" Anda akan sekamar dengan Presiden sekolah sekaligus ketua asrama, Haksaeng. Selama ini dia sekamar sendiri karna menolak di satukan dengan siswa lainnya. Tapi entah kenapa kali ini ia setuju ada yang masuk wilayah teritorialnya. Anda tau, dia di juluki Ice Prince oleh siswa dan guru yang ada disini."
Penjaga asrama itu berceloteh tanpa peduli raut dingin Hanbin yang terlihat tidak berminat dengan segala ocehannya.
Hanbin tidak suka ada orang yang terlalu banyak bicara dengannya. Pemuda itu benar-benar lelah hingga ia ingin segera sampai di kamarnya dan langsung beristirahat.
Sebenarnya tinggal di asrama dan berbagi ruangan dengan oranglain juga merupakan hal yang sangat tidak di sukai Hanbin, tapi jika di bandingkan dengan harus melihat wajah ayahnya setiap hari di rumah, hal ini masih bisa di tolerir menurutnya.
Tepat di depan pintu kamar 101 penjaga asrama itu berhenti dan memberi tahu Hanbin password pintu kamar yang akan ia tempati.
Penjaga asrama itu pamit pergi karna tidak ada lagi yang harus ia lakukan dengan manusia manekin itu. Dia juga tidak mempermasalahkan jika semua ucapannya tidak di gubris oleh si pemuda Sung. Penjaga itu terbiasa menghadapi anak konglomerat yang angkuh. Bukankah rata-rata yang bersekolah di sekolah ini adalah anak orang kaya? Anak selebritis? Anak pejabat? Bahkan anak presiden Korea Selatan juga bersekolah di sekolah internasional ini. Dan kebanyakan dari mereka bersikap angkuh dan individual, orang seperti Hanbin ini sudah banyak di temuinya selama ini.
Hanbin yang lelah karna seharian harus menahan diri untuk duduk di sebelah orang yang membawa aura yang mencekam itu pun segera memasukkan kode pass dan menarik handle pintu.
Saat Hanbin melangkahkan kaki ke dalam kamar barunya, aroma citrus menguar dari seantaro kamar. Kamar ini lebih mirip kamar hotel di banding kamar asrama. Disana ada ruang santai dengan televisi lengkap dengan sofa panjang. Kamar ini tepat berada di lantai 10 dan kamar ini adalah kamar yang paling strategis karna terletak di lantai paling atas dan menawarkan pemandangan yang lebih bagus karna terletak paling ujung dengan separuh dinding full kaca tebal.
Hanbin membuka sepatunya dan mulai masuk ke ruangan santai sebelum menyebrang ruangan menuju ke arah 2 bed yang terletak berseberangan di ujung ruangan. Tampak 3 kopernya bersandar di sebuah lemari yang berada di sebuah sisi yang tampak berbeda dengan sisi yang satunya. Sekarang ia yakin sisi tempat kopernya berada itu adalah bagian yang akan ia tempati.
Saat Hanbin baru saja sampai di sebuah rak buku, sebuah pintu lain di kamar itu terbuka. Menampilkan seorang pemuda yang keluar dengan bertelanjang dada dan handuk yang melilit pinggangnya.
What the fuck?!
Zhang Hao, pemuda yang baru saja keluar dari kamar mandi itu sesaat menatap Hanbin, lalu tanpa berkata-kata kini ia melangkah menuju lemari pakaiannya.
Mood Hanbin seketika hancur. Jauh lebih hancur daripada saat mengetahui jika ia akan menjadi chairmate si pemuda bajingan bermarga Zhang itu.
Dengan langkah kesal Hanbin menuju ke arah bagiannya lalu membuang asal tasnya dan menghempaskan badannya ke bed empuk itu. Si pemuda Sung memejamkan matanya mengusir bayangan-bayangan buruk yang akan menimpanya ketika selalu berada di dekat manusia yang mempunyai aura berat di sekelilingnya itu. Bahkan setelah dua hari menjadi teman sebangku, tak sekalipun Hanbin mendengar suara orang yang kata si penjaga asrama berjuluk Ice Prince itu.
Larut dengan fikirannya di tambah dengan rasa lelah di tubuhnya membuat Hanbin memilih untuk tidur dan mengabaikan pemuda yang entah sedang melakukan apa di wilayah miliknya.
*
*
*Saat Hanbin bangun, hal pertama yang ia lihat adalah seorang pemuda yang tak di kenalnya menatapnya tanpa berkedip.
" Siapa kau?" Nada suara dingin dan tak bersahabat dari namja itu menyadarkan Hanbin sepenuhnya. Hanbin bangkit dan ikut memasang wajah dinginnya.
" Kau yang siapa?"
Sebelum pemuda tinggi itu sempat menjawab, sebuah suara menginterupsi acara saling tatap-tatapan dingin keduanya.
" Ricky. Apa yang kau lakukan disini?"
Hanbin dan orang yang di panggil Ricky itu pun menoleh ke arah seseorang yang baru saja muncul dari arah pintu itu.
" Hyung." Wajah angkuh Ricky seketika menguap di gantikan wajah ceria khas anak-anak.
" Kenapa kau kesini?" Ulang Zhang Hao dengan suara yang lebih dingin dari yang sebelumnya.
' Suaranya bahkan lebih tidak mengenakkan untuk di dengar.' Batin Hanbin.
" Appa memintamu untuk ikut ke acara makan malam keluarga kita."
Zhang Hao menatap Ricky dengan tatapan tajam.
" Keluarga siapa yang kau maksud? Aku tidak mempunyai keluarga." Desisnya.
" Hyungnim, Jebal."
" Keluarlah Shen."
Ricky menggigit bibirnya pelan dan sesaat kemudian melangkahkan kakinya dengan pasrah menuju ke arah pintu. Tapi sebelum mencapai pintu, Ricky menoleh ke Zhang Hao yang sama sekali tidak mau menatapnya.
" Ayahku adalah kakak ibumu, Hyung. Kau punya kami, jadi berhentilah bersikap seakan tak punya siapa-siapa. Jangan menutup diri lagi. Kau bisa datang nanti ke Hotel jam 8 dan ikut makan bersama. Mom and Dad merindukanmu."
Setelah mengucapkan itu Ricky benar-benar pergi.
Hanbin yang sedari tadi mendengarkan semua pembicaraan itu kini melirik Zhang Hao yang tampak mengatupkan rahangnya. Wajahnya jadi lebih suram dari yang sebelumnya. Membuat atmosfer di seluruh ruangan seketika menjadi berat.
" Berhentilah membuat aura mencekam yang menyebalkan. Kau bisa membunuh orang yang berada di dekatmu jika seperti itu." Sinis Hanbin yang sudah tidak tahan dengan suasana yang menurutnya mencekam itu.
Zhang Hao yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari rak buku itu pun langsung menatap Hanbin dengan tatapan setajam laser sebelum beranjak pergi menuju ke arah counter dapur.
' Aneh. Baru kali ini aku melihat seseorang dengan tatapan semenakutkan itu.' Batin Hanbin yang tiba-tiba saja merinding.
Akhirnya Hanbin bangkit berdiri dan membuka salah satu kopernya dan mengeluarkan peralatan mandinya. Sebelum bergerak hendak ke kamar mandi, Hanbin membuka apple watchnya, tertera disana jika sekarang sudah pukul 6 kst. Di buku panduan sekolah dan asramanya, tepat jam 7 malam para penghuni asrama harus berada di ruang makan untuk melangsungkan makan malam bersama tiap unit lantai asrama.
Unit lantai yang di tempati Hanbin adalah unit lantai asrama putra kelas Unggulan Science, social, art dan technology di semua tingkatan yang di ketuai oleh Zhang Hao.
Dengan membawa pakaian dan alat-alat mandinya, Hanbin melangkah dengan malas-malasan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Meninggalkan Zhang Hao, roommatenya yang kini telah kembali dengan segelas susu coklat di tangannya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monochrome | Haobin vers. ✔
FanfictionComplete✔ 2nd Haobin Fanfict. Zhang Hao x Sung Hanbin Remake of Stranger Jaemren Start : April 23,2023 Finish : April 29, 2023