13

2.2K 264 39
                                    



" Hey ya! Zhang Jerk Hao! Kau itu benar-benar!" Hanbin masih saja berteriak di belakang Zhang Hao yang melangkah ke arah kamar mereka dengan wajah acuh tak acuh.



" Kenapa kau berbicara hal bodoh seperti tadi hah?!"


Zhang Hao meringis, telinganya pengang karna Hanbin terus-terusan berteriak di dekatnya.



Zhang Hao buru-buru menekan password kamar mereka dan langsung masuk ke dalam setengah berlari membuat Hanbin reflek bergegas mengikuti Zhang Hao tanpa melepas sepatunya. Hal yang sama terjadi pada Zhang Hao yang juga lupa melepas sepatunya karna harus menghindari seruan-seruan Hanbin.


Sesampainya di dekat ranjangnya, Zhang Hao melirik sepatunya dan berbalik ke arah pintu. Tentu saja hal itu juga di ikuti Hanbin.



" Ya! Zhang Hao! Kau bisu eoh?!" Seru Hanbin yang mengikuti Zhang Hao yang tengah membuka sepatunya dengan terburu-buru. Hanbin pun yang menyadari kalau ia juga belum melepas sepatunya segera membuka sepatunya hanya dengan menginjak bagian belakang sepatunya itu.


Setelah melepas sepatunya, Zhang Hao kembali masuk dan melangkah cepat ke arah ranjangnya. Hanbin masih mengekor sembari mengumpati Zhang Hao yang mengacuhkannya. Saat telah sampai di sisi ranjangnya, Zhang Hao berhenti hingga Hanbin yang mengomel itu menubruk punggungnya.



" Yak! Kau ini!" Hanbin kembali mengomel. Sedangkan Zhang Hao memutar badannya dan menatap Hanbin dengan wajah datar.


" Wae? Wae gurae? Kenapa kau mengikutiku terus?"


Hanbin melotot.


" Kau itu tak sadar diri atau apa hah?! Kau baru saja membuat keributan tau tidak!"


" Apa?" Zhang Hao yang innocent membuat Hanbin mendesah frustasi lalu mengomel, mengabseni segala macam kata makian menggunakan bahasa inggris.


" Kau ini bicara apa?" Ujar Zhang Hao yang mulai lelah dengan semua tingkah polah Hanbin yang menurutnya random itu.


" Ya! kau harus konfirmasi kepada orang-orang bahwa yang tadi itu adalah kebohongan!"

" Kebohongan apa?"


Hanbin sontak memejamkan matanya, pemuda itu mulai pusing dan muak dengan tingkah sok polos pemuda yang ada di depannya itu.


Hanbin kembali membuka matanya dan menatap penuh amarah pemuda yang berwajah datar itu.


" First! Aku bukan gay, meskipun ya aku tidak masalah dengan itu, tapi bukan berarti aku mau denganmu!" Wajah Hanbin merah padam.


Zhang Hao masih menatapnya, menunggu ucapan selanjutnya.


" Second! Aku bukan milikmu apalagi kekasihmu, Zhang Hao-ssi."



Zhang Hao menghela nafas pelan lalu kembali berbalik dan langsung membuka sabuk hitam yang melilit pinggangnya. Hanbin menatap si pemuda Zhang yang cuek bebek itu dengan tatapan nyalang.


" Hey! Kau mendengarku tidak?" Hanbin berusaha mengontrol emosinya yang meledak-ledak.


Zhang Hao membuka dobok wushunya dan menampilkan tubuh toplessnya, membuat Hanbin buru-buru membuang muka.


" Aku juga bukan gay." Ujar Zhang Hao.


" Kundae, wae?"



" Berarti kita sama."

Monochrome | Haobin vers. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang