Part 5

155 9 11
                                    

Bibik datang dari belakang
Bibik : Tuan Nyonya Aden Non makan siang sudah siap
Pimi : Iya bik
Bibik ke dapur
Ilham : Ayo nak makan siang dulu
Sarah : Jangan sungkan-sungkan nak Putri, anggap rumah sendiri
Putri : Iya mi 😊

Semua ke meja makan, makan siang

~ Meja Makan ~
Ilham : Silahkan nak
Putri : Iya pi, mas mau diambilkan makannya
Hari : Iya boleh 😊
Putri menyiapkan makanan untuk Hari, layaknya seorang suami yang melayani suaminya
Sarah : Sudah cocok loh nak
Pipi Putri memerah, dia salting
Ilham : Mi jangan di godain nak Putri
Hari : Mami ini ya, tuh Putri nya salting kan
Putri : Ini mas
Hari : Terimakasih 😊
Putri : Sama-sama, Aleena sayang mau juga diambilkan makannya nak
Aleena : Papa boleh kan
Hari : Boleh sayang
Putri menyiapkan makanan untuk Aleena
Aleena : Terimakasih mama
Putri : Sama-sama sayang
Hari : Tumben duduk dekat oma, biasanya kan duduk di dekat Papa
Aleena : Kan ada mama Putri pa, biar mama duduk di dekat papa, iya kan oma
Sarah : Iya sayang
Putri mengambil makanan, lalu duduk
Ilham : Nambah nak, jangan sungkan-sungkan
Putri : Iya pi 😊

Semua makan, hanya ada keheningan di meja makan. Selesai makan Putri pamit pulang

Putri : Pi Mi, Putri pamit pulang
Aleena : Kenapa mama pulang, disini saja ya
Putri : Sayang, mama sama papa nya Aleena kan belum menikah, jadinya nggak boleh tinggal serumah nak
Sarah : Nanti kalau papa sama mama sudah menikah kan mama akan tinggal disini sayang
Aleena : Kenapa papa sama mama nggak langsung menikah saja sih
Hari : Sayang papa sama mama baru kenal dan kami baru ketemu, mama belum mengenal papa, begitupun papa nak, mama kan punya rumah
Aleena : Ish....
Aleena berdiri lalu pergi ke kamar nya
Ilham : Ngambek anaknya
Hari : Biarkan pi, biar sendiri dulu
Putri : Aleena marah ya mas sama Putri
Hari : Dia nggak marah kok, hanya ngambek karena permintaannya nggak di turutin, mas anterin pulang ya
Putri : Enggak usah, biar Putri naik taksi saja
Sarah : Naik taksi nak, jangan ya biar diantar Hari
Putri : Nanti malah merepotkan mas Hari mi
Hari : Mas yang bawa kamu ke sini jadi mas yang harus mengantar kamu pulang
Putri : Ganteng, baik dan tanggung jawab (dalam hati) nggak merepotkan kan mas
Hari : Enggak Put
Putri berdiri dari tempat duduknya lalu salim ke Papi Mami Hari
Putri : Putri pulang dulu Pi Mi
Pimi : Iya nak, nanti sering kesini ya
Putri : Insyaallah Pi Mi 😊
Hari berdiri
Hari : Pi Mi Hari nganterin Putri dulu ya
Pimi : Iya nak
Ilham : Jangan ngebut bawa mobilnya
Hari : Iya Papi
Harput : Assalamualaikum
Pimi : Wa'alaikumsalam
Hari mengantar Putri pulang

45 menit perjalanan akhirnya sampai di rumah Putri

Perumahan Bumi Permata, blok A no. 6 itu rumah Putri

RUMAH PUTRI
Hari memarkirkan mobilnya lalu ia turun duluan setelah itu membuka pintu mobil untuk Putri
Putri turun

Putri : Terimakasih mas 😊
Hari : Sama-sama 😊
Putri : Mampir dulu mas
Hari : Iya
Putri : Maaf ya rumahnya seperti ini
Hari : Mau rumah besar, mau rumah kecil, mau rumah mewah, mau rumah sederhana, yang paling penting itu nyaman dan berkah buat pemilik rumahnya Put 😊
Putri : Memang lelaki idaman (dalam hati)
Putri membuka pintu rumahnya
Putri : Ayo masuk mas
Hari : Iya, assalamualaikum
Putri : Wa'alaikumsalam, silahkan duduk mas
Hari tersenyum
Harput masuk lalu duduk di sofa
Hari : Oh ya kenapa kamu nggak pakai ART Put
Putri : Putri trauma mas, karena dulu waktu masih ada mama, ART nya mencuri perhiasan dan uang Putri yang mau Putri setor ke bank, itulah kenapa Putri nggak pakai ART lagi
Hari : Iya sih kalau trauma sulit untuk dihilangkan. Oh ya mas besok pagi mau ke luar kota ada kerjaan penting, kalau misal Aleena mau main kesini boleh kan
Putri : Boleh benget mas, Putri malah senang ada temannya, kalau perlu selama mas di luar kota biar Aleena nginap disini
Hari : Kalau Aleena nginap disini yang ada nanti malah ngerepotin kamu Put
Putri : Nggak ngerepotin kok mas, malah Putri seneng
Hari : Besok mas ngomong ke dia, pasti seneng Aleena. Kasihan Aleena dia selama ini ingin sekali mendapatkan kasih sayang dari seorang Ibu, tapi karena kesibukan mas dan keegoisan mas, Aleena tidak mendapatkan itu
Putri : Mas kan kerja, mas punya tanggung jawab kan. Kalau boleh tau orang tuanya Aleena kemana mas
Hari : Kata Ibu pengurus panti, Aleena waktu itu ditinggal di depan gerbang panti sekitar jam 11 malam, saat itu usia Aleena baru 5 bulan Put, waktu pertama kali bertemu dengan Aleena mas langsung sayang sama dia, waktu itu mas masih kuliah, mas minta izin ke Papi Mami kalau mas mau adopsi anak, Alhamdulillah Papi Mami selalu mendukung apapun keputusan mas, sejak mas mengadopsi Aleena banyak beritahu diluar sana kalau itu anak mas sama pacar mas lah, itu anak hasil hubungan gelap lah, dan masih banyak lagi
Putri setia mendengar cerita Hari
Putri : Sungguh mulia hati kamu mas, kamu menerima segala resiko dengan berita yang tidak mengenakkan (dalam hati). Bagaimana tanggapan mas soal berita tersebut
Hari : Mas masa bodoh, karena apa yang mereka omongkan nggak benar, waktu itu mas papi mami masih tinggal di Tangerang, tapi setelah ada berita begitu takutnya nanti mempengaruhi tumbuh kembang nya Aleena jadinya kami semua memutuskan untuk pindah ke Jakarta
Putri : Sungguh mulia hati kamu mas 😊. Oh ya mas besok nganterin Aleena kesini jam berapa, soalnya Putri kalau hari senin ngajarnya pulang sore mas
Hari : Kalau kamu besok sudah pulang ngajar saja kamu telfon mas, biar mas telfon mami, minta supir untuk anterin Aleena kesini, soalnya mas besok berangkat ke Samarinda nya pagi-pagi sekali Put, berapa no telfon kamu
Putri mengambil HP nya lalu memberikan ke Hari
Putri : Mas tulis no telfon mas saja
Hari menulis no telfon nya di HP Putri, lalu di save, dikasih nama "Hari", Hari mengembalikan HP Putri

Satu Rasa Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang