2.

3.7K 380 5
                                    

<<JANGAN LUPA FOLLOW& VOMMENT>>

Kasih tau kalo ada typo hehe:v

Fanya dengan hati-hati meletakan kepala putra pertamanya di bantal agar anak itu semakin nyaman. Dia tersenyum melihat dua anak nya tertidur dengan nyenyak di tempat tidur.

“Jika di lihat-lihat wajah mereka sama sekali tak sama dengan ku. Tapi tidak masalah sekarang tugas ku membahagiakan kalian” Gumam Fanya.

Cup

Cup

Setelah mencium kepala keduanya, Fanya melirik jam dinding yang tak jauh dari jangkauan mata.

18:30

Sudah cukup malam ternyata. Membiarkan keduanya tertidur Fanya beranjak pergi ke dapur guna memasak untuk makan malam.

Namun sampainya di dapur dia nampak seorang pria dewasa, wanita tua dan seorang remaja yang fokus pada pekerjaan nya masing-masing sampai tidak menyadari kehadiran Fanya.

Niatnya untuk memasak dia urungkan, biarkan mereka yang memasak untuk hari ini.

“Apa yang paman bibi masak?” Pernyataan Fanya di respon raut terkejut dari mereka.

“Menjawab nyonya, kami memasak jamur tiram, dan steak” Balas pria tua, paman Jeps.

Fanya mengangguk. “Apa putra ku menyukai makanan itu?” Tanya Fanya berjalan membuka pintu kulkas.

Baik Fanya asli mau pun dirinya tidak mengetahui makanan dan warna favorit anaknya, dia ibu yang menyebalkan.

“Maaf nyonya, tuan muda pertama tidak menyukai jamur atau pun steak. Tuan muda lebih menyukai makanan laut” Balas wanita tua sopan, bibi Mey.

Fanya menghentikan gerakannya saat hendak mengambil buah. “Lantas kenapa kalian tidak memasak seafood?” Tanya Fanya menatap ketiganya bingung.

Ketiganya pun nampak bingung, apakah tidur siang bisa mempengaruhi ingatan seseorang. Nyonya nya berubah, itulah yang mereka pikirkan.

“Nyonya melarang kami memasak seafood, karena anda tidak menyukai bau nya” Balas pria satunya menjawab dengan nada dingin.

Fanya nampak berpikir lalu meringis malu. “Ah aku lupa, baiklah paman bibi masaklah seafood untuk putraku-”

“MAMI!”

Ucapan Fanya terpotong dengan suara teriakan Axel yang tergesa-gesa menuruni tangga. Fanya melihat itu pun langsung berlari dan menangkap anak itu.

“Jangan berlari ketika di tangga, kamu Ingin jatuh” Tegur Fanya tegas namun di salah dengarkan oleh orang-orang di sana.

Mereka seperti mendengar bahwa ibu itu membentak anaknya. Setelah sadar akan kesalahannya, Fanya langsung membawa anak itu kedalam dekapannya.

“Maaf Mami tidak bermaksud membentak mu, Mami hanya khawatir kamu terjatuh” Sesal Fanya.

Axel tersenyum mendengar penuturan ibunya, dengan riang anak itu membalas pelukan Fanya.

“Maaf membuat Mami khawatir, adik laki-laki menangis jadi kakak turun untuk memanggil Mami” Jelasnya manja.

Dapat Fanya dengar pada saat Yoga mengatakan ingin memanggil ‘Mami’ terdengar keraguan di dalamnya. Fanya tau Axel belum percaya jika dirinya sudah berubah, namun tak apa semuanya butuh waktu.

“Baiklah mari temui adik laki-laki mu” Balas Fanya lembut membawa Axel kedalam gendongannya.

Fanya menoleh ke belakang menatap tiga orang yang menatapnya dengan tatapan berbeda-beda namun dia hanya acuh.

Sepotong lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang