«••·••»
George membawa Nana untuk menuju ke ruangan televisi. Karena yang ia ketahui, anak seusia Nana suka sekali menonton televisi dan terbiasa menonton televisi. Namun, untuk pertama kalinya George salah. Bahkan, ketika televisi dinyalakan oleh George, Nana memeluk erat George dengan tubuhnya yang bergetar dan tangannya meremas kuat jas George.
"Ada apa? Kamu belum pernah menonton televisi?" tanya George. Setelah mendapat anggukkan kepala dari Nana, ia tertawa. "Lihat, ini adalah beberapa siaran televisi. Ada pula film dan beberapa acara untuk anak-anak lainnya." Jari telunjuknya sibuk menekan-nekan tombol remote control televisi.
Nana menatap takjub televisi yang menunjukkan gambar yang bergerak dan suara yang keluar dari alat bernama televisi. Tatapannya sungguh sangat bersinar. Dirinya terlalu fokus ke televisi hingga ia tak memperhatikan George. Ketika pria itu menepuk pundak Nana, Nana langsung terkejut hingga gadis kecil itu sedikit menjauh dari George.
George hanya tersenyum menatap Nana. Tangannya terulur memberikan sepiring kue rasa keju. Nana lagi-lagi dibuat takjub dengan apa yang George miliki. Kebanyakan dari apa yang George miliki selalu mewah. Nana pun memakan kue pemberian George. Ia sesekali meminta George untuk menyuapinya. Sesekali mereka juga bercanda tawa.
«••·••»
Waktu berjalan begitu cepat hingga hari mulai berganti. Semua orang telah menanti kedatangan sang surya. Beberapa manusia yang terbiasa terbangun di pagi-pagi sekali dan beberapa pula terbiasa bangun di saat matahari hampir ada tepat di atas kepala. Sinar matahari telah membangunkan manusia karena cahaya yang selalu ia bawa.
Pagi harinya George terbangun terlebih dahulu. Ia selalu bangun di pagi buta. Meskipun bawahannya adalah bawahan George, mereka tidak bisa mengikuti kebiasaan George. Tak hanya mereka, bahkan keluarganya juga seperti itu. Dirinya bangun pagi-pagi buta bukan karena terbangun. Tetapi, karena dirinya memiliki pekerjaan.
Pekerjaan yang harus ia kerjakan sebelum matahari naik ke atas.
George bangkit dari tidurnya perlahan-lahan, berusaha tidak mengganggu Nana yang tidur di sampingnya. Memang secara umumnya mereka dilarang untuk tidur bersama dalam satu ranjang. Tetapi, ini semua mereka lakukan demi keamanan dan karena kemauan Nana, mereka terpaksa tidur satu ranjang. Hanya sekadar tidur saja tak membuat George memiliki niat buruk, karena masih ada seseorang yang menempati harinya.
Setelah siap dengan pakaian kerjanya, George kembali mendekat ke ranjang. Memandang wajah Nana dari dekat sebelum dirinya bekerja-membuatnya sedikit bersemangat dari biasanya. Di sela-sela ia memandang wajah Nana, dirinya tersenyum menatap gadis kecil itu. Ingin rasanya George bersama terus dengan Nana, namun hal itu tidak mungkin ia lakukan. Pekerjaannya begitu mengganggunya.
"Baiklah, aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku. Setelah itu akan aku ajak dia untuk naik helikopter." Ia tersenyum lagi. "Aku menjadi tidak sabar melihat wajah terkejutnya," bisiknya. "Lihatlah duplikatmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Father is a Psychopath
Misterio / Suspenso- My Father is a Psychopath - Seorang anak perempuan berusia sepuluh tahun yang berusaha menyelamatkan Ayahnya. Gadis kecil yang bernama Nana Efilian-dengan nama asli Ryuna Efilian telah dipaksa oleh keadaan untuk menyelamatkan George Sebastian, Aya...