Hening, itu adalah pandangan pertama mengenai ruangan yang menjadi kamar Glen sejak satu bulan ini. Tidak ada suara, lantaran pemilik kamar kembali masuk ke dalam mimpi dengan wajah pucatnya.
Tak lama pintu kembali terbuka, dengan sosok Sienna yang menjadi pelaku pembuka pintu. Ia masuk dengan membawa baskom berisi air hangat juga kain sebagai kompres untuk Glen.
Ini sudah menunjukkan waktu pukul 9 pagi, tetapi Sienna masih tenggelam dalam perasaan panik sebab suhu Glen yang tak kunjung turun.
"Gue panggil dokter aja, ya?" Tanya Sienna. Percayalah jika ini adalah pertanyaan yang sudah keluar hampir 10 kali.
Tak ada jawaban dari Glen, pria yang menjadi lawan bicara Sienna masih termenung dalam mimpinya.
Sedangkan Sienna, semakin merasa tidak tenang. Gadis itu menghela napas panjang dan mencoba berpikir setenang mungkin.
Setelah banyak pertimbangan, Sienna memutuskan untuk memanggil dokter yang sudah lama menjadi langganan keluarganya. Tentunya hal itu diluar sepengetahuan Glen.
Beberapa waktu berlalu, Sienna menunggu di dekat pintu masuk apartment Glen sembari melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah yang tampak berpikir. Namun pikirannya yang sudah tersusun rapi langsung buyar seketika saat mendengar suara bel berbunyi.
"Halo Sienna, long time no see you, siapa yang sakit?" Tanya sang dokter dengan name tag 'Tyan Nugraha', tampak wajahnya yang seolah memberitahukan bahwa dia adalah dokter muda.
Sienna berjalan masuk mengantar Dokter Tyan menuju kamar Glen, "Yang sakit tunangan gue, dia punya phobia sentuhan akut, usahain selama lo ada didekatnya, jangan ada sedikitpun sentuhan. Gue minta tolong banget selesain secepatnya sebelum dia bangun." Ucap Sienna sembari membuka pintu kamar dan mempersilahkan sang dokter masuk.
Gadis itu berdiri beberapa langkah di belakang Tyan, memperhatikan bagaimana sang Dokter tengah memeriksa Glen menggunakan sarung tangan medis. Itu sesuai request Sienna untuk memeriksa Glen tanpa menyentuhnya sedikitpun.
"Gimana?" Tanya Sienna saat melihat Tyan sudah selesai memeriksa.
Tyan menghela napas pelan, "Ini demam karena stress aja, obatnya nanti gue kirim dari apotik kayak biasa." tutur Tyan sembari melepas sarung tangannya.
Mendengar penuturan Tyan, Sienna menghela napas lega saat tahu jika ini bukanlah penyakit serius.
"Udah ya, gue mau balik. Gue hari ini sibuk, lo kalo mau manggil jangan bikin orang panik." Tyan melirik Sienna sinis.
Namun sang pelaku hanya terkekeh tanpa merasa bersalah, pasalnya Tyan adalah teman dekatnya sejak kecil sehingga Sienna jarang merasa sungkan pada Tyan.
Sienna mengantar Tyan menuju keluar Apartment. "Hati-hati ya, daaah." Tanpa mendengar balasan dari Tyan, Sienna menutup pintu Apartment dan berjalan masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glen : presque parfait
Fiksi RemajaSienna Daliya Erum, gadis cantik yang berasal dari Jogjakarta dengan profesinya sebagai psikolog. Yang entah bagaimana ceritanya, ia harus terperangkap drama rumit setelah bertunangan 'secara paksa'. Dan Glenzero Andara Adhitama, bintang besar seka...