ICHI

555 57 0
                                    

"Kalian sudah kelas sembilan, sudah waktunya kalian untuk serius menentukan tujuan kalian selanjutnya. Bapak akan membagikan selembaran masa depan untuk kalian semua. Tapi sudah pasti kalian--"

Seluruh murid di kelas mengeluarkan quirk mereka.

"--melanjutkan ke sekolah pahlawan!"

"BENAR!!"

Seluruh kelas berseru senang. Guru di depan kelas tertawa."Aku tahu kalian semua berbakat. Tapi jangan gunakan quirk kalian di dalam kelas, itu melanggar peraturan."

"Pak! Jangan samakan kami semua! Aku nggak mungkin sama derajatnya dengan para pecundang ini!" Bakugo berseru membuat murid-murid yang lain protes. 

"NGOMONG APA BARUSAN KAMU BAKUGO?!"

"KALIAN SEHARUSNYA DIAM SEPERTI YANG LAIN!"

"Oh ya, kalau tidak salah kau hendak melanjutkan sekolah ke SMA UA ya, Bakugo?" kata si guru sambil memeriksa daftar kusioner yang ia terima.

"UA? Sekolah negeri yang itu?"

"Tingkat kelulusannya sangat kecil tahu nggak?"

"Kudengar ujiannya juga sangat ketat."

Aku melirik ke arah Midoriya. Dia nampak stress saat tahu Bakugo juga menuju ke sekolah yang sama dengan yang ia tuju. Aku tersenyum dan menepuk pundaknya. "Kau tak apa?"

"Memangnya tidak apa-apa jika kau tahu kalau sebenarnya orang yang membencimu memutuskan ke sekolah yang sama denganmu?" Midoriya bertanya balik.

Aku meringis. "Nggak sih."

"Kan?!"

"Tapi Bakugo emang unggul sih. Dia ada kemungkinan bisa masuk ke SMA UA." kataku.

Midiriya menghela napas pasrah. "Aku sih tidak."

"Oh iya. Midoriya dan Rengoku ingin masuk SMA UA juga ya?"

Seketika, satu kelas menjadi hening. Namun tidak lama, mereka semua tertawa.

"HAHAHA...., Midoriya dan Rengoku? Gak mungkin!"

"Iya! Ngimpi kali mereka bisa masuk SMA UA!"

"Nggak mungkin kamu bisa masuk kesana dengan modal belajar doang!!"

"Eh, tapi mereka sudah mengubah peraturannya!"

Aku menghela napas. Mulai lagi. Mereka mulai merendahkan kami. Sebenarnya lebih ke Midoriya sih. Kalau denganku, mereka takut. Aku saja bisa mengalahkan Bakugo yang menyerangku dengan quirk.

Mataku melirik Midoriya yang sudah terduduk di lantai karena disudutkan oleh Bakugo. Sambil menghela napas lelah, aku mengangkat tanganku. "Dari kelas lain ada yang ingin masuk UA, sensei?" tanyaku.

"Ah ya." Guru di depan mulai memeriksa berkas murid-murid kelas lain. "Tokito dan Tomioka dari kelas 3-4 juga ingin masuk UA. Yah, Bakugo, tidak hanya kau yang dari SMP ini yang mengajukan diri ke SMA UA."

Aku tersenyum puas. Tanpa perlu memeriksa, kutahu Bakugo kesal karena dia memiliki banyak lawan yang harus ia tumbangkan.

***

"Oh, jadi si Bom Berjalan itu ingin masuk UA juga? Yah, sudah kuduga sih."

"Yang wajahnya kayak mantan Pilar Angin?"

"Kau mengatakannya membuatku merasa mengingat Shinazugawa-san lagi. Aku juga merindukan Genya."

"Adiknya Pilar Angin?"

FIRE, WATER & MIST | BNHA X F!TOMIOKA READER X KNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang