Part 10

121 8 1
                                    

RUMAH PUTRI
Sampai rumah Putri dan Aleena langsung ke kamar

~Kamar Putri ~
Putri dan Aleena masuk, setalah itu bersih-bersih gantian, selesai bersih-bersih Aleena belajar

Putri : Anak mama dapat tugas apa sayang
Aleena : Dapat tugas mewarnai ma
Putri duduk
Putri : Cita-cita Aleena nanti kalau sudah besar mau jadi apa nak
Aleena : Aleena mau jadi dokter ma, supaya Aleena bisa mengobati orang-orang yang sakit
Putri : dokter nak. Semoga cita-cita Aleena tercapai, semangat sekolahnya dan belajar yang rajin ya sayang
Aleena : Iya ma 😊
Putri : Kok kangen mas Hari ya (dalam hati)

Putri berdiri, lalu mengambil HP nya
Putri mencari no Hari

Putri : Telfon nggak ya, kalau di telfon takutnya nanti mas lagi repot

Di luar ada yang memencet bel rumah
Ting tong ting tong

Aleena : Mama ada tamu
Putri : Iya sayang, sebentar ya mama lihat ke depan dulu
Aleena : Iya ma

Putri keluar kamar, lalu ke ruang tamu

~ Ruang Tamu ~
Putri mengintip di balik jendela

Di depan pintu ada Bagas, teman Putri

Putri : Itu kan pak Bagas ngapain kesini. bukain apa enggak ya, padahal di luar kan ada bodyguard nya mas Hari

Putri membukakan pintu

Bagas : Assalamualaikum bu Putri
Putri : Wa'alaikumsalam pak Bagas
Putri senyum terpaksa
Bagas : Saya nggak ganggu kan Bu
...... : Sangat mengganggu, karena calon istri saya tidak boleh menerima tamu laki-laki

Nah loh hayo 🤭

Putri dan Bagas menoleh
Bagas takut

Putri : Mas Hari
Putri kaget sekaligus bahagia

Laki-laki tersebut adalah Hari

* Hari pulang dengan cepat dari Samarinda karena dia dapat kabar dari Papi Mami kalau kakek nya sakit. Setelah pesawat landing di Bandara, Hari langsung ke rumah Putri. Hari sengaja memarkirkan mobilnya jauh dari rumah Putri karena dia melihat ada mobil yang parkir di depan rumah Putri. Pikiran Hari mobil tersebut adalah mobil tamu laki-laki dan bener saja, tamu itu adalah seorang laki-laki.
Hari cemburu *

Hari : Siapa dia?
Putri takut, takut Hari marah
Putri : Dia teman Putri mas
Hari : Teman apa teman

Hari menatap tajam ke Bagas, Bagas yang mendapat tatapan tajam dari Hari langsung pergi dari rumah Putri

Putri bener-bener takut, pasti Hari marah

Hari : Kenapa kalian berdua mengizinkan orang itu untuk bertemu Putri, kan sudah saya bilang ke kalian jangan izinkan siapapun untuk bertemu dengan Putri
Bodyguard : Maafkan kami tuan muda, orang tadi katanya ada janji sama nyonya muda
Hari : Bener kamu sudah janjian sama itu orang
Putri : Nggak, nggak ada
Hari : Kamu nggak bohong kan
Putri : Putri nggak bohong mas, beneran
Hari : Panggilkan Aleena
Putri : Iya, tapi mas masuk dulu
Hari : Nggak usah
Putri : Kalau mas nggak mau masuk, Putri nggak mau panggilin Aleena
Hari : Aleena sayang

Merasa namanya dipanggil, Aleena keluar kamar. Kamar Putri pintunya nggak ditutup

Aleena : Papa
Aleena lari langsung memeluk Papa nya
Aleena : Kangen papa
Hari : Papa juga kangen Aleena sayang. Aleena bereskan baju dan buku-buku Aleena ya, sekarang kita pulang
Aleena melepaskan pelukannya
Aleena : Aleena masih mau nginap di rumah mama Putri pa
Putri : Anaknya nggak mau pulang, kenapa di ajak pulang
Hari : Sayang besok pagi kita berangkat ke Bandung sayang, kakek buyut lagi sakit nak
Aleena : Kakek buyut sakit pa
Hari : Iya sayang, sekarang Aleena bereskan baju dan buku-buku Aleena ya
Aleena : Iya pa
Aleena masuk ke kamar Putri
Hari : Kalian berdua bawa koper dan tas Aleena
Bodyguard : Baik tuan muda
Bodyguard masuk
Putri : Mas
Hari : Apa
Putri : Putri bisa jelaskan
Hari : Jelaskan apa lagi

Aleena keluar, bodyguard dibelakangnya

Hari : Sayang Aleena pulang sama supir duluan ya nak
Aleena : Iya pa, mama Aleena pulang ya
Putri : Iya sayang. Sebenarnya mama masih pengen kamu tinggal di rumah mama sayang, tapi mama nggak mau papa kamu marah (dalam hati)
Aleena salim ke Putri
Aleena : Assalamualaikum mama
Putri : Wa'alaikumsalam sayang

Aleena pulang sama supir dan ke 2 bodyguard Hari

Putri : Mas dengerin penjelasan aku dulu
Hari : Mau menjelaskan apa lagi, nggak ada yang perlu di jelaskan

Mata Putri berkaca-kaca
Putri memeluk Hari

Putri : Maafin Putri mas, Putri beneran nggak tau kalau pak Bagas kesini, Putri nggak menyuruh nya, dia memang suka sama Putri, tapi Putri nggak ada perasaan apa-apa sama pak Bagas, Putri hanya cinta dan sayang sama mas Hari, nggak ada laki-laki lain di hati Putri, cuma mas Hari yang ada di hati Putri

Putri nangis dipelukan Hari
Hari diam, dia nggak tega melihat Putri menangis

Hari : Aku marah, aku cemburu saat kamu ngobrol dengan laki-laki lain, apalagi di rumah kamu.
Putri : Maafin aku mas, maafin aku

Hari melepaskan pelukan Putri

Putri : Maaf
Hari : Jangan nangis, aku nggak suka lihat kamu nangis

Putri menghapus air matanya

Hari : Aku mau pulang
Putri : Mas masih marah sama Putri, lebih baik Putri dimarahin mas, daripada mas diemin Putri
Hari : Masuk gih, aku mau pulang
Putri : Nggak mau, Putri mau ikut mas
Hari : Lah, ngapain kamu ikut aku pulang, kan kamu punya rumah sendiri
Putri : Pokoknya Putri mau ikut mas, titik
Hari : Dih maksa, iya kalau kamu istri aku, kamu ikut aku pulang, kamu loh bukan istri aku
Putri : Kalau kita menikah kan kita suami istri
Hari : Emang siapa yang mau menikah sama kamu
Putri : Maksud mas apa? Mas tadi ngomong ke pak Bagas, Putri calon istri mas, sekarang kok mas ngomong seperti itu

Hari cemburu mendengar Putri menyebut nama Bagas.
Sebenarnya Hari mau ngerjain Putri, karena dia cemburu, Putri ngobrol sama Bagas tadi. Berani-beraninya tuh laki-laki datang ke rumah calon istrinya 🤭

Satu Rasa Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang