2 Jam Kemudian.
Mobil hitam berhenti begitu saja tepat di depan rumah, tidak memperdulikan mobilnya parkir di mana, Zilong pun langsung membawa Natan keluar dari dalam mobilnya dan berlari-lari masuk ke dalam rumah tersebut. Awalnya para penjaga rumah itu ingin mencegatnya, tetapi setelah melihat Natan digendong, jadinya hanya mempersilahkannya masuk saja.
Langkah demi langkah, pintu pun dibodrak dengan kasar, seluruh seisi rumah melirik dan melihat ke arah Zilong. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Zilong langsung meletakkan tubuh mungil kecil itu di atas sofa, lalu meminta tolong kepada mereka untuk segera memanggil sang dokter.
"B-baik pak, sebentar ya!" Pembantu itu langsung pergi memanggil sang dokter.
"Z-zilong ... S-sakit ...." Zilong pun menggenggam kedua tangannya Natan.
"Sabar ya, Xavier bentar lagi dateng kok," mencoba menenangkan Natan yang tengah sedang menangis karena kesakitan.
"Natan!?" Teriak terkejutnya seseorang.
"Xavier, buruan tolong nih bocah!" Teriak tegasnya Zilong kepada sang dokter.
"Minggir lu!" Xavier pun mendorong Zilong dengan kasarnya dan langsung menyembuhkan Natan.
"Blok!" Batin kesalnya Zilong.
Tidak selang beberapa waktu, Xavier dengan seluruh ilmu dan kekuatannya, mencoba untuk menghilangkan sihir gelap yang ada di tubuhnya Natan. Sedangkan Zilong, hanya berdoa walaupun dirinya tidak tahu berdoa apa. Jeritan demi jeritan, rasa sakit timbul hingga membuat Natan menjerit kesakitan.
Ia meminta untuk berhenti tetapi demi kebaikannya, Xavier malah menambahkan sihirnya untuk memaksa hilangnya sihir gelap itu, membuat Natan semakin menjerit kesakitan. Air mata pun membasahi kedua pipinya, matanya membengkak dan memerah, napasnya sesak, suaranya menjadi hilang perlahan-lahan.
"NATAN!!?" Teriak seseorang dari pintu masuk.
"Tenang sayang, dia lagi disembuhin!" Zilong pun langsung menghampiri kekasihnya yang tengah kepanikan.
"Tenang kepalamu! Natan kesakitan, blok!" Balas kesalnya Granger.
"Gimana dong? Emang gitu cara nyembuhinnya!" Zilong hanya pasrah dimarahi kedua orang itu.
Saat sedang tengah mereka berbicara, sebuah ledakan kecil terjadi, membuat seluruh pandangan membabibuta. Mungkin akibat tabrakannya sihir gelap dan penyembuh, sampai-sampai terjadinya ledakan kecil di rumah itu. Untung saja tidak ada yang sampai buta.
Perlahan-lahan semuanya kembali normal, terlihat Natan yang sudah lemas terbaring tak berdaya, seluruh tubuhnya sudah bersih dari sihir hitam itu. Ling dan Granger pun langsung menghampirinya, meninggalkan kekasih mereka begitu saja. Xavier hanya berdiri dan membiarkan Ling dan Granger.
"Gimana?" Tiba-tiba Alucard sudah ada di sampingnya Xavier.
"Liat noh pake mata," Xavier membalasnya dengan kesal kepada Alucard.
"Galak amat," Alucard pun langsung mundur beberapa langkah.
"Oh ya makasih Xavier," Zilong tiba-tiba berterima kasih.
"Gue mau ngobrol sama kalian berdua," tiba-tiba Xavier mengatakan hal tersebut dan tidak membalas ucapan terima kasihnya Zilong.
Xavier pun memanggil beberapa pembantunya untuk membawa Natan ke ruangan khusus pasien, sambil di ikuti Ling dan Granger, pembicaraan kali ini jangan sampai Ling dan Granger tahu. Karena Xavier ingin memberitahukan rahasia yang telah disembunyikan dari teman-temannya.
Saat para pembantu itu membawa Natan, tersisa Xavier, Zilong, dan Alucard di ruang tengah. Mereka duduk berhadapan dengan Xavier, mereka bingung, apa yang sebenarnya Xavier ingin katakan kepada diri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Aamon and Natan
FantasyCerita gabut. - Toxic - Cringe - Gak nyambung - Banyak typo TIDAK ADA 18+!!! ISINYA HANYA HAL KEROMANTISAN ATAU BAHKAN LELUCON!!! Cerita ini terkhususkan untuk adik online saya, jadi kalau memang rada susah di mengerti alurnya, mohon maaf. Dan saya...