Threat

889 138 14
                                    

German

Seorang pemuda bersurai Blonde bergradasi biru tengah memfokuskan diri pada tablet di tangannya.
Tangannya sibuk menekan layar tablet tersebut, mata birunya terlihat sangat serius menatap benda persegi itu.

Taklama seorang pemuda lain menghampiri si manik biru tersebut.
Pemuda dengan surai magenta.

"Kaiser sudah dapat informasi?"

"Belum, sangat sulit untuk menemukan gadisku itu Ness, pasalnya ponsel di tinggal begitu saja, kartu kredit juga begitu! Sangat sulit untuk melacak keberadaannya sekarang"

"Eh benarkah? Apa dia tidak membawa sepeserpun uang?"

"Ntah lah Ness, tapi aku yakin mungkin hidupnya sekarang sangat sengsara"

"Kasihan sekali, jangan khawatir aku akan membantumu mencari calon tunanganmu, akan kupastikan pertunanganmu dengan (Name) akan terjadi!"

Sang pemilik nama Kaiser itu tersenyum licik.

"Pasti, pasti akan terwujud (Name) akan menjadi ratuku!"
















...

Japan

Kafe itu kembali ramai, harus ada bantuan ekstra untuk itu, untung saja karyawan lain sudah datang jadinya ia bisa sedikit terbantu.

Tugasnya kini hanya mencatat pesanan para pelanggan, ia terlihat telaten menuliskan pesanan customer.

Dirinya mulai terbiasa dengan pekerjaannya, walau baru 3 hari ia bekerja di sini namun ia sudah banyak membantu.

Jam makan siang akhirnya tiba, (Name) di gantikan pekerja lain sedangkan dirinya keluar untuk menyantap makan siang yang telah di buatnya sendiri (sang manager menyiapkan bahan masakan untuk sang gadis agar tidak kelaparan saat bermalam di toko).

Kini dirinya tengah duduk dan menyantap makanannya sembari di temani angin sepoi-sepoi yang menyejukkan.
Suasana hatinya saat ini sedang baik, bersyukur pelanggan tadi tidak ada yang mengeluh atau protes tentang pelayanan yang diberikan (Name).

Setelah beberapa menit menghabiskan makan siangnya ia kembali ke dalam toko, saat hendak mengambil apron miliknya sang manager datang menghampiri.

"(Name) san ada pelanggan yang ingin bertemu dengan mu, di meja 5" ucap sang manager.

(Name) mengangguk ia meletakkan kembali apron lalu berjalan menuju meja 5, sesampainya di tempat ia melihat sesosok pria bersurai hitam yang di model seperti mangkuk serta memakai kemeja hitam, celana hitam dan kacamata pada wajahnya.

"Katakan!" gadis itu tidak ingin terlalu berlama-lama mengurusi pelanggan ini, jadinya ia langsung menanyakan perihal 'mau apa dia dengannya!'

"Ah, halo (Name) chan!"

Pria itu melambaikan tangannya dengan wajah datar, bukannya membalas gadis itu hanya diam sambil memainkan jari jemari kanannya.

"Katakan saja tidak usah banyak omong!" jujur saja gadis itu agak jengkel dengan perkataan orang itu, di tambah lagi ia memanggilnya dengan nama asli ditambah suffix 'chan' rasanya cukup menggelikan.

"Baiklah, tapi apa kau tidak berniat duduk?" pria itu menunjuk kursi kosong di depannya.

"Kubilang katakan saja!" gadis itu menahan amarah yang mulai membara, sejujurnya ia ingin sekali memukul kepala mangkuk pria itu (bersyukur kesabaran gadis ini setebal buku ensiklopedia).

"Oh baiklah, jadi begini pertama-tama kenalkan aku Jinpachi Ego, wakil dari proyek sepakbola bernama 'Blue Lock'! Kedatanganku kesini untuk menawarkan---"

Aphrodite [Blue Lock]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang