9 | Kissing

5.3K 415 38
                                    

PART 9 : Kissing

***

Netra itu tak sengaja menemukan sosok teman sekelas yang dua hari lalu telah berubah statusnya menjadi seorang istri atas ulahnya. Gadis itu tampak ramah menyapa kedatangan laki-laki yang kerap dirinya sebut sebagai musuh bebuyutan.

Tanpa sadar mengeluarkan decakan yang turut di dengar ketiga temannya yang lain, kontan saja Prabu menjadi sumber perhatian ketiganya.

"Lo kenapa?"

Mendapat tepukan di pundak, Prabu lantas menolehkan kepala ke belakang dan memberi gelengan pelan.

"Nggak apa-apa."

"Ya udah yok turun, capek gue manggung full sejam."

Kembali mengangguk, Prabu meninggalkan rasa penasarannya lalu berjalan di belakang Raka.

Ruang istirahat khusus karyawan Kedai CHA merupakan tujuan mereka berempat.

Masing-masing dari mereka mengambil satu botol air mineral sebelum menjatuhkan pantat ke atas bean bag.

"Lo sama Maura balikan?"

Dengan gerakan gesit Prabu menerima lemparan snack dari Raka yang kemudian mengambil tempat disisinya.

"Nggak lah, gue udah menasbihkan diri buat nggak balikan sama Maura setelah dia putusin gue minggu lalu. Ternyata capek juga putus nyambung." Prabu segera menandaskan isi botol di tangannya.

"Terus kenapa tadi Maura nyium lo?"

"Gue aja kaget."

"Jadi lo beneran nggak tahu kalau Maura mau ngelakuin itu di atas panggung?" Gantian Faiz yang melempar tanya.

"Kalau gue tahu mana mungkin gue biarin."

Mereka pernah terlibat ciuman tapi tidak sering. Mungkin hanya dua atau tiga kali dalam empat tahun berpacaran. Tapi Prabu tidak pernah melakukannya di depan umum. Meski yang Maura lakukan tadi hanya kecupan di pipi, tetap saja kejadian itu bisa menyebabkan penyebaran gosip diantara mereka dan Prabu tidak menyukainya.

"Maura terlalu agresif buat balikan lagi sama lo." Komentar Faiz yang kemudian menyalakan putung rokok. "Bukannya kemarin dia pamer foto bareng cowok lain ya?"

"Cuma modus buat bikin dia cemburu." Athar menunjuk Prabu.

"Serius Prab?"

"Hem, dia sih bilangnya gitu."

"Ck! Maura maunya apa sih? Dia yang putusin tapi dia juga yang gagal move on. Kalau cinta ya harusnya sabar bukan bar-bar."

"Maura tahu nggak sih cita-cita lo yang katanya pengin nikahin tuh cewek habis kelar kuliah?"

"Tahu lah," Prabu menjawab cepat pertanyaan Raka. "Tapi karena itu Maura malah jadi banyak nuntut. Katanya kalau gue nggak bisa bagi waktu di saat masih pacaran, gimana kalau udah nikah. Gila 'kan? Padahal gue mau kerja keras gini ya buat ngumpulin duit biar harapan nikah muda bisa terealisasikan dengan baik."

"Terus sekarang jadinya gimana? Lo beneran nggak tertarik buat balikan sama si mantan?"

"Ya nggak lah, Thar. Lama-lama tingkah Maura bikin gue ilfeel."

Prabu masih menyayangi Maura tapi tidak dengan keposesifan gadis itu. Mungkin tidak lama lagi rasa itu akan hilang jika Maura masih saja bertingkah seperti tadi.

"Udah bener nyari cewek baru lagi, Prab. Lagian banyak kok yang ngantre buat jadi pacar lo." Celetuk Faiz diiringi gelak tawa.

Memang benar. Tidak sedikit yang terang-terangan mengajak Prabu berkencan setelah mendengar kabar putusnya dengan Maura maupun saat keduanya masih berhubungan. Tapi sayangnya Prabu tidak menyukai gadis-gadis itu karena sudah jelas dia dipilih karena fisik.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang