Azizi menangkup wajahnya begitu ia selesai membaca surat dari Ashel, siapa sangka akan ditinggal oleh orang yang kini sangat ia rindukan, Azizi dengan gesit menyambar jaket dan kunci motornya, ia mau pulang sekarang.
"Zi! Mau kemana!?" Tanya Christy bingung melihat Azizi yang rusuh berjalan keluar kosan.
Azizi tak mengindahkan panggilan Christy ia mengeluarkan motornya lalu langsung menancapkan gasnya menuju rumah ibu tirinya.
"Weh? Azizi kenapa dah? Kaya orang kesetanan gitu?" Tanya Christy bingung, Jessi mengangkat bahu ia baru turun dari lantai dua.
"Dari kamar udah grasak-grusuk" jawab Jessi.
Motor yang dikendarainya melaju dengan cepat, melebihi batas normal pengendara lain, ia hanya ingin cepat sampai ke rumah dan menahan Ashel untuk pergi.
30 menit perjalanan Azizi memarkirkan motornya di dalam garasi rumah luas milik mommy tirinya, hanya menyapa dengan salam, Azizi langsung naik ke lantai dua dimana kamarnya dan Ashel berada.
Azizi membuka pintu kamar dengan air mata yang sudah berlinang, Ashel yang sedang tidur itu terlonjak kaget karena Azizi membuka pintu hingga menimbulkan suara.
"Zi" panggil Ashel, gadis itu meraungkan tangisannya lalu memeluk Ashel cepat.
"Mau kemana sih" lirihnya di dalam tangis, Ashel tersenyum getir lalu balas memeluk Azizi, ia mengusap usap punggung saudara tirinya.
"Gak usah jauh jauh kenapa, di Jakarta aja ceelll" rengek Azizi, Ashel terkekeh masih mengusap punggung Azizi.
"Maafin gue ya, gengsi buat minta maaf" lirih Ashel akhirnya buka suara, Azizi menggeleng kembali meraungkan tangisannya.
"Gak gue....ma...afin kalo Lo ben... neran ke Aus... Australia" ancam Azizi terbata, Ashel lagi lagi tertawa getir.
"Masa gitu sih, kan gue juga punya mimpi" kekeh Ashel, Azizi merengek.
"Jangan jauh jauh kenapa sih mimpinyaaa" rengeknya, Ashel tak menanggapi, ia kembali mengusap punggung Azizi.
"Gue harus ambil, nanti 3 tahun lagi gue pulang Lo harus udah jadi penyanyi terkenal oke, Lo kan mau jadi musisi kan" ucap Ashel, Azizi menggeleng kuat.
"Gak mau! Gak ada Lo disiniii" tangisnya mulai reda hanya rengekan yang ada, Ashel terkekeh geli.
"Malu ih, diliatin apacuy tuh" Ashel melirik adik bungsunya yang menontoni Azizi yang menangis.
"Kaka Zi kenapa Kaka Zi?" Tanya Rafasya, Azizi merengek malu pada Ashel.
"Apacuy kamu keluar dulu ya, tolong tutup pintunya, Kaka Zi nya lagi sedih" pinta Ashel lembut, Rafasya menurut ia keluar lalu menutup pintu kamar Ashel dan Azizi.
"Malu ih sama apacuy" ucap Ashel, Azizi menggeleng.
"Nggak tuh biasa aja" ucapnya, Ashel terkekeh.
"Anak kos yang lain udah tau?" Tanya Ashel, Azizi menggeleng.
"Habis baca suratnya gue langsung cabut kesini, ga ngomong apa apa sama anak kos, kamar gue aja lupa gue tutup pintunya" ucap Azizi, Ashel terkekeh.
"Kocak ah Lo" ucap Ashel memukul pelan punggung Azizi.
"Lagian kenapa sih suka tiba tiba ikut beasiswa, kan kalo keterima kaya gini repot gue harus nangis" omel Azizi, Ashel tertawa lepas.
"Ada ada aja Lo yang keluar dari Congor" kekeh Ashel.
"Malem ini tidur di rumah?" Tanya Ashel, Azizi menggeleng.
"Habis maghrib gue balik, Lo juga! Gue maksa!" Ucap Azizi, Ashel terkekeh lalu mengangguk.
"Bawain koper gue ya, biar nanti gue sekalian langsung bawa baju baju gue kalo pulang lagi ke rumah" ucap Ashel, Azizi mendesis.
"Lo beneran mau ke Australia? Kok gue gak percaya gitu ya?" Ucap Azizi, Ashel mencubit pinggang saudara tirinya pelan.
"Gini gini gue pinter ya, IPK gue ga pernah di bawah 3,6" sombong Ashel, Azizi terkekeh.
"Gue ikut Lo ke Australia deh, ajak anak kos yang lain semuanya" usul Azizi ngawur, Ashel mendesis.
"Ngadi Ngadi Lo Azizi, udah Sono Sono, Lo pasti belom mandi kan, mandi gih bau ketek Lo" Ashel mendorong tubuh Azizi Menjauh darinya.
"Gue beneran di tinggal nih cel?" Lirihnya pelan, Ashel tersenyum.
"Nggak di tinggal zi, gue cuma ke Australia, bukan mati" ucap Ashel, Azizi melotot.
"Sembarangan mulutnya!" Peringat Azizi, Ashel nyengir kuda.
"Gue kan liburan juga, kalo ada apa apa di indo juga gue balik" tutur Ashel, Azizi masih menggeleng tak ingin di tinggalkan.
"Nanti yang nemenin gue pulang ke rumah siapa cel, gue males pulang ke rumah kalo sendiri" rengek Azizi, Ashel terkekeh.
"Kenapa harus bingung, Lo pasti bisa kok ga ada gue juga, Lo kan keren, masa Azizi yang keren tiba tiba mewek kejer gara gara gue tinggal ke Australia" tutur Ashel, karena kalimat panjangnya Azizi justru semakin menangis dibuatnya.
"MOMMY ACELNYA SURUH DI INDO AJA APA MOM!" teriak Azizi sambil menangis meraung raung, Ashel terkekeh.
Malam itu mereka kembali ke kosan bersama setelah cukup lama tak saling menyapa, Azizi masih misuh misuh soal fakta Ashel yang harus kuliah di luar negeri, walau sebetulnya ia sangat mengerti Ashel harus.
"Udah?" Tanya Christy pada Ashel pelan begitu melihat Azizi dan Ashel yang datang bersama, Ashel mengangguk.
"Ehem udah baikan, minimal martabak depan komplek" ucap Jessi, Ashel melirik Azizi lalu menunjuk nunjuk Azizi.
"Apa!?" Tanya Azizi sewot, Ashel tertawa.
TBC.....
Part menuju ending, next part ending yagesyaaaaa wkwkwkwk semangat kalian......Buat yang nanyain konflik keluarganya Muthe, aku emang sengaja gantungin gitu aja di book ini, di cerita selanjutnya, who knows? Hehehe semangat nungguin nyaa
Doakan aku bentar lagi sidang guys 😭
Mau di up endingnya sekarang juga apa nanti aja??
Love ya all, see you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan elite uang jajan sulite
Teen FictionZee, Christy, Muthe, Ashel, Olla, Flora, Jessi. 7 manusia yang bertemu di kos kosan elit di daerah ibukota. Bukan tentang 7 manusia harimau apalagi BTS.