The Collector

536 72 8
                                    

Happy Reading! ✨

Tuhan ciptakan makhluk dengan berbagai macam keunikan. Ada hewan yang tak memiliki akal, ada tumbuhan yang kaya akan manfaat, begitupun juga manusia yang diciptakan sempurna oleh-Nya.

Sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia terkadang merasa bahwa dirinya adalah Raja. Berbuat sekenanya pada lingkungan. Apalagi jika dia memiliki kekuasaan, makin tak tau diri saja lah dia.

Ya, memang itu lah manusia. Kadang baik, dan kadang buruk. Itu sudah takdir. Begitu juga dengan pria tampan bernama Shani Indira Natio. Dengan berbagai bisnis yang dia kelola, maka kekayaannya begitu melimpah. Mempekerjakan manusia dengan sedikit melebihi batas kemampuan. Membeli ini dan itu tanpa memikirkan seberapa harga yang harus dibayar. Pun jika ada barang yang sebenarnya dia tidak butuhkan, tapi dia menginginkannya, dengan cuma-cuma Shani membelinya.

Seperti saat ini, Shani berjalan dengan gagahnya di lorong hotel yang sangat sepi. Dia di jaga ketat oleh beberapa bodyguard yang siap siaga jika Shani membutuhkan sesuatu pun dalam situasi berbahaya.

Pintu ballroom hotel terbuka. Terlihat banyak sekali pria maupun wanita yang sedang bersantai meminum atau memakan apa yang disediakan. Penampilannya terlihat semua seperti orang yang sangat berkepentingan. Sama halnya dengan Shani, ahh tapi menurut Shani mereka masih dibawah dirinya.

Dia yang paling berkuasa di sini.

"Mario, anda ikut saya masuk dan yang lain tetap berjaga diluar" Titah Shani. Mario, selaku teman sekaligus asisten yang selalu menemani Shani langsung saja mengangguk dan melakukan apa yang diperintahkan bos nya.

Shani kemudian duduk di kursi paling depan, tentunya khusus untuk orang-orang yang memiliki kekuasaan. Sambil menunggu acara dimulai, Shani meminum wine nya dengan tenang.

"Shan, yakin mau ngambil dari sini?" Mario masih tak yakin akan keputusan Shani kali ini.

"Kita lihat nanti" Ucap Shani sekenanya.

Tak lama kemudian, acara pun dimulai. Berbagai rangkaian acara sudah disebutkan oleh pembawa acara. Dan akhirnya kini masuk ke acara inti, pelelangan barang dan jasa.

Shani sedari tadi hanya diam, seperti tak tertarik akan apa yang di tawarkan. Namun, sepertinya itu hanya sekejap ketika ada seorang wanita yang dilelang kan. Shani tertarik dengan itu, dan Shani ingin!

"Shania Gracia berumur 21 tahun dibuka dengan nilai 100 miliar" Pembawa acara memberikan harga.

"110!" Teriakan seorang pria tua di pinggir Shani membuat telinga Shani sedikit ternodai.

"120!" Kembali sahutan lain dari pria yang sejajar dengan Shani.

"135!!" Seakan tak ingin kalah, yang lain pun menyahuti.

Kembali tawaran tawaran di di lontarkan, hingga terakhir berasa di angka 500 oleh si pria tua di pinggir Shani. Beberapa detik waktu menawar hampir habis, Shani mulai membuka suaranya.

"900!" Ucap Shani sambil menatap pada pembawa acara.

"Shan!" Mario terkejut dengan apa yang Shani lakukan, tapi bukan Shani namanya jika tidak melakukan hal diluar nalar.

"Baik, saya tutup di 900 miliar oleh Tuan Shani Indira Natio" Pembawa acara sudah membuat keputusan.

"Berani sekali kamu melawan saya. Saya ingin dia dan kamu menggagalkannya. Saya akan menawar dengan 950 bagaimana?" Pria tua di pinggir Shani berbicara dengan sedikit emosi. Tapi sayang, Shani tak menanggapinya dan malah berdiri dan berjalan keluar ballroom tempat acara lelang di selenggarakan.

"Hei Shani Indira! Kita lihat nanti siapa yang akan menang!" Teriakan pria tua itu kembali terdengar. Lagi-lagi, Shani menghiraukannya.

••••••••••

Paillettes De VerreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang