14.

936 84 18
                                    

<<JANGAN LUPA FOLLOW& VOMMENT>>

Kasih tau kalo ada typo hehe:v

Bondan mendengus kesal, malam ini dia harus bertemu model cantik dari Brazil tapi sepupunya ini datang menahan dengan rengekan.

“Aku harus pergi, bocah. Minum saja sendiri” Kesal Bondan beranjak mengambil kunci mobil nya.

Bramasta mendengus. “Pergi saja, aku bisa mengadu pada kakak jika kamu tidak memperlakukan ku dengan baik” Ancam nya.

“Kamu tak tau seberapa menderitanya aku harus di dapur setiap hari” Adu Bramasta, membuka botol wine yang dia ambil dari lemari pemilik rumah.

Bondan mengacak rambutnya frustrasi, membuka kasar jas dan melemparnya asal. Pria itu mengambil duduk di depan Bramasta.

“Selalu saja menyusahkan, carilah istri agar saat kamu kesepian tidak merepotkan ku” Sinis Bondan menenggak setengah wine dari botolnya.

“Aku tak cukup punya uang untuk menghidupi istri” Balas Bramasta dramatis.

Bondan menarik kedua pipi Bramasta, gemas. “Pandai sekali mulut mu ini”

Bramasta menepis kasar tangan Bondan. “Yak, perawatan wajah ku mahal” Sinis nya membuat Bondan tertawa.

Drtttt

Bondan mengambil handphone di saku celana, dahinya mengernyit melihat siapa yang menelpon.

“Jangan berisik, kakak ipar menelpon” Suruh Bondan pada Bramasta.

“Speaker, aku ingin dengar ” Pinta Bramasta.

Bondan meletakan handphone di depan mereka, dan mengangkatnya.

‘Bisa kita bertemu, ada yang ingin aku tanyakan pada mu’

Kedua pria dewasa itu saling pandang, namun tak urung Bondan menjawabnya.

“Selarut ini?”

‘Hm, ini penting’

“Hal penting apa sampai harus membicarakan pada malam hari?” Bondan tak menjawab dia menyuruh Bramasta untuk diam.

“Baiklah, kirim saja lokasinya aku akan datang” Balas Bondan menyetujui.

‘Terima kasih, dan maaf merepotkan’

Bondan terkekeh, hal kecil semacam itu sama sekali tidak membuat nya repot. “Tidak ada hal merepotkan untuk kakak ipar” Balas Bondan tak lama sambungan mereka terputus.

“Ya apa yang terjadi apa kakak ipar sudah mulai curiga? Sepertinya aku harus pulang” Panik Bramasta membuat Bondan jengah.

“Tenanglah bocah, jika ingin tahu aku harus segera menemuinya” Bramasta menghentikan kegiatannya.

“Haruskah aku menghubungi kakak?” Bondan menatap sepupunya tajam.

“Jangan memberitahunya, kita beritahu setelah menemui kakak ipar” Ancam Bondan mengambil kunci mobil dan jas nya.

“Aku ikut”

Bondan menghela napas, sebab tak mau membuat kakak iparnya menunggu pria itu hanya mengangguk dan pergi. Hanya membutuhkan 25 menit berkendara untuk sampai di tempat yang Fanya kirim.

“Jangan masuk, diam di sini atau kakak ipar akan curiga mengapa  koki rumahnya ikut bergabung” Ujar Bondan sebelum keluar mobil.

Bramasta mendengus kesal, lantaran kesal pria itu tak menjawab dan membiarkan kakak sepupunya pergi.

Sepotong lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang