11

1.8K 252 33
                                    

Chapter 11 | Kekasih Kana

•••

Earl, Aleta, Charlotte dan Kana sedang bersantai didepan perapian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Earl, Aleta, Charlotte dan Kana sedang bersantai didepan perapian. Entah kenapa hari ini udara dingin sekali. Mereka mengobrol, tentang apapun dan tak ada yang memegang ponsel.

Kana tidur di sofa dengan paha Aleta sebagai bantal dan Aleta bersenandung kecil sambil mengusap surai halus sang anak.

"Kana mau tidur di kamar, hm?" Aleta bertanya ketika melihat mata sayu sang anak.

Kana menggeleng lalu beralih duduk, ia menatap keluarga nya dengan senyum cerah. "Kana mau ambil Marsmallow ya buat bakar-bakar."

Belum mereka mengiyakan, tapi anak itu sudah berlari naik.

"Makanan apa itu?" Charlotte bertanya.

Aleta terkekeh geli. "Makanan manis, Ge."

"Aku benci makanan manis." Gumamnya.

Sedangkan Kana yang menaiki tangga melihat keluar jendela. Hujan— kekasihnya sedang membasahi bumi. Pantas saja hari ini udara sejuk dan dirinya merasa ingin melihat keluar.

"Wah~" Ia berdecak kagum, hujan jika dilihat dari atas ternyata sangat indah. "Kana mau peluk hujan!"

Mengabaikan niat awalnya untuk mengambil Marshmallow, ia berlari turun dan keluar lewat pintu utama. Berlari-lari senang ketika kakinya menginjak rumput basah

Bunga-bunga, rumput dan pohon terlihat segar tersiram air hujan. Kana merentangkan tangan, mendongakan wajah dan tertawa lepas.

"Kana kangen kalian! Kalian rasanya lebih dingin sekarang!" Ia berteriak— suaranya teredam derasnya hujan lalu kembali tertawa.

Kana melepas blazernya, melemparnya entah kemana menyisakan kaus serta celana training. "Wiuwiuwi— O? Halo, Paman! Ayo main sama Kana!"

Tukang kebun yang keluar memakai payung memekik melihat Kana. "Tuan muda! Lekas masuk!"

"Nggak!" Jawabnya, ia menatap sang tukang kebun marah. "Jangan suruh Kana masuk! Paman aja sana masuk!"

Kana kembali berlari-lari mengabaikan tukang kebun yang berteriak menyuruhnya masuk.

Sedangkan didalam, Aleta mengernyit heran ketika sang anak belum juga kembali. Sudah 10 menit, apa yang di lakukan anak itu.

"Aku akan menyusul Kana." Aleta menaiki tangga, ketika pandangannya beralih keluar jendela— ia melihat Kana dan tukang kebun mereka yang sedang kejar-kejaran dibawah guyuran air hujan.

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang