Mobil Sienna berhenti tepat di halaman rumah besar dengan suasana tenang dan elegan, rumah bernuansa kejawen itu milik kedua orangtuanya. Sedangkan anak pemilik rumah itu baru keluar rumah dengan disusul Glen.
Sienna berjalan masuk ke dalam rumah, bersama Glen yang mengikuti langkahnya dari belakang.
Tiba-tiba langkah Sienna berhenti, gadis itu berbalik dan menatap kesal Glen. "Lo bisa gak sih jalan di samping gue aja? Jangan kek anak ayam, nanti dikira gue babuin lo." Omel Sienna seraya melayangkan tatapan tajam pada Glen.
Sedangkan Glen, pria itu berdecak kesal lalu berjalan di samping kanan Sienna. "Nih, udah kan?" Balas Glen sembari melirik Sienna. Mereka kembali melanjutkan jalannya.
"Cerewet banget, pendek." Cibir Glen dengan suara kecil.
Tangan Sienna terulur, lalu membuka pintu lebar-lebar dan masuk dengan suasana hati yang cukup baik lantaran dia sudah cukup lama tidak pulang ke rumah ini.
"Mamaaa!" Panggil Sienna seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Mamanya. Namun belum sempat matanya menemukan keberadaan sang Mama, hidungnya sudah terlebih dahulu mencium wangi masakan.
Gadis itu berlari menuju dapur, sedangkan Glen berjalan menuju sofa ruang tamu.
"Mama!!" Teriak Sienna seraya berlari kecil menuju Mamanya yang tengah memasak, gadis itu memeluk erat Mamanya dari belakang.
Hera, sosok wanita paruh baya yang menjadi Mama tersayangnya Sienna hanya terkekeh dan melirik Sienna. "Sayang, udah sampe, ayo bawa makanannya ke meja makan." Ucapnya seraya mengangkat piring dan memberikannya pada Sienna.
Sienna melepaskan pelukan Mamanya dan menerima piringnya.
Hera berjalan beriringan dengan Sienna menuju ruang makan. "Glen, sini!" Panggil Sienna, mengingat jika artis yang baru dikenalnya semalam belum sarapan, sama sepertinya.
"Udah akrab aja, Sien."
"Gak, belum! siapa yang akrab? Aku cuman kasian sama orang asing yang belum makan dari semalem." Ucap Sienna, bersamaan dengan kedatangan Glen di ruang makan.
"Om Genta gak ada, Tan?" Tanya Glen, walau sekedar basa-basi.
Hera tersenyum tipis ke arah Glen. "Lembur, semalem gak pulang." Jawab Hera singkat, namun masih dengan nada ramah.
Merasa telah mengungkit hal yang sensitif, Glen hanya menahan napas menggigit bibir bawahnya. "Ah, gitu toh..."
"Gimana? Udah akrab, belum? Cepet akrab ya, biar acara tunangannya bisa lebih cepet."
Glen dan Sienna saling melirik sinis. Tapi daripada Glen, Sienna sangat jelas melayangkan tatapan yang seolah mengatakan 'sejak tadi malam, kamu sudah menjadi musuhku.'
Terdengar suara napas panjang dari Mama, "Sienna..." Panggil Mama, lelah dengan Sienna yang kadang masih terlihat seperti anak kecil jika dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glen : presque parfait
Teen FictionSienna Daliya Erum, gadis cantik yang berasal dari Jogjakarta dengan profesinya sebagai psikolog. Yang entah bagaimana ceritanya, ia harus terperangkap drama rumit setelah bertunangan 'secara paksa'. Dan Glenzero Andara Adhitama, bintang besar seka...