Little Friends

418 56 2
                                    

Happy Reading!✨

Seorang gadis tengah menulis di sebuah buku diary miliknya. Suatu kebiasaan ketika malam yang selalu dia lakukan. Segala cerita pasti tercantum dalam buku itu. Di mulai dari pagi hari hingga malam hari, karena menurut nya semua hari itu punya cerita tersendiri. Bukannya memang begitu? Begitu pun tentang kisah asmaranya yang tak kunjung selesai. Tentang dia yang mengagumi kakak kelasnya saat masih di bangku sekolah dasar.

Terdengar biasa saja, namun bagi dia hal itu luar biasa. Dampak yang diberikan kakak kelas nya itu sangat besar sampai-sampai dia tahu bahwa kakak kelasnya itu mempunyai perusahaan besar, hingga dia mendedikasikan separuh waktunya berusaha untuk masuk ke perusahaan kakak kelasnya itu. Sekarang, gadis itu tengah tersenyum sambil melihat yang dia ambil dari akun Instagram kakak kelas nya. Sungguh tatapan itu tak lepas dari postingan kakak kelasnya itu.

"Ganteng banget" Gumam gadis itu.

Setelah dia puas melihat foto itu, dia membuka sebuah kotak yang masih banyak lagi foto berisi foto kakak kelasnya yang dia cetak dari semua postingan di instagram. Kemudian dia berjalan ke arah ranjang nya lalu merebahkan tubuhnya bersiap untuk mengistirahatkan tubuhnya untuk memulai hari esok.

"Besok gue bakal kerja di tempat lo kak, semoga lo inget gue" Ucap gadis itu lalu menutup matanya perlahan-lahan.

••••••••••

"Selamat pagi Amam Apap!" Teriakan gadis itu mampu mengalihkan atensi sepasang suami istri yang sedang sibuk dengan dunianya masing-masing. Si Amam yang sedang memasak, dan Apap yang sibuk dengan Ipad juga kopinya.

"Pagi juga anak Amam!" Balas sang Amam. Panggilan Amam itu kebalikan dari kata "Mama" Begitu juga dengan Apap. Bukan apa apa, hanya saja sang Amam Veranda ingin berbeda dari yang lain. Sedangkan Apap Keynal, ikut yang aman saja, sstt kriteria suami takut istri.

"Semangat banget anak Apap" Ucap Keynal

"Harus semangat dong! Kan hari pertama kerja" Balas gadis itu sambil menarik kursi meja makan.

"Padahal kamu itu gak usah kerja loh Ge" Ucap Veranda sambil menyimpan sarapan ke meja lalu ikut duduk bersama dengan suami dan anak semata wayang nya.

"Kan Gege mau belajar mandiri Mam" Ucap Gracia lalu meminum air putih di hadapannya.

"Ya gapapa lah Mam, kan udah di obrolin. Lagian juga Gege kerja nya di perusahaan kakak kelas yang itu kan sayang" Ucap Keynal, Veranda menghela nafasnya lalu mengangguk. Gracia tersenyum pada Veranda dan mengusap tangan Veranda palan.

"Amam tenang aja, Gege bakal jaga diri baik-baik kok" Ucap Gracia menenangkan. Veranda pun tersenyum, kemudian dia menyiapkan sarapan untuk anak dan suaminya.

••••••••••

Gracia berjalan dalam heningnya, senyum nya sedari tadi tak pudar pudar. Malah semakin bertambah ketika dia sudah sampai di gedung kantor impiannya. Sampai-sampai senyumnya itu menarik perhatian salah seorang pegawai yang tengah mengobrol dengan resepsionis kantor.

"Hei" Panggil seseorang itu. Perawakannya memiliki badan yang sangat tinggi, sehingga membuat Gracia yang memiliki tubuh mungil menengadahkan kepalanya ke atas.

"Ah ya?" Tanya Gracia gelagapan. Seseorang itu menghampiri Gracia, yang membuat Gracia menundukkan kepalanya karena takut.

"Hahahhaha! Lo gak perlu takut. Ini gue Mario, yang kemarin jadi penguji lo" Seseorang bernama Mario itu tertawa, yang mampu membuat Gracia sedikit lega.

"Oke, lo udah mulai kerja ya hari ini?" Tanya Mario, belum sempat Gracia menjawab seseorang kembali datang berkata dengan sekenanya.

"Tidak menerima karyawan baru disini" Suara tanpa nada itu membuat Gracia kembali menegang. Suara yang familiar yang sering kali ia dengar saat ia kecil dulu.

Paillettes De VerreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang