Suasana di pagi hari yang berbeda bagi Zura mungkin karena tadi malam Zura telah menemukan orang baru. Zura menuruni anak tangga sambil bersiul menandakan bahwa suasana hatinya begitu senang pagi ini. Papa yang menyaksikan anaknya begitu ceria pagi ini tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala.
"Itu kenapa lagi? Sedang jatuh cinta yah anak Papa." Ucap Papa dengan mata yang masih tertuju pada surat kabar yang di pegangnya.
Kursi yang kosong Zura duduki sambil meraih sepotong roti bakar buatan Mama. Mendengar pertanyaan dan pernyataan dari Papa membuatnha tersenyum menampakkan gigi kecilnya.
"Hehehe. Gak lah, Pa. Zura cuman senang aja hari ini." Jawab Zura sambil memakan roti bakarnya.
"Oh iyya, tugas dari Azka sudah selesai?" Tanya Mama tiba-tiba yang kemudian duduk di hadapan Zura.
Pertanyaan Mama membuat Zura mengalami perubahan mood yang begitu drastis. Zura hanya menyantap roti bakar yang dibuatkan Mama kemudian berpamitan kepada Mama Papa lalu berangkat ke sekolah tanpa sarapan nasi.
"Zura pamit yah, Ma Pa. Jam pertama olahraga soalnya jadi Zura buru-buru." Zura mencium kedua tangan Mama Papa lalu beranjak dari tempat duduknya.
"Loh, gak sarapan, Zura. Ini Mama buat nasi goreng kesukaan kamu loh." Teriak Mama karena Zura sedikit sudah jauh dari ruang makan.
"Ayolah, Ma. Lagian Mama kenapa bahas Azka pagi-pagi gini. Mama tau kan anak itu paling anti sama Azka." Papa menggenggam tangan kanan Mama meyakinkan bahwa Zura hanya tidak ingin membahas tentang Azka, bukan menghindari makanan Mama nya.
Notifikasi pesan terdengar beberapa kali dari ponsel Zura membuat sang pemilik merogoh saku nya dan menatap layar ponsel itu. Ternyata Darren yang mengirimkan beberapa pesan di Instagram.
Entah kenapa, kali ini Darren menghubungi Zura melalui Instagram. Zura dengan senang hati membalas pesan Darren dan menunggu di halte bus.—🥀—
Hanya butuh beberapa menit Darren tiba di halte bus, dari kejauhan ia melihat Zura duduk sambil mengayunkan kedua kakinya yang tak sampai ke tanah karena tempat duduk yang begitu tinggi.
Darren berhenti tepat di hadapan Zura, yang menunggu pun tampak sumringah menanggapi kedatangan Darren. Tanpa berbasa-basi Darren membantu Zura mengenakan Helm hitam yang ia bawa khusu untuk Zura.
"Imut." Darren sedikit menepuk beberapa kali helm hitam yang terlihat begitu besar di kepala Zura.
Kaca helm yang tampak hitam itupun Darren turun kan agar Zura tidak terlalu terkena angin.
"Makasih, Ren." Ucap Zura sambil tersenyum di balik helm besar itu.
"Ayo naik Zura." Darren dengan sigap membukakan stan kaki untuk Zura.
Seumur hidup baru pertama kalinya jok motor ketua gang motor Amorfos di tumpangi oleh seorang cewek. Bagi Darren ini adalah hal pertama kali dalam hidupnya dimana ia mendapatkan kesempatan seperti ini bersama seseorang yang ia sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH SINGGAH
Teen Fiction⛔ Semua alur cerita murni pemikiran author sendiri. ⛔ Plagiat dan ingin menjiplak sebagian cerita di mohon tidak melakukan hal tersebut. pada akhirnya kita kembali pada dunia kita sendiri sendiri, saling mencoba berpindah ke lain hati, saling menc...