Muthe melangkah menuju halaman belakang rumahnya, ya dia ada di rumah bukan di kosan, disana ada ayah ibu dan kakak perempuannya.
"Tumben banget gini hari nyuruh pulang, belum lebaran Bu" kekeh Muthe, ibunya ikut terkekeh.
"Kaget gak kaget gak?" Tanya ibunya, Muthe mengangguk.
"Kaget lah, rumah siapa ini, aku pikir aku yang salah rumah, ternyata rumahnya di renovasi" kekeh Muthe.
Ia datang hari ini karena akan syukuran atas renovasi rumah orangtuanya."Ibu Ayah seneng kalian udah pada gede, kakak sudah punya penghasilan sendiri, sudah punya tempat tinggal sendiri walaupun masih ngontrak, adek semangat terus kuliahnya, ayah ibu pasti dukung Adek sama kakak" tutur ayahnya sambil mengelus rambut kakaknya, Muthe tersenyum senang.
"Adek sama anak anak yang lain gak ada masalah kan? Aman aman aja?" Tanya ibunya, Muthe mengangguk.
"Aku aman lah, ini mah udah bukan aku SMA yang masih ngadu sana sini sekarang aku harus ngurusin diri sendiri sama anak anak kos yang lain" ucap Muthe, ibunya yang paham masalah perkeluargaan yang dialami teman kos anaknya itu hanya tersenyum.
"Mereka baik tapi dek?" Tanya ibunya, Muthe tersenyum.
"Semua orang punya masalah Bu, aku gak tau apa mereka punya masalah atau nggak, tapi sejauh ini mereka masih bisa nyimpen semuanya sendiri, yang punya masalah, yang nggak juga aku gak tau itu urusan mereka" tutur Muthe, ibunya tersenyum lalu memberikan pelukan hangat untuknya.
"Adek harus bersyukur masih ada ibu sama ayah disisi adek, walaupun kita tinggalnya gak bareng tapi ibu sama ayah masih sama sama" tutur ibunya, Muthe mengangguk.
"Aku sayang ibu" ucap Muthe, ibunya mengeratkan pelukannya.
"Temen temen aku pasti sedih kalo liat aku gini, makanya kalo ibu sama ayah Dateng ke kosan mereka seneng, soalnya mereka bilang ngerasa punya ibu beneran, makasih ya ibu" lirih Muthe, air matanya sudah menggenang di pelupuk, ibunya mengangguk.
"Makasih juga adek udah perhatian sama temen temen adek, udah mengerti menyikapi temen temen adek, udah mengerti cara mengatasi masalah adek tanpa ibu tau, ibu bangga" tutur ibunya, Muthe mengangguk, ia menyeka air matanya.
"Aku juga sayang ayah" Muthe melirik ayahnya yang hanya terdiam di sebelah mereka, ia merentangkan tangannya agar ayahnya ikut berpelukan.
Pukul 4 sore, Christy baru saja kembali ke kosan, ia dari rumah baru papinya, di ruang tengah anak anak kos berkumpul lengkap, ada Azizi dan Muthe yang berebutan channel TV, Jessi yang sibuk dengan laptop dan tugas kuliahnya, Olla dan Ashel yang sedang menonton acara otomotif dan Flora yang hanya bisa terdiam diantara Muthe dan Azizi yang tengah ribut.
"Flo!" Panggil Christy, Flora menoleh tak bersemangat.
"Kata gue kalo Lo gedek gebuk aja" ucap Christy, Muthe dan Azizi langsung diam, Flora terkekeh.
"Siap dah, nanti di gebuk kalo ribut lagi" ucap Flora, Christy nyengir pada Azizi dan Muthe sebelum masuk ke dalam kamarnya.
Christy bersih bersih, ia mandi, berpakaian lalu keluar dari kamar menuju dapur.
Tak lama kemudian Ashel ikut datang ke dapur, ia mencuci sayuran yang sudah di pisahkan oleh Christy, sedangkan Christy mengupas bawang merah lalu mengirisnya.
"AACEEELL" teriak Azizi, Ashel menghela nafasnya.
"Makan apa hari ini cel!?" Tanyanya, Ashel mendelik.
"Duduk aja, tungguin, kalo ga bantuin masak nasi gih" pinta Ashel, Azizi hormat layaknya prajurit Ashel.
"Eh mau ikutan dong masak masak" Olla dan Flora datang duduk di lantai dapur.
"Ini kalian ga mau ngehancurin dapur kosan kan?" Tanya Christy tak yakin.
TBC....
gimana? Ada yang nunggu? Belum Nemu titik konfliknya dimana, apa gausah ada konflik aja ya???? Heuummm jadinya kaya life story aja gitu, konfliknya mengalir sampai jauh kata rucika.
Gimana menurut kalian????
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan elite uang jajan sulite
Ficção AdolescenteZee, Christy, Muthe, Ashel, Olla, Flora, Jessi. 7 manusia yang bertemu di kos kosan elit di daerah ibukota. Bukan tentang 7 manusia harimau apalagi BTS.