Part 6

341 21 0
                                    

2 Hari Kemudian.

Hari-hari berganti begitu cepat, suasana yang begitu cerah menunjukkan sinar mentarinya untuk menyinari seisi bumi. Bunga-bunga mulai bermekaran, tanaman-tanaman mulai bertumbuhan, orang-orang banyak yang terbangun dan melakukan aktivitasnya.

Hari ini adalah hari terakhir mereka membahas mengenai rencana penyerangan, tetapi hari ini adalah hari di mana suatu hal buruk akan terjadi kepada salah satu dari mereka. Terlihat remaja muda bernama Natan, tengah sedang berjalan kaki sambil melihat sebuah kertas di tangannya. Ia berjalan pergi menuju supermarket terdekat, ia ingin membeli sesuatu untuk dijadikan sebagai cemilannya.

"Ini habis, ini juga habis," gumamnya Natan.

"Kayanya yang ini gak habis deh," tanyanya sendiri.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba ia berhenti saat perutnya sakit. Ia memengangi perutnya, merasakan hal yang menyakitkan di bagian perutnya, itu adalah alasan kenapa kekasihnya melarang ia untuk pergi.

"Njirlah, pake acara kambuh segala sih!" Kesalnya Natan.

Dari pada berlama-lama di jalan, ia mempercepat langkahnya untuk sampai di supermarket. Sesampainya, ia langsung masuk dan mengambil beberapa cemilan yang sudah tertulis di kertas belanjaannya. Memasukannya ke dalam keranjangnya, satu persatu belanjaannya masuk ke dalam keranjang.

Natan mengambil cemilannya cukup banyak agar dapat dijadikan stok cemilan di rumahnya, orang-orang di sana terheran-heran melihat seorang remaja muda mengambil banyak sekali makanan ringan. Mungkin mereka mengira kalau Natan tidak akan sanggup untuk membayar belanjaannya.

"Oke, selesai! Tinggal ke kasir doang deh," Natan pun selesai juga berbelanjanya.

Karena masih agak pagian jadinya antrian tidak terlalu panjang, hanya tiga sampai empat orang saja yang mengantri, hingga akhirnya giliran Natan yang membayarnya. Terlihat semua orang memperhatikan Natan dengan kedua mata yang menajam, sedangkan Natan hanya menunggu seluruh belanjaannya di hitung.

"Hm, totalnya 500k kak," ucap sang kasir yang ramah tamah.

"Oh ya nih," Natan polosnya memberikan atm black card milik Aamon kepada sang kasir.

"Lah ...." Sang kasir pun hanya menerima sambil terkejut.

Semua orang pun membuka kedua mata mereka dan mulut mereka, terkejut melihat seorang anak muda memiliki kartu tersebut. Penampilan yang sederhana ternyata memiliki harta yang jauh lebih di atas mereka semua.

Akhirnya Natan pun selesai membayar belanjaannya, dengan tampang polosnya, ia hanya berjalan dengan membawa sekantung belanjaannya. Sungguh remaja muda yang polos. Saat tengah berjalan, Natan mengambil salah satu minuman di dalam kantung belanjaannya, ia berpikir kalau minuman dapat menghilangkan rasa sakit di perutnya. Tanpa berlama-lama, ia pun langsung meminumnya sambil berjalan.

"Akh!" Natan pun tidak sengaja menabrak seseorang.

"Ah! M-maaf pak!" Seketika meminta maaf kepada seorang pria di depannya.

Tidak ada jawaban dari pria itu, tetapi tiba-tiba Natan merasakan perutnya menambah lebih sakit lagi, tangannya langsung memengangi perutnya agar menahan sakitnya. Pria itu tersenyum, seketika langsung menarik paksa Natan ke suatu tempat terpencil.

Just Aamon and NatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang