02. Nais Tray

18 5 15
                                    

"Weeeeey, ada Alea wey. Yuk yuk siap siapp." teriak Karlyn nyaring. Gadis itu melompat dari atas sofa menuju ke arah tangga. Sedari tadi ia ditugaskan untuk mengamati kamar Alea. Mereka sedang mengadakan suprise kecil kecilan untuk Alea. Ini memang kerap mereka lakukan ketika datang penghuni baru. Seperti yang mereka lakukan atas kedatangan Rena bulan lalu. Hal ini mereka lakukan bertujuan supaya mereka saling akrab satu sama lain kedepannya.

"Karlyn, jangan lari lari. Gapapa kakinya?" Darren menghampiri Karlyn dengan panik. Mengecek kaki gadis itu. Sebab kaki Karlyn baru saja terkilir di bagian kanan, menyebabkan gadis itu tidak bisa berjalan selama beberapa hari. Dan mengharuskan Darren untuk selalu menggendong Karlyn kemanapun arah tujuannya. Bahkan Karlyn sampai tidak bisa mengikuti kelas sekali waktu itu, namun setelahnya Darren akan selalu menjemput dan mengantarkan dirinya ke kelas. Walaupun begitu, Darren sama sekali tidak merasa terbebankan. Darren menanggap Karlyn sebagai adiknya.

"Ih, gapapa loh, Kak Darren." Karlyn berdiri, ia membiarkan Darren yang memandangnya penuh rasa kekhawatiran. Karlyn malah meninggalkan Darren dengan berjalan menuju arah tangga, menunggu Alea turun dari kamarnya.

Hal yang ditunggu tunggu pun tiba. Alea datang dengan piyama pendek berwarna abu abu, bergambar karakter cartoon kesukaannya-sinchan. Gadis itu mengepang kedua rambutnya sebahu. Terlihat menggemaskan, dan pas untuk dirinya.

"Aleaaa welkam tu te sembilan limaas gangg!" Mereka semua berteriak secara kompak, sedangkan Alea mematung di tempat, mencoba mencerna keadaan. Padahal niatnya pergi ke lantai bawah adalah untuk berjalan jalan. Ia lelah terus menerus berada di kamar, tidak ada yang bisa ia lakukan. Namun malah mendapatkan kejutan seperti ini. Dirinya benar benar tidak menyangka.

"Kalian, kenapa repot repot kayak gini?" Alea memandang para penghuni kosan yang dalam waktu dekat akan menjadi teman, atau bahkan keluarga untuknya.

Jove mendekat, menyodorkan sekotak donat kepada Alea, "ga repot repot kok, ini cara kita buat menyambut kedatangan anggota baru."

Alea menerima donat itu dengan senang hati, lagi pula Alea memang menyukai donat. Jadi dia akan memakan donat itu sebanyak yang ia mau.

"Semoga betah disini ya Alea, gue Zeline."

"Gue Kylie,"

"Karlynnn. Nanti kita main bareng ya, All? Suka anime gaa? Suka kpop juga kann? Ku lihat dari case hpmuu. Nanti kita main berdua puyuh." Alea tersenyum, menjabat tangan Karlyn yang nampak ceria.

"Renaa. Kamu anak ilmu gizi kan? Pernah lihat. Aku anak teknologi pangan hehehe, kita satu kampus, lohh," Alea mengangguk, tersenyum membalas perkataan Rena

"Abighea, panggil Ghea aja yaa."

Kini ganti para lelaki yang menyalami Alea. Mereka nampak bersahabat, tidak seperti pada beberapa jam yang lalu. Mungkin karena terlalu fokus bermain dengan gadget.

"Darren,"

"Yervant."

"Leo."

"Ragass cuy,"

"Raden,"

"El," Aslinya namanya Elvan, males berbicara terbelit belit anaknya.

"Halo, Ivan."

"Rakha." Ohh ini Rakha. Hmmm terlihat tampan, tapi galak?

"Rangga yeh," Yahh, wajahnya memang lawak sihh.

"Javian." Oh tunggu, lelaki ini kan yang tadi menabrak Alea di anak tangga terakhir? Wajahnya memang benar benar memuakkan. Alea saja malas melihatnya. Wkwk ati ati jatuh cintaa.

"Nah, udah kenal semua kan sekarang Al, semoga kedepannya semakin akrab yaa," Jovelyn berucap, gadis itu berjalan menuju dapur, kembali pada aktivitasnya. Dia memang sibuk sekali.

Kosan 95Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang