03

2.9K 435 19
                                    

Chapter 03 | Kebenaran

•••

Pagi hari,

Kota London terlihat cerah pagi ini. Orang-orang sibuk melakukan pekerjaan masing-masing begitupun dengan keluarga Alexander. Hanya ada Aleta dan Earl diruang rawat Kana karena Charlotte pergi ke Amerika untuk melakukan pekerjaan.

Kana di tempatkan di President Suit jadi Aleta dan Earl tidak berada dalam satu ruangan bersama dengan Kana. Keduanya berada diruang keluarga bersamaan dengan dapur, dan toilet. Sedangkan kamar Kana disekat oleh pintu kaca geser.

Aleta tidak mengizinkan siapapun masuk ke ruangan Kana kecuali tim medis dan dirinya serta sang Suami dan Charlotte. Bahkan jika Earl dan Charlotte belum steril, Aleta tidak akan mengizinkan keduanya menemui Kana.

Earl berada diruangan Kana mencium pipi anaknya. "Daddy akan kembali." ucapnya lalu melirik Aleta yang berdiri di sampingnya.

Istrinya itu tersenyum lalu merapikan dasinya membuat Earl merasa hangat. Setelah selesai, ia beranjak keluar untuk ke perusahaan. Tak lupa mengucap kata-kata manis untuk Aleta.

Setelah kepergian Earl, Aleta mengambil tempat duduk dibangku samping brangkar sang anak. Tangannya dengan telaten mengusap kepala yang masih terbalut perban itu. Wajah Kana masih pucat, setiap pertanyaan yang ia ajukan hanya dijawab oleh suara pendeteksi jantung dan otak.

Aleta mengambil minyak aroma terapi lalu mengoleskan pada telapak tangan sang anak. Setelah itu pada perut dan dada yang hanya ditutupi oleh selimut. Setelahnya Aleta kembali menyelimuti Kana sebatas leher.

Aleta tersenyum, tangan kanannya setia menggenggam dan mengusap punggung tangan Kana sedangkan tangan kirinya memegang buku Fairy Tales lalu membacakan cerita itu untuk sang anak.

•••

Perjalanan Earl terhadang oleh Cedrik dan kedua orang tuanya. Cedrik menatap Earl sedangkan kedua orang tua Cedrik meringis melihat anak mereka yang berani sekali menatap tajam tuan Alexander.

"Sorry, sir. We need to talk."

"Just five minutes."

"Arkana." ucapan Cedrik membuat Earl mengernyitkan dahi. "Tuan tau bukan dimana Arkana?"

"Arkana? Dia-"

"Teman sekaligus adikku."

"Cedrik, bicaralah dengan sopan." tegur tuan Hearst- Aaron Hearst atau ayah kandung Cedrik.

"Aku butuh jawaban segera, Tuan." ucap Cedrik tak terlalu memikirkan teguran sang ayah.

Lauren tersenyum kecil lalu bergumam maaf pada Earl karena ketidaksopanan sang anak. Ia lalu membawa Cedrik menjauh dan membiarkan Aaron yang berbicara pada Earl.

"Honey, you don't talk like that. Didn't I ever teach you how to speak politely?"

Cedrik menghela nafas gusar saat sang ibu berbicara dengan nada yang sedikit marah. Cedrik tau ia salah berbicara tak sopan pada orang yang lebih tua, apalagi ini tuan Alexander. Tapi Cedrik tidak bisa menahan lagi, ia ingin segera menemui Kana yang sudah menghilang selama 1 bulan.

"Sorry, Mom. But I can't stand still when Kana has been missing for two weeks. This is crazy."

Lauren menatap sang anak lalu tersenyum kecil, ia paham. Ia tau seberapa sayangnya Cedrik pada Kana yang notabenya tidak ada ikatan darah sama sekali dengannya.

"Mom tau, tapi kamu ngga bisa bilang kaya tadi. Itu nggak sopan, berbicarlah seperti apa yang di ajarkan. Mengerti?"

"Maaf."

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang