Part 14

129 9 18
                                    

Ilham : Nak, pindahkan Aleena ke sofa, pegel kamu
Putri : Kasihan nanti kebangun anaknya pi, nggak apa-apa biar tidur di pangkuan Putri saja
Nenek : Ilham telfon anak kamu
Ilham : Iya Bu

Papi menelfon Hari

Call on
Ilham : Assalamualaikum nak
Hari : Wa'alaikumsalam pi
Ilham : Lagi dimana
Hari : Lagi beli makanan buat makan siang, ini belinya di warung depan Rumah Sakit kok
Ilham : Ya sudah kalau begitu
Hari : Iya pi. Assalamualaikum
Ilham : Wa'alaikumsalam
Call of

Sarah : Lagi dimana katanya pi
Ilham : Lagi beli makan buat makan siang mi, di warung depan rumah sakit
Nenek : Anak itu memang selalu buat orang khawatir
Sarah : Itulah cucu Ibu

Hari membuka pintu kamar rawat kakeknya

Hari : Assalamualaikum (masuk)
Semua : Wa'alaikumsalam
Hari : Pasti pada khawatir in Hari kan
Sarah : Iya sayang, apalagi nak Putri dia cemas dan khawatir banget sama kamu

Putri menatap Hari
Hari meletakkan kantong kresek yang isinya nasi kotak dan minuman

Hari : Papi Mami sama Nenek makan dulu
Pimi & nenek : Iya nak
Sarah : Kamu nggak makan sayang Hari : Hari nanti dulu mi
Hari duduk
Hari : Maaf ya, mas sudah buat kamu khawatir
Putri : Darimana saja hem
Hari : Tadi mas cari angin di luar, habis itu ke warung beli makanan sayang
Hari mengusap kepala Putri
Putri : Nggak bohong kan
Putri curiga
Hari : Enggak sayang, mas tadi itu ke taman rumah sakit, habis itu ke warung beli makanan
Putri : Seneng banget buat orang khawatir
Hari : Maaf sayang, makan dulu gih
Putri : Iya mas. Aleena sayang bangun nak makan siang dulu ya
Putri mengusap pipi Aleena
Hari : Aleena bangun nak. Tidur dari tadi apa baru saja anaknya
Putri : Baru saja sih mas
Hari : Kalau baru tidur ya mau dibangunin bagaimanapun pasti nggak bakalan bangun anaknya

Hari mengambil nasi kotak dan botol air mineral. Hari membukanya

Hari : Kamu makan dulu
Putri : Mas nggak makan
Hari : Mas belum laper, kamu makan duluan, apa mas suapin
Putri : Nggak usah mas

Putri mengambil nasi kotak yang sudah di buka sama Hari. Lalu ia makan sampai habis, Putri minum

Percepat 3 hari Harput dan Aleena di Bandung, kakek sudah pulang dari rumah sakit 1 hari yang lalu.

RUMAH KAKEK NENEK HARI
Semua orang kumpul di ruang keluarga rumah kakek nenek. Hari mau menyampaikan sesuatu, dia sudah pikirkan matang-matang soal yang mau ia sampaikan. Hari menatap satu persatu wajah orang-orang yang ia sayangi. Hari menatap wajah Putri, Putri yang mendapat tatapan dari Hari salting

Hari : Pi Mi Kek Nek Hari mau menyampaikan sesuatu
Pimi & Keknek : Apa nak
Hari : Hari sudah siap untuk menikahi Putri

Semua orang kaget dan bahagia. Apalagi Putri dia sangat bahagia, bener-bener bahagia, dia tidak menyangka bahwa Hari secepat ini mau menikahi dia, katanya mau saling mengenal dulu satu sama lain.

Semua : Alhamdulillah
Putri : Mas, kok secepat ini kata mas kan kita mau saling kenal satu sama lain dulu
Putri menatap wajah Hari, mata mereka saling beradu
Hari : Iya sayang, mas nggak mau lama-lama
Ilham : Kalau begitu biar semuanya papi dan mami yang urus ya nak
Hari : Ini adalah pernikahan Hari pi, jadinya semuanya biar Hari yang mengurus semuanya 😊

Putri masih tidak percaya, Hari mengajaknya menikah secepat ini

Putri : Mas
Hari : Iya, kenapa kamu nggak mau menikah sama mas, atau ini bagi kamu terlalu cepat, kalau ini terlalu cepat nggak apa-apa kita bisa tunda sampai tahun depan
Sarah : Kok kamu ngomong begitu sayang
Hari : Ya kan Putri belum siap mi
Putri : Bukan begitu mas, Putri kaget saja dengan keputusannya mas. Putri sudah siap menjadi istri dan Ibu dari anak-anak mas
Putri sudah mantap dengan jawabannya
Nenek : Kapan ijab qobul dan resepsi nya di laksanakan nak
Hari : Sekarang mas yang tanya sama kamu
Posisinya Harput saling menghadap
Putri : Tanya apa mas
Hari : Kamu sudah siap kita akan melangsungkan ijab qobul dan resepsi pernikahan kamis depan
Kakek : Kamis depan nak
Hari : Iya kek, karena 2 minggu lagi Hari harus berangkat ke Singapura
Sarah : Kamu mau ke Singapura sayang
Aleena : Papa sama Mama setelah menikah mau pindah ke Singapura
Hari : Papa Mama nggak akan pindah kemana-mana kok sayang. Hari ada kerjaan mi yang nggak bisa di batalkan
Ilham : Kenapa kamu nggak suruh orang kepercayaan kamu saja yang berangkat nak
Hari : Ini kerjaan yang sangat penting pi, harus Hari yang berangkat
Nenek : Pikirkan lagi sayang, apa kamu nggak kasihan sama istri kamu, pengantin baru itu maunya berduaan sama suaminya nak, setelah menikah kamu tinggal istri dan anak kamu di rumah
Hari : Hari sudah memikirkannya matang-matang nek, makanya itu Hari mau mempercepat pernikahan Hari sama Putri
Putri : Jadi setelah kita menikah mas mau ke Singapura
Hari : Iya sayang, mas ada kerjaan penting yang harus mas sendiri yang berangkat kesana
Ilham : Kalau begitu biar Papi saja yang gantiin kamu nak
Sarah : Mami setuju, biar Papi kamu saja ya yang berangkat sayang
Hari : Kalau memang bisa di gantiin pasti Hari akan minta tolong ke papi mi, tapi ini nggak bisa harus Hari sendiri yang kesana. Atau pernikahan kita, kita tunda sampai tahun depan
Sarah : Katanya mau ijab qobul nya lusa, kok sekarang ngomong begitu

Putri diam batin nya menangis, dia ingin rasanya melarang Hari untuk berangkat ke Singapura, tapi dia tidak mau egois

Aleena : Papa
Aleena mendekat ke Hari
Aleena : Papa nggak kasihan sama mama dan Aleena, mama pasti sedih nanti kalau papa tinggal ke Singapura
Hari : Maafin papa ya sayang, papa nggak bisa membatalkan kerjaan papa yang di Singapura
Putri : Kalau memang itu kerjaan penting, Putri juga tidak bisa melarang mas. Putri nantinya nggak mau jadi istri yang egois
Mata Putri berkaca-kaca
Hari menggenggam tangan Putri
Hari : Maafin mas ya sayang
Putri menganggukkan kepalanya pelan

Satu Rasa Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang