09

2K 296 40
                                    

Chapter 09 | Cedrik dan Teman Baru

•••

Kana berdiri dihadapan semua murid yang sekarang menjadi teman kelasnya. Mr. Hugo menyuruhnya mengenalkan diri, tapi sudah 1 menit berlalu anak itu belum juga membuka mulut. 

"Butuh joki perkenalkan diri, Dek?" Ucap salah satu murid disana.

Kana mendengus, setelah beberapa kalimat sudah tersusun di otaknya, ia membuka mulut. "Halo, nama Kana, Arkana. Panggil aja Kana." Ucapnya dengan senyum cerah. "Kana pindahan dari Academy In England. Umur Kana 17 tahun, Kana suka Hujan, tapi Hujan cuma datang sesekali. Kana nggak bisa makan pedas dan—"

Kana berhenti, ia menoleh ketika Mr Hugo mengusap bahunya. Wali kelasnya itu tersenyum tipis.

"I think the introduction is enough. You can continue later."

Kana tersenyum lalu mengangguk, Mr. Hugo lantas menatap salah satu muridnya yang memejamkan mata dengan bantal leher. "Ivander, bangun. Kau kedatangan teman duduk."

Ivander Glan— murid itu tak terusik membuat Mr. Hugo menaikan intonasi suaranya. "Mr. Glan, can you hear me? Get up and say hello to your seatmate!"

Ivander terusik, ia menggeliat dengan mulut menguap lebar. "Shit, berisik banget suara—" ucapannya terhenti ketika ia melihat wajah masam Mr. Hugo. "Morning, Sir!"

Mr. Hugo menatapnya jengkel membuat Ivander tersenyum canggung. Mr. Hugo lalu tersenyum pada Kana dan menyuruh anak itu duduk bersama murid nakal di kelasnya. Ya, Ivander Glan.

Pelajaran pertama berjalan lancar bagi Kana. Jangan salah, walaupun Kana seperti orang bodoh sebenarnya dia pintar. Terimakasih kepada Earl dan Aleta yang sudah menurunkan kepintaran mereka.

Satu persatu murid keluar kelas untuk makan siang. Siluet Pria yang sejak 3 menit lalu berdiri diambang pintu berdehem cukup keras membuat Kana mendongak.

"Cedrik?" Kana bergumam, memastikan kalau orang di depannya asli. Melihat orang itu berjalan Kana memekik senang. "Cedrik! Cedrik ini Kana!"

Cedrik menahan gerakan brutal Kana yang memeluknya, ia melepas pelukan mereka lalu memperhatikan anak itu dari atas sampai bawah.

"Berapala lama lo gak liat gue, Arkana?"

Kana meringis. "Mmm.. 2 bulan?" Cicitnya.

Cedrik menghela nafas jengah. Kesal, marah tapi lega melihat Kana baik-baik saja. Cedrik lalu menatap Ivander yang menatap mereka datar.

"Jadi ini bocah kesayangan lo?"

Kana yang merasa dipanggil bocah menatap Ivander sinis. "Kana bukan bocah!"

Ivander terkekeh meledek, memasukan kedua lengannya kedalam saku celana memperhatikan Kana dari atas sampai bawah. Tubuhnya ramping, kaki kecil mulus seperti kaki perempuan, jari-jari lentik, matanya seperti kucing— tajam tapi menggemaskan.

"Yakin?"

Kana mendengus lalu mengalihkan pandangan enggan menatap Ivander. "Dia musuh Kana sekarang." Bisiknya pada Cedrik.

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang