🎗️ 16 - Permintaan Kecil.

314 311 32
                                    

«••·••»

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

«••·••»

Kenikmatan dari kue keju buatan George membuat Nana terlupa akan sesuatu. Bodohnya, dirinya malah meminta George untuk mengambil susu kotaknya. Hingga suapan yang menghabiskan setengah dari kue keju, Nana masih belum mengingatnya. Rasa nikmat ditambah rasa cinta yang George tuangkan pada adonan kue keju untuk Nana membuat gadis itu benar-benar menikmatinya.

Benar, ini masih permulaan. Nana tidak perlu terburu-buru untuk memikirkan cara untuk melakukan semuanya. Disaat ini, ia hanya perlu menyelamatkan jiwa George yang terluka setelah menghadapi semuanya dengan keceriaan Nana. Akan Nana singkirkan semua stres yang menyerang pikiran George. Akan Nana lindungi bagian dalam George. Namun, itu semua hanyalah harapan Nana semata.

Tidak terbukti jika semua itu akan berhasil.

Tiba-tiba Nana teringat akan suatu hal. Ia langsung menghentikan tangannya dan menatap kosong ke arah depan. "Benar, aku harus bertanya tentang permintaan itu," batinnya, senyum tersungging di bibirnya. Lamunannya terhenti ketika dirinya terkejut mendengar suara pintu yang perlahan terbuka lalu perlahan terbuka. "Ayah!!" pekiknya.

George yang membawa gelas panas terkejut dengan suara anaknya sendiri. Tangannya bergoyang dan hampir menumpahkan isi dari gelas itu. "Iya, Sayangku?" tanyanya. Tangan lainya mengelus-elus dadanya sendiri sembari berjalan mendekat ke arah Nana. Hampir saja air yang baru saja mendidih tumpah ke dadanya.

"Cepat duduk! Nana ingin berbicara!!" jawab Nana. Ia kemudian meletakkan nampan kue kejunya di sebelahnya. Menyeret tubuhnya mendekat ke arah George yang duduk di kursinya semula. Senyum begitu ceria terukir di wajahnya.

"Bicaralah setelah meminum susu hangat buatan Ayah ini." Tangan kanan George memberikan gelas berisi susu di depan Nana. "Awas pa--"

Nana tiba-tiba mengambil gelas susu itu dan meminumnya dengan cepat. "Panas!!" pekiknya keras. Merasakan kemarahan dari George, ia langsung menundukkan kepalanya. "Maaf, Nana terlalu terburu-buru ingin berbicara." Senyum mengembang di wajahnya dengan mata yang menatap George tanpa rasa bersalah. Tangan kanannya terulur untuk mengembalikan gelas pada George.

George hanya menghembuskan napasnya dan menerima gelas dari Nana. Tangannya meletakkan gelas di atas meja di sebelahnya. Kemudian, tubuhnya menyandar ke sandaran kursi. Kedua tangannya melipat di dada dan menatap tajam ke arah Nana. "Ingin berbicara apa?" tanyanya curiga dengan kedua alisnya yang mengerut.

"Tentang permintaan itu," jawab Nana sambil menundukkan kepalanya. Tiba-tiba tubuhnya merasa merinding melihat George yang menatapnya seperti itu. Hawa yang pernah Nana rasakan kini muncul dan memenuhi seisi kamarnya. "Bagaimana jawaban dari keputusan yang Ayah ambil?" tanyanya lagi.

My Father is a PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang