Cantik hilang.

7 1 0
                                    

Bima bersama Saskia memulai ihram dengan mulai mandi Sunnah, wudhu, memakai pakaian ihram, melakukan niat umrah yang dilakukan di miqat.

Tak lupa juga Bima membimbing istrinya membaca doa Talbiyah saat sudah melewati batas miqat dan menuju sampai ke kota Mekkah.

Bima dan Saskia di tempatkan pada hotel di sana sampai beberapa hari.

"Bima aku kurang tahu gimana," ucap Saskia saat Bima menggenggam tangannya saat memulai tawaf Ka'bah.

"Kita mutar berapa kali?," tanya Saskia tidak tahu dari balik burka putihnya.

"Tujuh kali, kita takbir di sini nanti ya," ucap Bima membuat Saskia mengangguk, Bima menggendong Aksara kecil agar Saskia tidak kesusahan.

"Itu Hajar Aswad," ucap Bima membuat Bima menoleh ke arah tengah.

"Hajar Aswad itu apa?," tanya Saskia tak tahu, "Batu surga," jawab Bima.

"Mau gak cium batu itu?," tanya Bima pada istrinya hal itu membuat Saskia sedikit terkejut senang, "Memangnya boleh?".

"Aku usahain, tapi kalo gak bisa kita cukup lambaikan tangan setiap putaran ya," ajak Bima berjalan pelan dan mengikuti lantunan yang terucap kencang dari para jamaah Ka'bah.

Saskia terus mengikuti gerak bibir Bima saat berucap dekat padanya, sungguh ini kali pertamanya ia datang ke Ka'bah, ia begitu senang.

Saskia menatap Ka'bah yang dikelilingi, sangat indah, gedung gedung yang ada di sini juga sangat indah, Saskia dapat melihat banyak orang orang luar Indonesia yang ada di sini, memakai baju ihram yang sama.

Bima terus terusan mengusap punggung tangan kanan istrinya, sungguh ia senang datang ke rumah Allah yang agung dengan membawa kekasih halalnya untuk pertama kali, mendekati idul adha ia akan membawa Saskia kemari untuk haji, insyaallah.

Saat putaran pertama Bima berucap, "Subahaanallaahi walhamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu allahu akbar. wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi. Wash shalaatu wassalaamu’alaa rasuulillaaahi shallallaahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma iimaanan bika wa tashdiqan bikitaabika wa wafaa’an bi’aadhika wattibaa’an li sunnati nabiyyika muhammadin shallaahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma inni as’alukal ‘afwa wal ‘aafiya wal mu’aafatan daaimata fid diini wad dunyaa wal aakhirati wal fauza bil jannati wannajaata minan naari," lalu ia melakukan rukun Yamani pertama kali.

Saat putaran kedua Bima melambai tangan menghadap hajar Aswad dan disusul Saskia juga lalu lelaki itu mengucapkan doa panjang.

"Allahumma innaa haadzal baita baituka wal haraama haraamuka wal amna amnuka wal ‘abda ‘abduka wa anaa ‘abduka wabnu ‘abdika wa haadzaa maqaamu ‘aidza bika minannaari faharrim luhuumanaa wa basyaranaa ‘alannaari. Allahumma habbib ilainal iimaana wa zayyinhu fii quluubinaa wa karrih ilainal kufra wal fusuuqa wal ‘ishyaanaa waj’alnaa minar raasyidiina. ALlahumma qinii ‘adzaabaka yauma tab’atsu ‘ibaadaka. Allahummarzuqnal jannata bighairi hisaabin,"

Lalu mengusap rukun Yamani.

Lalu berjalan pelan lagi Bima menggenggam tangan kanan istrinya dan sampailah di putaran ketiga kembali Bima berucap.

"Allahumma inni a’udzubika minasysyakki wasysyirki wasysyiqaaqi wannifaaqi wa suu’il akhlaaqi wa suu’il manzhari wal munqalabi fil maali wal ahli wal waladi. Allahumma innii as’aluka ridhaaka wal jannata wa a’udzubika min shkathika wannaar. Allahumma innii a’udzubika min fitnatil qabri wa a’udzubika min fitnatil mahyaa wal mamaati," ucap Bima dan dilanjutkan kembali dengan mengusap rukun Yamani.

Lalu membaca doa pada rukun Yamani dan hajar Aswad yang Saskia kurang dengar, ia lebih tepat mendengar daripada berucap karena kurang tahu.

Saat tawaf putaran ke empat, Bima kembali berucap dengan doa yang berbeda, "Allahummaj’alnii hajjan mabruuran wa sa’yan masykuuran wa dzanban maghfuura wa ‘amalan shaalihan maqbuulan wa tijaaratan lan tabuura. Ya ‘aalima maa fish shuduuri akhrijnii minazh zhulumaati ilannuri. ALlahumma inni as ‘aluka mujibaati rahmatika wa ‘azaa’imi maghfiratika wassalaaamata min kulli itsmin wal ghaniimata min kulli birrin wal fauza bil jannati wannajaata minannaari. Rabbi qanni’nii bimaa razaqtanii wa baariklii fiimaa ‘athaitanii wakhluf ‘alaynaa kulla ghaibatin minka bikhairin".

Ketika Allah MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang