Tukang Maksa II

1.3K 92 5
                                    

Happy reading!✨

Gracia berlari dengan tergesa-gesa di lobby bandara sambil membawa paspor dan tiket nya. Iya, dia tidak membawa apapun saat kabur dari apartemen Shani malam ini. Urusan tiket dan paspor, Gracia mengambil diam diam handphone nya selama berhari hari setiap malamnya. Selama itu, Gracia menyuruh bodyguard papanya untuk membeli tiket dan memberinya paspor dengan tujuan ke Swiss.

Pengumuman untuk memasuki pesawat sudah terdengar kala Gracia sampai di boarding room dengan segera dia memasuki pesawat. Untung saja bodyguard nya memesankan kursi first class, jadi dia akan tidur nyenyak malam ini sampai ke Swiss. Sungguh nekat sekali Shania Gracia ini. Tak apa, uang banyak bisa memudahkan segala nya bukan? Jadi manfaatkan lah saja uang yang selama ini di transfer Daddy nya tapi masih tersisa banyak.

Gracia duduk dengan tenang di kursi tidurnya sekarang, hanya ada dia yang berada di first class. Sungguh kenikmatan yang tiada duanya jika selama ini bepergian pasti banyak sekali penumpang. Dia pun mengecek handphone nya lalu dia memesan hotel untuk sementara dia tinggal. Lihatlah, baterai handphone nya sangat sangat tidak tertolong sekarang. Entah bagaimana lah Gracia memakainya selama ini.  Biarlah nanti dia menarik dulu uang lalu membeli handphone baru.

Gracia sangat sangat menikmati fasilitas first class ini. Dia menidurkan tubuhnya sambil makan dan menonton film. Lama Gracia menonton, lalu Gracia pun memutuskan untuk tidur selama perjalanan.

"Semoga gue gak ketemu lo lagi Shani" Gumam Gracia saat menutup matanya rapat.

••••••••••

"CEK SEMUA CCTV!" Titah seseorang dengan nada yang sangat tinggi. Urat urat lehernya keluar dengan wajah yang sangat marah. Beberapa bodyguard berjaga di belakang nya. Para karyawan pun ketakutan mendengar suara Shani yang tinggi. Iya, seseorang itu Shani yang sedang mencari Gracia.

"Tuan, Nona masuk ke dalam mobil tuan" Ucap sang bodyguard.

"ARRGH! SEKARANG CEK KEMANA MOBIL ITU PERGI!" Kembali perintah Shani di laksanakan oleh bodyguard nya. Mereka semua berpencar untuk mengecek satu satu CCTV di jalan.

Shani berjalan menuju toilet lalu dia berdiam menatap dirinya di pantulan cermin. Tanpa banyak bicara, dia memecah kam cermin itu hingga remahan cermin menusuk ke dalam jari jari nya. Perasaan marah dan sedih bercampur saat ini. Hanya karena Gracia kabur dari apartemen nya. Iya, Shani sudah se jatuh cinta itu dengan Gracia.

"Gue salah ya Ge kalau pengen miliki lo?" Gumam Shani.

Cklek

"Shani, astaga!" Ternyata itu adalah Desy yang membuka kan pintunya.

"Ngapain lo kayak gini sih?! Lo nyakitin diri sendiri tau gak sih!" Cerca Desy saat melihat jari jemari Shani yang mengeluarkan darah.

"Gue salah ya cinta sama Gracia?" Tanya Shani tiba-tiba. Pandangan Desy yang awalnya melihat cermin yang pecah, kini teralihkan pada Shani yang menatap kosong ke depan.

"Cinta lo gak salah, tapi cara lo yang salah" Ujar Desy.

"Cara mana yang salah? Gue ngelakuin ini buat kebaikan kita Des!" Suara Shani meninggi dan menatap tajam ke arah Desy.

"Lo cuma mementingkan diri sendiri Shani! Lo gak tau apa yang buat Gracia bahagia" Ucapan Desy tertahan.

"Gue gak bakal biarin lo terpuruk kayak gini. Kalau lo cinta Gracia, sekarang lo cari dia,terus lo buat dia cinta sama lo" Desy menepuk nepuk pundak Shani. Tatapan Shani melunak, lalu dia menundukkan kepalanya. Tiba-tiba nada dering telfon Shani berbunyi. Shani dengan cepat mengangkatnya.

"Ya halo?"

"Informasi Tuan, Nona ke Bandara dengan tujuan ke Swiss"

"Siapkan Jet sekarang. Kita terbang sekarang juga"

Paillettes De VerreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang