Part 84

101 6 10
                                    

Jam 06.15

Harput, Aleena dan Papi Mami sarapan.
Selesai sarapan Aleena pamit sekolah

Aleena : Papa Mama Opa Oma, Aleena sekolah dulu
Harput & pimi : Iya sayang
Aleena salim ke Papa Mama Opa dan Oma nya
Aleena : Assalamualaikum
Harput & pimi : Wa'alaikumsalam

Aleena berangkat sekolah

Sarah : Hari mami mau ngobrol sama kamu
Hari : Iya mi. Dimana? Disini apa di ruang keluarga?
Sarah : Di ruang keluarga saja sayang
Hari : Iya mi

Harput dan Pimi selesai sarapan, lalu ke ruang keluarga

~ Ruang Keluarga ~
Harput dan Pimi duduk

Papi membuka obrolan

Ilham : Mami mau ngobrolin apa sama Hari?
Sarah : Soal toko perhiasan
Papi menganggukkan kepalanya
Sarah : Sayang
Hari : Iya mi
Sarah : Istri kamu kan sekarang sudah nggak ngajar di sekolah
Hari : Iya mi. Kemarin Putri ngomong ke Hari katanya mami mau dia bantuin mami di boutique. Oh ya sayang kemarin kan mas sudah pamit kan kamu ke kepsek tapi kita nggak jadi tinggal di Bandung terus bagaimana sayang.
Putri tersenyum
Putri : Ya nggak bagaimana-bagaimana mas. Kan sudah mas pamit kan ke pak kepsek kan, ya berarti mulai sekarang Putri akan di rumah fokus untuk mengurus mas, Aleena dan calon adeknya Aleena mas.
Hari : Tapi nanti pasti kalau kamu di rumah terus yang ada kamu bosan sayang soalnya kan kamu sebelumnya dari Senin - Sabtu kan ke sekolah. Terus sekarang keadaannya beda
Putri : Putri malah senang kalau Putri di rumah bisa fokus untuk mengurus suami dan anak kita mas.
Hari : Maafin mas ya, seandainya kemarin mas nggak......
Putri menutup mulut suaminya menggunakan telunjuknya
Putri : Mas ini bukan salahnya mas. Kan kemarin katanya mas, kita disuruh untuk menempati rumah kakek nenek yang di Bandung kan, terus setelah itu keadaannya beda lagi. Putri nggak marah sama mas, Putri malah senang kalau Putri setiap hari di rumah.
Sarah : Begini saja sayang mami mau ngobrolin soal toko perhiasan punya mami, mau mami serahkan ke istri kamu
Putri : Putri mi
(Putri kaget dan belum paham apa maksudnya mami)
Sarah : Iya sayang kamu. Hari bagaimana sayang?
Hari : Kalau Hari bagaimana istri Hari mi. Bukannya kemarin mami nyuruh Putri bantuin mami di boutique kok sekarang mami mau menyerahkan toko perhiasan mami ke Putri.
Sarah : Mami mau anak cantik mami ini mengurus toko perhiasan milik mami sayang
Hari : Ya kalau kamu mau mengelola usaha toko perhiasan milik mami ya gapapa
Putri : Tapi mami nanti bagaimana
Sarah : Nggak bagaimana-bagaimana sayang. Mami mau fokus ngurusin boutique sama yayasan. Kalau Putri mau, mami akan serahkan toko perhiasan milik mami ke Putri
Putri : Mas bagaimana?
Putri meminta izin dan persetujuan dari sang suami
Hari : Mas ngikut saja sayang.
Putri : Putri mau mi
Pimi : Alhamdulillah
Hari : Kenapa nggak boutique saja yang mami suruh mengelola Putri mi
Sarah : Kalau mengurus boutique nanti kasihan istri kamu sayang. Mulai sekarang toko perhiasan mami serahkan ke kamu ya sayang. Kamu nanti cuma cek pemasukan hasil dari penjualan perhiasan emas dan berlian, dan juga cek pengeluaran setiap minggunya sayang.
Putri : Iya mi. Tapi Putri perlu diajari dan perlu bimbingan dari Mami
Sarah : Iya sayang, mami akan selalu mengajari dan membimbing kamu mengelola usaha toko perhiasan
Putri : Mas berarti nanti hasilnya bagi dua begitu
Sarah : Nggak sayang, hasil dari toko perhiasan sepenuhnya nanti akan masuk ke rekening nya Putri
Ilham : Iya nak betul apa kata mami kamu. Hasil dari penjualan perhiasan emas dan berlian semua akan masuk ke rekening kamu
Putri : Tapi mi.....
Sarah : Tidak ada tapi-tapian sayang. Toko perhiasan itu sudah menjadi hak dan milik nya kamu sayang.
Hari  : Terima sayang. Ini semua adalah rezeki di adek.
Hari mengusap perut istrinya
Putri : Iya mas. Mami terimakasih banyak.
Sarah : Sama-sama sayang
Ilham : Hari katanya kamu mau ke acara pernikahan teman kamu nak
Hari : Nggak jadi Pi
Sarah : Loh kenapa nggak jadi sayang?
Hari : Hari mau ke kantor nanti jam 9 soalnya ada meeting sama klien Hari yang sari Malaysia
Putri : Mas mau meeting?
Hari : Iya sayang. Kita nggak jadi datang ke acara resepsi pernikahan temannya mas.
Putri : Selesai meeting langsung pulang ya
Hari : Lihat nanti sayang, kalau banyak berkas yang harus di tandatangani ya kemungkinan sore baru pulang.
Putri : Nanti kalau sampai si itu ke kantor mas lagi bagaimana

Hari paham siapa yang dimaksud istrinya

Hari : Dia nggak bakalan berani datang ke kantor mas sayang
Sarah : Dia siapa yang dimaksud istri mu sayang?
Mami curiga
Ilham : Anaknya pak Aji?
Hari : Iya pi
Sarah : Oh anaknya pak Aji. Hari apa dia masih mengejar-ngejar kamu sayang?
Putri : Dia masih mengejar-ngejar mas Hari mi. Waktu itu saja dia datang ke kantor mas, pakai ngaku pacarnya mas lagi.
Putri cemburu

Hari menangkap api-api cemburu dari istrinya

Ilham : Biar papi yang kasih tau pak Aji kalau anaknya nggak berhenti gangguin kamu, papi akan mencabut saham yang papi tanamkan di perusahaannya
Hari : Papi ada tanam saham di perusahaannya pak Aji?
Ilham : 30% saham yang papi taman di perusahaan pak Aji nak
Sarah : Mami curiga deh kalau di tergila-gila sama kamu sayang
Hari : Itu urusannya mi. Sudah jangan bahas dia nanti yang ada istri Hari malah kebakar, kebakar api cemburu.
Hari menggoda istrinya
Putri : Jangan pernah sebut nama perempuan itu ya mas. Awas kalau mas sebut nama dia
Hari : Iya sayang ku. Kan mas nggak sebut nama dia. Pi Mi, Hari sama Putri ke kamar dulu ya
Pimi : Iya nak

Hari berdiri dahulu, lalu membantu Putri berdiri

Harput ke kamarnya

Satu Rasa Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang