Hari Jumat kayak gini, enak banget buat goleran di kasur karena libur alias ga ada kelas, atau yang dapet kelas di sore hari. Sama halnya kayak Kylie, Jovelyn, Ghea, Kajesha, dan Rena. Mereka berempat eh lima, sekarang lagi maskeran di ruang tamu. Ada sih beberapa penghuni lainnya, tapi mereka memilih untuk tidur di kamarnya masing masing.
"Ghe, itu ponsel lo bunyi terus. Kayaknya ada yang telepon deh?" ucap Rena, memberikan ponsel Ghea pada pemiliknya.
"Oh iya? Makasih ya Rena!" Ghea buru buru menerima ponselnya dan mengangkat telepon. Gadis itu sedikit menepi dari kehadiran teman temannya. Ia memilih untuk mengangkat telepon di teras depan.
Sedangkan mereka yang berada di dalam kini tengah sepakat untuk mengecat kuku mereka. Tapi ada juga sih yang malah nyulam kain, kayak Kajesha ini. Emang ya, gabutnya sangat berfaedah.
"Eh, bagi kuteks warna merah, dong." Kylie meminta pada Jovelyn selaku pemilik kuteks kuteks tersebut.
"Nih."
"Pake warna apa ya enaknya..." Rena malah kebingungan sendiri. Melihat berbagai jenis kuteks yang Jove punya dan berbagai pilihan warna membuat Rena pusing sendiri. Dia ingin warna apa ya? Hitam aja kali? Kayak Maleficent. Atau apa itu ya
"Pake kuteks yang warna merah item aja, Ren. Kayak mental nanti," Canda Kajesha, ia masih sibuk menyulam kain dengan hati hati.
"Hm.. warna pink aja deh, warna normal!" Rena buru buru mengambil kuteks berwarna pink, dan memakainya di kuku kuku tangannya.
Yaa... mereka emang ngelakuin apapun bareng bareng sih hari ini. Mulai tadi bangun tidur udah sarapan bareng, trus antri mandi bareng, milih baju yang hampir samaan, jalan jalan keliling komplek bareng, maskeran bareng, sampai saat ini nih, cat kuku bareng. Yah bisa disebut kayak girls time gitu. Seneng sih mereka, ga ada cowo yang ganggu soalnya. Tapi itu mereka lakuin tanpa sengaja sih, soalnya kayak itu terjadi secara tiba tiba. Kan mumpung hari libur, ga enak kalo cuma rebahan, akhirnya mereka memutuskan untuk.. yahh acara kumpul kumpul kecil gini.
"Wahhh, kalian nge-cat kuku?? Mau dong akuu!" seru Ghea dari arah pintu. Gadis itu memandang cat kuku milik Jove yang tertata rapi dengan mata berbinar. Ini mah surgaa!
"Iya, Ghe. Ambil." Jovelyn menjawab.
"Eh, tadi yang telpon siapa, Ghe? Daritadi ponsel lo bunyi soalnya." tanya Rena merasa penasaran. Apa sangat amat penting telepon itu?
"Ohh, itu a Elvan tadi telepon."
"Kenapa Elvan manggil lo dengan sebutan 'bul' ?" Ini jiwa ke kepoan Kylie mulai tumbuh. Dia aneh aja dengerin Elvan yang selalu manggil Ghea pake sebutan 'bul', kalian juga pasti penasaran kan, apa maksud 'bul' nya Elvan itu?
"Hahaha, kata a Elvan, aku lucu mirip anabul. Makanya a Elvan manggil aku bul. Tapi juga katanya aku gembull." Balas Ghea, yang membuat teman teman yang mendengarkan ikut mengangguk paham. Ternyata ini toh alasannya..
Waktu mereka lagi enak enak gican, alias gibah cantik, tiba tiba aja si cowok perusuh alias Farel, dateng dan duduk di sofa yang letaknya tepat di atas mereka. Kalo duduknya diem trus bodo amat sama obrolan cewe cewe mah gapapa ya. Lah ini, udah duduk di atas seenaknya sendiri, mana lihatin pake mata julid lagi. Jadinya kayak... raja dan para dayang dayangnya gitu loh. Tapi karena sekarang udah ga ada kerajaan kerajaan di negri kita tercinta, jadi kelihatannya tu Farel kayak suami yang lagi lihatin bini bininya bercanda. Asik banget gasi, Farel berbini 5 gaes. Awas aja di amuk para pawangnya wkwk.
"Bahas apa sih lu pada?" tanya Farel. Ia sudah sedari tadi mendengarkan percakapan gadis gadis itu. Namun tak satupun ada yang dipahami Farel. Memang sepertinya perbincangan perempuan sih ini..
"Kepo. Rahasia wanita!" tegas Kajesha, diselingi dengan tawanya.
"Ck, daripada bahasan kalian tu makin ga jelas yakan, sini deh deketan. Gue ada inpo terbaru nih, mau denger ga?" Nah kan, Farel udah memulai acara gibahnya nih. Entah deh, ada aja info terbaru yang didapetin Farel. Entah dari Mas Ical, tukang sayur yang biasanya lewat depan kosan, atau bahkan Mbak Beti, asisten rumah tangganya Bu Tria, tapi masih banyak lagi deh sumber informasinya Farel tuh. Ni anak ga pernah ke kurangan informasi memang. Sama halnya kayak Rangga. Emang cocok.
"Apa apa?" Rena mulai mendekat, ia menatap Farel dengan tatapan penasaran. Informasi yang diberikan Farel tu ga pernah kaleng kaleng, selalu bermutu.
"Bentar, gue buang angin dulu," Belum sempat gadis gadis itu memukuli Farel, satu suara terdengar dan membuat mereka menutup hidungnya.
Dudd..
"Nah udeh. Gue banyak inpo nih, pertama tentang anak kosan, yang kedua tentang idola kalian semua, wakakakka. Ya kalo anak kosan sih mungkin Zeline sama Leo yang jadian kali ya. Tau ga kalian, Leo sengaja tuker tempat supaya Zeline tetep bisa nonton sama Adeline, dan Karlyn. Padahal aslinya yang duduk sebelahan sama Adeline, Karlyn itu Leo, tapi dia maksa Yervant buat ngasih tiketnya dia ke Zeline. Ya intinya tukeran tiket gitu deh."
"Anjim! Trus trus, kalo tentang idola, itu sapa?"
"Oke jadi begini ya, kalian kalian kalian semua ni pasti pada suka Mas Doyok kan, yakan? Siap siap patah hati kalian, Mas Doyok tuh udah lamaran! Bujett... Dia beneran sebucin itu sama Mbak Sera. Masa nih ya masa, dia buatin banyak banyak puisi khusus buat Mbak Sera. Dia ga pernah ngenal cewe kan, sekalinya kenal cewe beuhhh, bucinnya di atas normal coyyy. Setiap Mbak Sera ngelakuin apa aja buat Mas Doyok, yang salting malah Mas Doyok nya. Tapi sabar ya, Mas Doyok bentar lagi lamaran. Selamat patah hati untuk kedua kalinya. yahahah." Farel menutup informasi (yang kali ini tidak penting), dengan kekehannya yang terdengar menyebalkan.
"LO APA APAAN SIH NYERITAIN KAYAK GITU DEPAN GUE?!! LO PIKIR GUE GA SAKIT KAH?!" amuk Rena. Ia melempar satu buah bantal pada Farel. Kenapa dia bisa berperilaku seperti itu? Ya karena dia suka sama Mas Doyok, dapet kabar kayak gitu, ya nangis lah dia. Tapi dia ga sendirian kok, Jove, sama Kajesha diam diam juga patah hati.
"Cih, dapet info dari mana lo?" tanya Jove, ia memandang Farel malas.
"Wooo, ya jelas noo! Mas bro tercinta! Mas Ical Setyo Pambudi!" balas Farel dengan bangganya.
"Assalamualaikum!" seru Rakha, dan Ivan, ketika baru saja sampai di kosan. Masing masing di tangan mereka membawa satu kresek berisik kotak nasi berwarna putih. Uhhh, apa tuh dalemnya.
"Waalaikumsalam," jawab Farel, ia mempersilahkan Rakha, dan Ivan untuk duduk di sebelahnya, menyantap makanan mereka. Tau kan apa maksud Farel? Ya, tidak lain dan tidak bukan untuk merebut wadah yang ternyata berisi mie ayam itu. Bahkan kini mereka berebutan untuk mencicipi mie ayam itu. Bahkan para gadis tadi tak mau ikut kalah, mereka andil dalam pertempuran perebutan mie ayam. Dan pada akhirnya Rakha, dan Ivan mengalah, membiarkan makanan mereka berdua dicicipi oleh teman teman lainnya.
•••
Alhamdulillah, sakitku udah sembuh, dan semua lombaku sudah berjalan dengan mulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan 95
Short Storyisinya cuma tentang kehidupan sehari hari ke 20 an penghuni kos, dengan segala cara untuk bertahan hidup.