5 | Makan Malam

4.7K 388 16
                                    

Yuk, yuk, yuk, ramaikan ..

***

PART 5 : Makan malam

***

Meski mereka teman satu kelas, tapi percayalah Kinan tidak pernah mengobrol bersama Prabu dan ketiga teman lelaki itu kecuali memang ada perlu. Tapi seingatnya mereka tidak pernah terlibat dalam percakapan panjang. Lalu tanpa disangka-sangka hari ini mereka justru makan siang di meja yang sama.

Tidak seperti jam istirahat biasanya dimana Kinan, Zia, dan Nadin heboh membahas artis A sampai Z. Siang ini ketiganya justru cosplay menjadi patung. Bahkan untuk makan saja harus pelan-pelan seolah tidak membiarkan adanya suara sedikitpun.

Uh, Kinan benci suasana canggung seperti ini.

"Kalian," Prabu menunjuk Kinan dan kedua gadis dihadapannya secara bergantian. "Tumben nggak buat keributan?" Terkesan menyindir sekali lelaki itu.

"Oh iya, lo katanya pacar Oh Sehun ya Zi?"

Tidak cukup disindir oleh Prabu, kini Zia justru dibuat malu dengan pertanyaan Faiz.

"Kata orang sih gue mirip Sehun, berarti gue pacar lo dong Zi?" Lelaki itu tergelak yang kian membuat kedua pipi Zia memerah menahan malu. Sementara Kinan dan Nadin hanya bisa menahan tawa.

"NGACA NYET!!"

Sambil tertawa, Raka menoyor kepala sahabat karibnya itu.

"Pentingnya sadar diri sedari dini ya biar nggak over pede kayak lo gini."

"Ck! Nggak usah ikut campur deh. Dasar rak sepatu!"

"Eh, dasar kunyuk!"

Faiz kembali tersenyum ketika memandang Zia yang kebetulan duduk tepat di sampingnya.

"Kalau pacar yang beneran udah ada belum Zi?"

"Apa hubungannya sama lo?!" Giliran Prabu yang memprotes sementara Athar hanya menggeleng geli.

"Ya 'kan siapa tahu buka lowongan, gue mau daftar."

"Tuh Zi, mau nggak dikasih pacar nyata no halu-halu club?" Ledek Raka sekali lagi.

"Udah deh kalian diem, aku mau fokus makan." Cicit Zia yang mulai sewot apalagi saat mendapati Faiz masih menatapnya sambil menyengir lebar.

"NGGAK USAH LIAT-LIAT IZ! GUE SIRAM JUGA MATA LO PAKAI SAMBAL."

Gagal sudah menjadi cewek kalem demi memikat hati Athar. Kini Zia hanya bisa mengumpati Faiz yang justru berulah dengan mengusap kepalanya.

"YA! FAIZ!!!"

"Udah Iz anak orang nggak usah dibikin nangis."

Mendengar hal itu dari mulut Athar membuat Zia ingin menangis sungguhan. Andai tadi menuruti kemauan Kinan untuk pergi mencari makanan lain sudah pasti dia tidak akan menunjukkan sikap bar-barnya di depan khalayak ramai begini.

Faiz benar-benar keterlaluan!

"Ngomong-ngomong Kin, lo sama Prabu satu kelompok tugasnya Pak Kaisar 'kan?"

"Iya Ka. Kenapa?"

"Kata Prabu laporan yang buat presentasinya belum selesai. Nanti dateng aja ke kedai gimana? Kebetulan gue sama anak-anak yang lain mau rampungin tugas disana."

Kinan langsung mengibaskan tangan.

"Nggak usah Ka, kebetulan kemarin Prabu ngerjain sendiri. Jadi sisanya tinggal gue yang rampungin. Niatnya mau di kos-kosan aja."

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang