Chapter 7

1.9K 352 10
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

Beberapa tahun setelahnya, kini (Name) beranjak ke usia 12 tahun. Dirinya semakin terkenal dengan lagu-lagu buatannya yang membuat namanya dikenal oleh orang-orang. Baru-baru saja dia menyelesaikan konsernya dan tiba-tiba dia mendapatkan telfon dari Ai.

"Ya, Ai? Ada apa?"

"...."

"Tunggu, apa?" (Name) langsung berdiri dari kursinya. "Kau...hamil? Bagaimana bisa, usiamu masih 15 tahun."

"...."

"Baiklah, aku akan segera ke apartemenmu. Tunggu saja aku di sana." (Name) memutuskan telfonnya dengan Ai dan menelfon sopir pribadinya. "Ya halo pak, apa bapak bisa menjemputku di tempat konserku."

"..."

"Baik pak, saya akan menunggu."

Sekitar 5 menit akhirnya sopir pribadi (Name) telah datang. Langsung saja dia pergi menghampiri sopirnya itu. Tentu saja dengan penjagaan dari para bodyguard-nya yang menjaganya dari serangan para fansnya.

Saat berada di dalam mobilnya, (Name) memberitahukan kepada sopirnya itu untuk membawanya ke apartemen Ai dan sopirnya tersebut langsung tancap gas. Sambil menunggu dirinya sampai di apartemen Ai, (Name) mengecek sosial medianya di ponselnya.

Bisa dia lihat ada banyak orang yang menyukainya. Jika kalian bertanya, apakah ada yang membencinya? Tentu saja tidak ada. Karena mangekyou sharingannya memaksa siapapun yang membencinya untuk menjadi suka dengan kepadanya. Bisa dibilang mangekyou sharingan miliknya telah mencuci pikiran orang-orang yang tidak menyukai (Name).

(Name) memperlihatkan seringainya yang lebar. Tidak ada siapapun yang berani menentangnya. Dia tak perlu menggunakan kekuatannya, cukup dengan mata sharingannya sudah lebih dari cukup.

"Kita sudah sampai, (Name)-sama."

"Terima kasih pak. Tolong beritahu kepada Kureo-san kalau aku akan menginap di apartemen Ai."

"Saya mengerti, (Name)-sama. Saya akan menyampaikannya kepada Kureo-sama."

(Name) turun dari mobil sambil membawa tasnya. Setelah itu dia beranjak menuju ke pintu apartemen Ai.

(Name) lalu mengetuk pintu apartemen Ai. "Ai-chan, ini aku, (Name)."

Pintu apartemen Ai terbuka dan memperlihatkan Ai yang berada dalam keadaan yang berantakan. Gadis itu lalu mempersilahkan (Name) untuk masuk. Saat mereka berada di dalam, Ai langsung memeluk tubuh (Name). Beruntung saja tubuh (Name) sedikit lebih tinggi dari Ai.

"Bagaimana bisa ini terjadi, Ai?" gumam (Name) dengan sangat pelan.

(Name) mencoba menenangkan Ai hingga membuat sahabatnya itu tertidur akibat kelelahan. (Name) tak lupa menyelimuti Ai dengan selimut. Dia lalu berjalan ke arah jendela yang memperlihatkan keadaan di luar.

Celes mengubah wujudnya ke wujud robotnya. "Bagaimana ini, (Name)-sama? Apa rencana anda selanjutnya?"

(Name) menatap ke arah Ai yang sedang tertidur. "Kita harus berjaga-jaga dan memastikan Ai juga bayinya baik-baik saja." (Name) kembali menatap ke arah jendela dan sekilas kedua matanya memunculkan cahaya berwarna merah.

Pagi hari pun telah tiba, Ai terbangun dari tidurnya. Dia melihat (Name) yang sedang membaca buku ditemani secangkir teh hangat dan kue camilan di atas meja.

"Sudah merasa baikan?" tanya (Name).

Ai hanya mengangguk pelan dan (Name) mengajaknya untuk minum teh bersama. Ai duduk di depan (Name) dan menyeruput teh hangat buatan (Name). Ketika dia mencicipi teh tersebut, seketika dia merasa bahagia dan berbunga-bunga. Dia kembali meminum teh hangat buatan (Name). Sementara (Name) secara diam-diam tersenyum karena Ai suka dengan teh buatannya.

"Aku akan menemanimu ke dokter kandungan, Ai."

"Terima kasih (Name), sudah mau membantuku."

(Name) tersenyum kecil kepada Ai. "Kita berdua ini kan sahabat, Ai. Aku senang bisa membantumu."

~~~ Bersambung ~~~

Saving A Cute Young IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang