Tukang Maksa

1.3K 93 2
                                    

Happy reading!✨

Matahari mulai masuk pada celah jendela kamar Shani. Membuat Gracia bangun dari tidur nyenyak nya. Dirinya masih belum sadar berada dimana dia sekarang. Masih mengerjapkan matanya berkali kali, Gracia merasakan berat pada perutnya. Ditambah dengan hembusan nafas yang menerpa leher jenjang nya yang putih. Kondisi itu membuat Gracia tersadar bahwa ini bukan kamarnya. Lalu Gracia pun menengok ke arah kiri dimana ada seseorang yang memeluknya.

"Sha Shani!" Kaget Gracia dengan reflek dia menyingkirkan tubuh Shani agar tak memeluknya lalu dia pun duduk seketika di atas ranjang.

Yang di singkirkan hanya diam sambil mengerjapkan matanya. Kali ini dia tersenyum melihat ke arah Gracia yang melebarkan pupil matanya. Shani dengan tak berdosa nya dia mengulurkan tangannya lalu menarik Gracia kembali ke dalam pelukannya. Gracia masih terdiam dalam perasaan shock nya. Kini tubuhnya di kukung dalam dekapan Shani. Gracia menghela nafasnya, mencoba untuk keluar dari pelukan erat ini. Biarlah nanti emosi nya dia pending agar bisa di luapkan sepuasnya. Intinya dia sekarang akan mencari handphone nya untuk melihat notif. Lagi pula untuk kuliah, dia sudah kelewat jadwal sekarang,percuma saja. Melihat ke arah jam yang menunjukan pukul 10 am.

Gracia melihat ke sekeliling penjuru kamar. Akhirnya dia menemukan tas nya yang berada di sofa kamar. Diambilnya tas itu lalu mengecek semua isi nya. Gracia akhirnya menemukan baju ganti yang biasa dia bawa ke kuliahan jika baju yang dipakainya tiba tiba kotor juga menemukan handphone nya dengan banyak notif yang masuk,beruntung baterai handphone nya masih bisa di pakai. Lalu Gracia pun berjalan ke arah kamar mandi untuk mengganti bajunya. Meski perutnya kosong karena belum makan dari kemarin malam, Gracia harus segera keluar dari apartemen Shani lalu pulang ke rumahnya.

Setelah mengganti bajunya, Gracia berjalan keluar kamar Shani. Untungnya Shani masih tidur dengan lelap di ranjang nya. Jadilah Gracia bisa keluar dengan aman. Tanpa banyak bicara, Gracia mengambil tasnya lalu keluar kamar Shani.

Duk! 

Sialnya tas nya menyangkut pada gagang pintu itu. Membuat pintu itu membunyikan sebuah suara yang lumayan keras sehingga Shani terbangun dari tidurnya.

"Ge?" Suara serak khas bangun tidur itu memanggil Gracia. Buru buru Gracia mengambil tas nya lalu berjalan ke arah pintu keluar. Sial kembali menghampiri Gracia karena Shani telah berada di belakang Gracia yang berjarak beberapa langkah darinya. Shani mendekat lalu berjalan cepat dan memeluk Gracia tanpa berbicara apapun.

"Jangan pergi Gracia" Gracia mematung di tempat, Shani memeluknya dari belakang.

"Lepas Shani. Gue mau pulang" Gracia memberontak tapi Shani tak bergeming.
Gracia yang merasa kesal pun menginjak keras kaki Shani membuat Shani meringis dan melonggarkan pelukannya. Lalu Gracia pun dengan cepat mengambil sepatu nya yang berada di pinggir pintu dan membuka cepat pintu apartemen itu.

"Gila larinya cepet banget" Keluh Shani.

Gracia berlari ke arah tangga karena Shani mengejar nya di belakang. Gracia tak habis pikir dengan jalan pikiran Shani yang masih mengejar nya. Perutnya sekarang terasa sakit sekali, ingin rasanya diam terlebih dahulu tapi Shani berada di atasnya. Sungguh Shani menyebalkan! Tanpa pikir panjang Gracia pun berlari ke arah lift karena sudah tak kuat berjalan.

"Gracia! Berhenti Ge!" Panggil Shani yang akhirnya berhasil menahan pintu lift itu lalu masuk kedalam lift. Shani memeluk langsung Gracia dan menekan tombol lift kembali menuju lantai apartemen nya.

"Gue mau pulang Shani!" Gracia berteriak dalam pelukan Shani. Lagi lagi dia berada di posisi seperti ini.

"Gue gak akan biarin lo pergi Gracia" Ucap Shani lalu menggendong Gracia brydal style membuat Gracia terdiam menatap wajah Shani. Begitu pun Shani yang menatap dalam Gracia. Tatapan itu di artikan Gracia bahwa Gracia hanyalah miliknya. Tapi, kenapa Shani menatapnya seperti itu? Bahkan Gracia menatap Shani penuh kebingungan karena sejak kemarin Shani yang kulkas itu sedikit berbeda saat berhadapan dengannya. Jangan bilang Shani suka pada dirinya?!

Paillettes De VerreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang