1 | Kesalahpahaman

13.6K 553 17
                                    

PART 1 : Kesalahpahaman

***

Prabu tidak ingat kapan kali terakhir menyapa teman sekelasnya yang bernama Kinan. Tapi seingatnya, Kinan dan kedua orang teman gadis itu selalu membuat kegaduhan di kelas mereka. Ketiga gadis yang tampaknya memiliki pacar orang Korea Selatan itu selalu meributkan hal yang sama setiap harinya seolah tak mengenal kata bosan. Karena itulah ia enggan sekali berurusan dengan circle pertemanan Kinan yang super heboh dan berisik.

Jika tidak sengaja bertemu di lorong kampus atau kantin, mereka akan bertingkah seperti orang asing yang saling melirik pun tidak. Sama sekali tidak mencerminkan sebagai teman sekelas.

Tapi, akhir-akhir ini takdir sedang begitu menjengkelkan.

Bagaimana tidak, dia dan Kinan ditunjuk untuk menjadi satu kelompok dalam tugas terbaru dari dosen paling perfeksionis seantero kampus.

Andai bukan Pak Kaisar yang memutuskan anggota kelompok, sudah pasti Prabu akan melayangkan protes. Sialnya, Prabu masih cinta nilai. Memprotes keputusan Pak Kaisar si dosen killer sama saja menginginkan nilai D di akhir semester.

Kejengkelan selanjutnya adalah hari dimana seharusnya mereka mengerjakan laporan untuk presentasi, Kinan justru beralasan sedang sakit.

Tak ingin menunda tugas yang harus dipresentasikan tiga hari lagi, Prabu yang telah memiliki nomor Kinan sehari setelah pembagian anggota kelompok, memutuskan untuk mendatangi kos-kosan gadis itu menggunakan motor sport pemberian sang ayah.

Berdiri di depan pintu dengan sirat jengkel, Prabu berulangkali mengetuk pintu kayu dihadapannya namun tak kunjung mendapatkan sambutan hangat.

Setelah melihat sekeliling, sepertinya pemilik kos-kosan membebaskan para penyewanya untuk membawa siapapun termasuk pacar. Terlihat tadi ada seorang lelaki dan perempuan keluar bersamaan dari kamar kosan. Tak hanya satu, ia melihat beberapa orang juga melakukan hal serupa namun dari kamar yang berbeda.

Kenapa menyewa di kos-kosan jelek begini?

Demi apapun, kos-kosan milik Kinan sangat kecil dan kurang terawat. Mungkin gadis itu mencari yang termurah demi menghemat biaya merantau di kota orang.

Klek.

Tersadar dari lamunan saat sedang menilai setiap sudut kos-kosan dua lantai itu, Prabu menaikkan kedua alis saat mendapati keterkejutan di wajah Kinan.

"Kenapa? Habis ketemu setan?"

Lalu tanpa dipersilahkan masuk, Prabu sudah menyelonong lebih dulu yang membuat gadis diambang pintu itu mendesah jengkel.

"Lah, 'kan dia setannya." Dumel Kinan yang kemudian menyusul teman sekelasnya yang sudah duduk santai di atas kasur berukuran 120x200 miliknya.

"Kenapa kesini?!"

Demi apapun, kepalanya sedang sangat pusing. Yang Kinan butuhkan saat ini hanya tidur seharian. Namun kedatangan Prabu mengacaukan segala rencana indahnya. Gadis itu jadi menyesal karena dua hari lalu membiarkan Prabu menjemputnya di kos-kosan demi urusan tugas yang membuat mereka harus mendatangi salah satu kantor percetakan untuk mendapatkan informasi mengenai manajemen keuangan disana.

"Ngerjain tugas lah! Lo nggak berpikir kalau gue yang bakal ngerjain semuanya 'kan?"

Kinan memutar bola mata mendengar tuduhan Prabu padanya.

"Gue sanggup kok ngerjain semua sendiri asal sekarang lo balik."

Mereka tinggal membuat laporan untuk bahan presentasi dan dia tidak keberatan untuk mengerjakannya sendiri. Tapi nanti setelah rasa sakitnya menurun karena ia butuh konsentrasi.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang