Bima menggendong Aksara yang merengek karena panas badannya, sedangkan Saskia sedang sakit dengan badan yang panas juga, ia bingung. Ia di bantu dengan bi Layatul yang ikut panik juga. Sudah ia paksa Aksara meminum air susu buatannya namun masih tak mau.
Saskia yang melihat itu di atas ranjang berusaha terduduk, "Bima".
Panggilan lembut dari Saskia berhasil menyeruak di telinga Bima, lelaki itu menoleh ke Saskia. Saskia turun dari ranjang dan berusaha menggendong anaknya, bibir wanita itu pucat, "Anak umi jangan nangis".
Saskia menggendong anaknya dan menimang nimang, membuat anak kecil umur satu tahun lebih itu sedikit tenang dan diam, Bima membantu Saskia lalu memberikan botol susu kepada anaknya.
Hebatnya kali ini Aksara diam tak seperti tadi lagi, Bima menatap istrinya yang bermata sendu karena sakit, ia memegangi kening Saskia yang suhunya begitu panas, padahal Saskia sudah sangat rajin meminum obat setelah dokter memberikan resep obat dua bulan lalu. Namun hasilnya tetap nihil, bahkan tubuh Saskia semakin lemah.
"Cara wanita dan lelaki merawat anak itu beda," ucap Saskia serak.
Bima hanya mendengarkan dan memeluk tubuh istrinya yang menggendong Aksara pelan, tubuh hangat Saskia dipeluk dari belakang oleh Bima.
"Bima bawa aku ke Mekkah," ajak Saskia pada Bima yang memeluknya.
Mendengar itu membuat Bima tersenyum, "Tunggu kamu sembuh ya".
Saskia menggeleng, "Aku pengen".
Bima memejamkan matanya mendengar suara serak Saskia, "Keadaan kamu belum mendukung Saskia".
"Kabulin Bima!", Mendengar itu membuat Bima mengangguk, "Kapan kita berangkat?".
"Secepatnya".
Entah kenapa Saskia ingin sekali bertawaf ke Ka'bah bersama dengan Bima dan Aksara untuk sekali saja.
Saat Bima melonggarkan pelukannya dengan cepat Saskia berbalik badan menatap Bima, ia meletakkan kepalanya di bahu kanan Bima karena kepalanya yang pusing.
"Apa kamu pernah menyesal menikah denganku Bima?," mendengar itu membuat Bima menggeleng.
"Tak pernah aku menyesal menikahi wanita sholehah sepertimu".
Saskia terkekeh dengan suara seraknya, "Makasih ya kamu udah buat aku masuk Islam".
Bima mengusap pipi kanan istrinya, ia tersenyum saat Saskia menampilkan senyum simpul juga padanya.
"Sore nanti ajak aku jalan jalan ya," ajak Saskia membuat Bima geleng geleng kepala dengan istrinya yang sudah tahu sakit tapi tetap saja kekeh.
Kemarin Saskia kemoterapi namun hal buruknya dokter mengatakan keadaan Saskia semakin buruk, Bima menyembunyikan itu dari Saskia. Bima menganguk, sudah dua minggu ini Saskia senang sekali mengajaknya jalan jalan, "Tapi setelah magrib aku ada acara dakwah ceramah di masjid".
"Kamu mau temenin aku?," tanya Bima membuat Saskia terkekeh dan mengangguk siap sedia mengikuti suaminya.
Tiba tiba Adzan ashar berkumandang, Bima memandangi kedua mata Aksara yang ternyata sudah memejam, Bima tersenyum, "Ayo sholat".
Bima meraih Aksara dari gendongan istrinya dan menaruh Aksara ke atas ranjang, Bima membantu Saskia berjalan memasuki kamar mandi namun Saskia memilih duduk.
"Ambilin air aja ya Bima, aku gak kuat jalan ke sana," Ucap Saskia membuat Bima mengangguk.
Setelah ia Wudhu, Bima mengeluarkan air dalam ember cantik, ia mewudhukan istrinya pelan membuat Saskia tersenyum. Ia di bantu berdiri oleh suaminya namun lagi lagi ia menggeleng, ia memilih duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Allah Mencintaimu
Fiksi UmumMenikahlah namun sebelum menikah berilmulah. Lalu terus terang ku bimbing lagi engkau menuju Jannah dan engkau kokohkan imanku menjadi imammu. Bima seorang lelaki yang sudah lama bingung dengan rasa cintanya sendiri setelah kehilangan cinta pertaman...