4 | Hari pertama

5.2K 446 21
                                    

Jangan lupa vote & komen biar semangat up 💪✨

***

PART 4 : Hari pertama

***

Sudah menjadi suami istri bukan berarti hubungan Prabu dan Kinan menjadi sedekat nadi.

Tentu saja tidak.

Keduanya masih seperti sedia kala yang mana tidak saling sapa jika bukan untuk kepentingan mendesak.

Seperti saat ini contohnya. Prabu dan Kinan yang tak sengaja berpapasan di halaman kampus kompak mendengkus lalu kekompakan selanjutnya adalah memalingkan wajah. Sebagai pengantin baru, keduanya tidak ada manis-manisnya sama sekali.

Ngomong-ngomong, semalam Kinan memutuskan kembali ke kos-kosan bersama orang tuanya. Sebenarnya Mama Yasmin-- begitu Kinan sekarang memanggilnya, meminta ia untuk menginap. Tentu tidak sekamar dengan Prabu karena Kinan diminta untuk tidur di kamar Bella.

Tapi Kinan menolak karena beberapa alasan.

Yang pertama, dia baru mengenal keluarga Prabu. Yang kedua, masih menganggap pernikahan semalam seperti mimpi walaupun kenyataannya ia telah menjadi istri orang dan itu nyata. Lalu yang terakhir, Kinan sedang muak melihat wajah Prabu.

Tapi ternyata kesialan hidupnya masih berlanjut. Karena sekarang Kinan justru berjalan di belakang lelaki yang semalam menjabat tangan ayahnya tanpa keraguan sedikitpun.

Terus melangkah dengan kepala menunduk sedang hati terus memaki keberadaan Prabu di depannya, Kinan sampai tak sadar jika lelaki itu berhenti melangkah secara mendadak. Lalu tahu-tahu saja kepalanya membentur punggung Prabu yang langsung memekik kaget.

"Ck! Mirip banteng lo lama-lama. Main seruduk." Omel lelaki yang semalam resmi menjadi suaminya itu.

Suami?

Astaga.. Siapa saja tolong bantu Kinan supaya amnesia.

"Salah sendiri berhenti di tengah jalan!"

Prabu memutar bola mata sebelum melipat tangan.

"Lihat baik-baik! Gue jalan dipinggir bukan di tengah."

Kinan tahu. Tapi maksudnya 'kan bukan begitu. Intinya dia sedang membuat sarkasme atau apapun itu lah pokoknya.

"Lo bisa loh jalan di sebelah kanan tanpa harus ngikutin gue dari tadi."

Gantian Kinan yang memutar bola mata.

"Siapa yang ngikutin elo? Pede gila!"

"Ya elo lah! Udah dikasih jalan selebar gini tapi lo maunya buntutin gue mulu."

"Eh, nggak usah ge'er. Gue cuma ngikutin aturan yang mengharuskan orang jalan di sebelah kiri."

"Halahhhh, cara ngeles lo basi!"

Astaga, ingin sekali rasanya Kinan mendepak Prabu dari hadapannya.

"Terserah lo aja deh, gue capek." Desahnya pasrah.

Setelah memberi lirikan sinis, Kinan menggeser tubuhnya ke samping lalu berjalan mendahului Prabu. Namun baru dua langkah, tas gendongnya ditarik ke belakang yang membuatnya ikut mundur.

"APA SIH BABU!!"

Eh. Eh. Kok jadi babu sih?

Astaga.. mati lah Kinan melihat ekspresi Prabu saat ini. Bola mata lelaki itu bahkan nyaris keluar dari sarangnya.

"Manggil gue apa lo tadi? Babu?" Prabu mendekati Kinan hingga berhasil memangkas jarak lebar diantara mereka.

"I--itu Bu.. gue.."

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang