngajar nya mas
Sarah : Kamu guru nak
Putri : Iya mi 😊
Ilham : Ngajar dimana nak
Putri : SMP Nusa Bangsa, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pi 😊
Ilham : Hari bukannya kamu donatur disekolah itu nak
Hari : Iya pi 😁
Putri : Jadi donatur di sekolah tempat Putri mengajar adalah mas Hari, pantesan mas Hari tadi nanya ke aku (dalam hati)
Hari senyum melihat Putri
Sarah : Kenapa kamu senyum melihat nak Putri sayang
Hari : Emang nggak boleh senyum mi

Satu Rasa Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang