"Jihoon."
"Eung?"
Jihoon sontak berbalik saat namanya dipanggil, namun ia lantas menyesal saat dilihatnya Junkyu yang datang bersama salah satu temannya, Hyunjin.
"Ke kantin sana beliin kita makan," ucap Hyunjin seraya lemparkan selembar uang ke arah Jihoon dan mendarat tepat di atas buku catatan Jihoon. Jihoon mengambil uang yang hampir tak lagi berbentuk karena diremat itu.
"Tapi, aku masih nyatat..." Jihoon menatap melas ke arah Junkyu. Melihat tatapan kesal Junkyu membuat Jihoon lantas buru-buru menutup buku catatannya dan memasukkan ke dalam tas dan berlari keluar kelas untuk segera turuti perintah kedua orang itu.
"Sialan emang, main suruh-suruh emangnya aku babu?! Mereka bisa pergi sendiri, kaki tangan masih komplit malah nyuruh-nyuruh aku! Ish nyebelin!" Sepanjang jalan menuju kantin bibirnya tak bisa berhenti mengumpati Junkyu dan teman-temannya.
Di kantin Jihoon harus berhadapan dengan lautan manusia yang saling berdesak-desakan dengan banyak siswa kelaparan.
"Ini sih lebih bahaya dari survival di minecraft." Jihoon mendesis miris. Ia hampir tak pernah ke kantin di jam istirahat pertama karena ia tahu keadaannya akan seperti ini tapi di sinilah ia sekarang, bertempur dengan banyak manusia demi dua bungkus roti yang diminta Junkyu dan Hyunjin. Badan kecilnya terhimpit, terdorong kesana-kemari dan berakhir di depan konter kasir dengan selamat. Keluar dari kerumunan itu lebih mudah karena orang-orang akan dengan sendirinya mendorongnya ke belakang.
"Hah, mereka dapet makan, aku kelaperan." Jihoon berjalan ke arah luar kantin, namun kemudian perhatiannya teralihkan oleh satu orang yang juga merupakan teman sekelasnya. "Eh, Seungmin tadi-
Jihoon membantu begitu Seungmin hanya berjalan melewatinya tanpa hiraukan keberadaannya. Jihoon berbalik, ia tatap satu per satu manusia yang duduk menyantap makan siang mereka dengan tenang dan terlihat saling bertukar canda.
BRAK!
Jihoon membanting kedua roti yang dibelinya tadi ke atas meja tempat Seungmin tadi duduk. "Kamu kenapa sih selalu ngehindarin aku!? Waktu itu yang nyamperin aku di toilet juga kamu kan, kenapa setelah itu malah kamu pura-pura gak kenal sama aku?!" Jihoon naik pitam. Sudah lelah mendapat perlakuan buruk di sekolah ini dan tak seorang pun peduli padanya.
"Emangnya cuman karena Junkyu pernah pukul aku sekali itu udah buat aku jadi manusia paling rendah di seluruh dunia?! Sampe-sampe kalian gak sudi buat temenan sama aku?!"
Kantin yang awalnya ramai itu tiba-tiba hening. Siswa yang bergerombol di depan pun sampai berhenti berdesakan demi menonton Jihoon, si anak baru yang dikenal sebagai mainan geng Junkyu.
"Denger ya, aku gak takut sama Junkyu! Kalian selalu mengabaikan aku karena kalian pikir aku babunya Junkyu, tapi liat aja aku bakal balik pukul Junkyu! Awas aja-
"Lama banget, malah ngoceh di sini."
Jihoon berbalik. Bibirnya kelu seketika saat kini sosok Junkyu berdiri menjulang di depannya. "A... eum... itu..." Secepat kilat Jihoon berbalik dan berlari ke arah berlawanan, meninggalkan kantin dan Junkyu yang kini menatapnya heran.
"Yah, yang namanya pecundang ya selama pecundang."
"Mulutnya doang yang sok, berbanding terbalik sama tingkahnya yang penakut."
"Ngomong doang."
"Padahal gue udah ngira bakal ada adegan perkelahian."
"Itu anak baru sok banget deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafferty [ yoshihoon ]
FanfictionB O Y S L O V E Park Jihoon, siswa SMA biasa yang sayangnya harus terima banyak serangan fisik dari teman sekelasnya hanya karena masalah sepele. Ia berusaha mencari solusi dan tidak hanya menangis sendirian di kamarnya sambil mengobati lukanya. Sam...