05

3.2K 438 44
                                    

Chapter 05 | Kenapa Dulu Kana Di Tinggal Sendiri?

•••

"Apa yang terjadi?" Aleta berucap pelan saat melihat Charlotte tidur di brangkar sambil memeluk sang adik.

Charlotte— anak mereka yang sangat mereka kenal tidak bisa berdekatan atau melakukan skinship lebih dengan seseorang memeluk Kana dengan erat. Bahkan, lengannya di jadikan bantalan untuk kepala Kana.

"Baby Ar berhasil mencairkannya."

Aleta terkekeh kecil, ia lalu mengusap bahu Charlotte guna membangunkan sang anak. "Charl, bangun. Kau terlalu erat memeluk adikmu."

Charlotte menggerang lalu membuka mata. Menatap wajah cantik sang Ibu dengan kening mengerut. "Jangan terlalu erat memeluknya. Pernafasannya belum normal."

Charlotte beralih menatap siluet yang berada di pelukannya. Ia bahkan bisa mendengar deru nafas sang adik yang masih terdengar berat. Padahal, selang oksigen terpasang. Lalu dengan lembut Charlotte melepas pelukannya dan memperbaiki posisi Kana.

"Aku melukainya?" Charlotte bertanya saat ia sudah bangun dari brangkar.

"Tidak, tapi lain kali kau harus lebih lembut." Jawab Earl.

Aleta duduk disisi brangkar lalu mengusap kening sang anak. Ternyata, pergerakannya membuat Kana terusik. Anak itu perlahan mengerjap dan memfokuskan pandangannya.

Aleta tersenyum saat Hazel Kana menatapnya. Cantik, mata kucing itu terlihat cantik. "Hai, sayang. Bagaimana tidurmu?"

Kana mengerjap, menatap bingung ketiga orang yang berada di depannya. Siapa mereka. "I–ini kamar Kana.." suara Kana terdengar lirih. "Ka-lian salah kamar."

Aleta tersenyum lalu mengusap pipi sang anak. "Aku tau. Namamu Arkana 'kan?"

Kana mengangguk pelan lalu beralih menatap 2 orang pria lainnya. Mereka terlihat seperti orang terpandang, tapi kenapa Kana tak ingat siapa mereka? Apa kecelakaan itu menyebabkan dirinya hilang ingatan?

"Kana masih inget nama Kana. Cedrik? Kana juga masih inget Cedrik. Kana ngga hilang ingatan." Gumamnya lalu menatap Aleta, Earl dan Charlotte. "Tapi kenapa Kana ngga inget kalian?"

Aleta bingung harus menjawab apa, lantas dengan hati-hati ia berucap. "Kita memang belum saling kenal. Tapi biarkan Mom memperkenalkan—"

"Orang asing?" Kana menatap horor mereka dengan mata bulat. "Kana ngga boleh deket-deket sama orang asing kata Cedrik."

Kana lalu menarik selimut menutupi tubuhnya, merancau tak jelas membuat Earl menggeser lembut posisi Aleta dan menarik selimut Kana, tentu saja anak itu kalah kekuatan.

"Listen to me." Earl memegang kedua bahu sang anak, menatap ke dalam manik Hazel itu. "Kami keluargamu, Arkana. I'm you'r Dad, and them you'r Mom and brother."

Hening, Kana memproses ucapan yang ia dengar. Tak lama ia menatap Earl, tersenyum canggung kala merasa candaan yang Earl lontarkan sangat tidak lucu. Ayolah, ia akan sensitif jika membicarakan tentang keluarga.

"M-maaf, Om. T-tapi Kana ngga punya Kakak. Apalagi Ayah sama Ibu. Jadi—"

"Ellio Arkana Alexander, kau anakku." Potong Earl sambil menatap tajam sang anak dengan remasan semakin erat. "Anak kandungku. Darah dagingku. Aku sudah memastikan itu."

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang