-Hari ke 10
Benar, kalian tidak salah membaca tulisan di atas. Kalian juga tidak salah dalam membaca setiap bab yang ada di cerita ini.
Yang salah adalah mereka, yang sama sekali tidak memiliki waktu walau sekedar saling sapa. Hingga hari-hari terus berjalan dengan terus berulang dan sampailah mereka di hari ke-10 ini.
Glen, yang berangkat dini hari dan pulang tengah malam, atau bahkan sering tidak pulang. Dan Sienna yang hari-harinya sama seperti sebelumnya, atau malah lebih parah lantaran ia semakin sibuk sebab ia kini mulai terjun di dunia bisnis milik Mamanya. Ya, sebut saja Sienna multitasking.
Hal seperti itu terus berulang dan berulang, seperti tidak ada hari yang memiliki tatanan waktu yang berbeda.
Jika ditanya, apakah mereka lelah? Entahlah, jawabannya ada pada mereka berdua.
Dan di jam 12 lebih 15 menit ini, Sienna baru memasuki area parkir. Yang entah bagaimana, disusul dengan mobil milik Glen.
Mereka pulang di jam yang sama, dan mungkin dengan keadaan yang sama. Sienna keluar dari mobil bersamaan dengan Glen, mereka bertemu, dan ini adalah kejadian yang cukup langkah.
Glen tersenyum, melihat atensi Sienna di depannya. "Oh hai, long time no see u, Sien." Sapanya.
Sienna yang sudah tidak ada tenaga, hanya tersenyum kecil. "Ayo masuk sama-sama." Ajak Sienna, berjalan mendahului Glen yang kemudian disusul Glen disampingnya.
"How was your day?" Tanya Sienna, tanpa menatap Glen.
"Lo bisa ngeliat kabar gue dari media."
Sienna tersenyum kecil, "Gue gak suka ngeliat lo versi media." Balas Sienna.
Glen tertawa kecil, "Kalo gitu... ya, I'm fine as usual, how about you?" Langkah mereka berhenti saat mereka sudah memasuki lift.
Sienna menatap Glen sejenak, memperhatikan setiap raut juga gelagat Glen. "Good job for today, Glen." Ucap Sienna, seraya mengangkat tangannya ke belakang tubuh Glen dan menepuk punggung Glen pelan, ia mengusahakan untuk tidak kontak fisik. "Ya sama, gue baik-baik aja, just feel tired." imbuhnya.
Baiklah, interaksi mereka benar-benar jauh berbeda dari 10 hari sebelumnya. Mengapa mereka tiba-tiba sangat akrab? Jawabannya karena mereka terlalu lelah untuk sekedar berdebat, dan memilih untuk saling bertanya kabar, atau sebutannya basa-basi.
Glen terdiam, menatap tangan Sienna yang sebelumnya menepuk punggungnya.
Sienna yang merasa ditatap, mengangkat telapak tangannya, "Gue nggak bersentuhan fisik." Ucapnya panik.
Glen tertawa geli, "Gue gapapa, gak usah alay gitu lo." Ucap Glen, masih dengan tawanya.
Dan Sienna, hanya bisa berdecih kesal mendengar ucapan Glen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glen : presque parfait
Teen FictionSienna Daliya Erum, gadis cantik yang berasal dari Jogjakarta dengan profesinya sebagai psikolog. Yang entah bagaimana ceritanya, ia harus terperangkap drama rumit setelah bertunangan 'secara paksa'. Dan Glenzero Andara Adhitama, bintang besar seka...