12

428 70 22
                                    






Caiden mengdengus sekali lagi, entah sudah berapa kali bocah itu mendengus dan berdecak sambil menatap sinis pada perempuan menyebalkan yang kini duduk disamping sang kakak -minta diajarin entah apa- tapi Caiden tau kalau itu hanya modus saja, meski kata mama kalau sama saudara harus baik-baik tapi Caiden sama sekali tak menyukainya.

"Apa sih Den dari tadi berisik banget lu"

"Apa sih bang? Orang Iden cuma nafas doang kog dikata berisik, abang mau Iden nggak nafas? Mau Iden mati aja?" Chanyeol melotot kesal pada sang adik yang bisa saja menjawab ucapannya.

"Iya tapi nggak usah pake ngedengus segala lah, abang kan lagi ngajarin kak Alisha"

"Halah orang itu aja nggak dengerin abang juga daritadi cuma lihat muka abang sambil mupeng" Ujar Caiden membuat Alisha berdehem dan mengipasi wajahnya yang tiba-tiba panas, kesal dengan ucapan sepupu kecilnya itu.

"Aaaaaah kesel! Mau kerumah kak Ar tapi kak Ar nya nggak ada dirumah" Chanyeol langsung menoleh cepat pada Caiden yang tengah merengut kesal.

"Kak Ar kemana emangnya Den?"

"Periksa kedokter kata bibi"

"Periksa apa? Kenapa dokternya nggak dipanggil kerumah aja?"

"Iya mana Iden tau abang, kan tadi kata bibi kayak gitu pas Iden dateng, kak Ar lagi demam terus dibawa bunda kedokter" Chanyeol tak bisa menahan wajah paniknya mendengar penjelasan Caiden, Sehun demam? Sejak kapan? Kenapa tidak ada yang memberitahunya padahal dia sudah berpesan pada pak sopir dan bibi dirumah Sehun untuk melaporkan apa saja yang terjadi pada cowok manis itu karena dia belum bisa melakukannya sendiri.

"Panik banget Cak? Bukannya lu udah diputusin ama si manja itu ya?"

"Diem! Gue nggak butuh komentar lu, jangan mancing emosi gue Al, lu tau sendiri kalau gue emosi kayak gimana, mending lu pulang sebelum gue lampiasin emosi gue ke lu" Desis Chanyeol mencengkram tangan Alisha yang sedari tadi bergelayut dilengannya.

"Iya" Alisha meringis pelan merasakan cengkraman tangan besar Chanyeol dilengannya, lebih baik dia diam saja daripada memancing emosi Chanyeol saat ini akan berdampak buruk untuknya dan tentu saja rencananya, jadi dia lebih baik mengiyakan ucapan Chanyeol dan pulang sekarang juga.

"Abang mau kemana?" Tanya Caiden saat melihat Chanyeol terburu-buru keluar rumah.

"Kerumah Ar"

"Ihh mau ikut juga" Caiden bergegas mengejar sang kakak yang setengah berlari menuju rumah sebelah.

"Bunda" Teriak Chanyeol saat melihat bunda yang hendak masuk rumah seorang diri.

"Caka? Caiden? Kalian ngapain lari-lari kayak gitu?"

"Aruna mana bun? Kata Iden tadi Ar dibawa kedokter? Ar nggak apa-apakan?" Tanya Chanyeol cepat membuat bunda tersenyum kecil mendengar berondongan pertanyaan dari calon menantunya itu.

"Aruna udah ada dikamarnya, ini bunda tadi ngambil obat yang ketinggalan dimobil"

"Kak Ar nggak kenapa-napa kan bun?" Tanya Caiden ikut nimbrung.

"Nggak apa-apa, perutnya bermasalah berujung panas dan demam, belakangan ini makannya nggak teratur, berantem sama kamu Caka?" Chanyeol hanya diam mendengar pertanyaan bunda, dia tidak ingin menjawab apapun untuk saat ini, dia hanya ingin melihat Sehunnya.

"Caka ketemu Ar dulu bun" Chanyeol pergi dari hadapan bunda yang hanya menghela nafasnya pelan, kenapa anak muda jaman sekarang itu suka sekali berantem?

"Iden, ayo ikut bunda siapin makan buat kak Ar"

"Ihhh tapi Iden mau ketemu kak Ar dulu bun"

"Bantuin bunda dulu aja, kak Ar kan udah dijagain abang udah ayo Iden" Caiden merengut kesal saat bunda memaksanya untuk mengikutinya menuju dapur, padahal dia tidak mau kalah saing dengan abang buat jagain kak Ar-nya.

RelationShitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang