Tidak selang beberapa waktu, mereka berdua kembali masuk ke dalam rumah setelah salah satu pembantu mereka memanggil mereka untuk masuk kembali, sudah tengah malam seperti ini. Waktunya untuk menghantarkan Natan pulang ke rumahnya, dari pada Aamon akan menjadi gila karena terlalu banyak pikiran mengenai Natan yang sedang diincar oleh mafia ninja.
"Hoaaamm ...." Natan terbangun.
"Bangun juga lu," tiba-tiba Xavier menanggapinya.
"Suami lu udah pulang tah?" Tanya Natan sambil mengucek-ucek matanya.
"Nih samping gue," sambil menunjuk ke arah Fredrinn yang tengah berdiri di sampingnya Xavier.
"Oke, aku mau pulang," tiba-tiba Natan mengeluarkan suara manjanya.
Mendengar suara manjanya Natan, Xavier pun langsung menyikut perut berototnya Fredrinn dengan keras dan kasar. Xavier tahu kalau suara manjanya Natan dapat membuat siapa saja merasakan ingin memakan Natan, jadinya Xavier mencoba menyadarkan Fredrinn kalau dirinya sudah berpasangan dengannya.
"Anjeng, gue aja kagak sange denger Natan," batinnya Fredrinn yang mau marah tapi tidak bisa.
"Iya udah, ayok!" Xavier pun mengajak Natan.
Terlihat Xavier membantu Natan berdiri dan berjalan bersama sambil bergandeng tangan bersama, meninggalkan Fredrinn begitu saja. Tidak hanya diam saja, ia langsung mengambil kunci mobilnya di tas kerjanya dan pergi menyusul mereka berdua. Untung saja Fredrinn belum memakirkan mobilnya, jadinya tinggal berangkat saja.
Sesampainya di mobil, membuka kunci mobilnya, dan mempersilahkan mereka masuk terlebih dahulu ke dalam mobil, baru Fredrinn masuk. Mobil pun menyala, hingga akhirnya mereka berangkat juga, pergi ke rumahnya Aamon.
2 Jam Kemudian.
Dalam perjalanan ke rumah Aamon, di tengah perjalanan, Natan tertidur kembali di sandarannya Xavier dengan sangat pulas, padahal sebelumnya Natan sudah tertidur, tetapi sekarang ia tertidur kembali. Xavier pun hanya menggelengkan kepalanya, Fredrinn melihat dari cermin pun hanya tertawa kecil saja. Sungguh Natan seperti anak-anak, polosnya pun seperti anak kecil.
Akhirnya mereka sampai juga di depan rumahnya Aamon, Fredrinn pun memberhentikan mobilnya tepat di depan pagar rumahnya, tetapi anehnya pagar rumahnya masih terbuka. Sepertinya Aamon ingin pergi malam hari seperti ini, tanpa berlama-lama mereka pun langsung keluar dari mobil. Xavier pun duluan masuk ke dalam, sedangkan Fredrinn mengikutinya dari belakang sambil mengangkat tubuh mungilnya Natan.
"Permisi! Aamon!" Memanggil tuan rumah sambil mengetuk-ngetuk pintunya.
"Aamon!" Teriaknya sekali lagi.
"Apa dia udah tidur ya?" Tanyanya tiba-tiba kepada sang suami.
"Gak mungkin Aamon tidur tanpa Natan," balasnya sang suami.
Saat tengah sedang berbicara sebentar, tiba-tiba pintu pun terbuka, menunjukkan seseorang yang terlihat rambutnya begitu acak-acakkan dan juga pakaiannya. Dan ternyata yang membukakan pintu rumahnya itu adalah tuan rumahnya sendiri, Aamon.
"Xavier?" Herannya Aamon.
"Nih istri lu," Fredrinn pun langsung memberikan Natan yang tengah sedang tertidur.
"Lah njir, kok bisa di kalian berdua si Natan?" Tanya penasarannya Aamon.
"Ceritanya panjang sih," jelas Xavier.
"Ceritain, kenapa Natan bisa sama kalian?" Aamon pun menatap tajam ke arah Xavier, meminta ia untuk menceritakannya.
Tidak ada pilihan lain, Xavier pun langsung mulai menceritakannya kepada Aamon. Dari awal Zilong tiba-tiba masuk ke rumahnya tanpa izin, teman-temannya datang dan malah berkelahi adu mulut dengan Zilong, dan sampai Natan di sembuhkan dari sihir gelap olehnya.
Panjang dan lebar Xavier menjelaskan semuanya kepada Aamon, membuat sang tuan rumah menghela napasnya dengan sangat kasar, lagi-lagi Natan hampir di culik oleh para mafia ninja itu lagi. Seharusnya Aamon melarang Natan untuk pergi ke taman baru itu, karena para mafia ninja itulah yang membuka taman baru itu, agar Natan pergi ke sana.
"Hmm, terima kasih," dinginnya Aamon membalasnya.
"Kalau ada apa-apa, telpon kami aja ya?" Ucapnya Xavier.
"Pastinya ...." Balasnya Aamon.
"Iya udah kami pamit ya bro, selamat malam," Fredrinn bersama Xavier pun langsung pergi kembali ke mobilnya.
Sebelum pergi, Xavier pun melambaikan tangannya kepada Aamon, lalu pergi begitu saja. Perlahan-lahan mobil itu pun mulai menghilang dari pandangannya, Aamon menyuruh penjaga rumahnya untuk menutup pagarnya dan menguncinya, sedangkan dirinya langsung masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintunya.
Yang awalnya Aamon ingin pergi mencari Natan ke markas para mafia ninja, akhirnya tidak jadi karena ternyata Natan sedang berada di rumahnya Fredrinn. Perlahan-lahan Aamon merasa lega, dan memutuskan untuk langsung pergi ke kamarnya saja, langkah demi langkah, Aamon menaiki beberapa anak tangga hingga akhirnya ia sampai juga di kamarnya.
Membuka pintu kamarnya, menghampiri ranjang kasurnya, lalu meletakkan Natan di atas ranjang. Sekarang ia hanya tinggal mengganti pakaiannya saja untuk pergi tidur.
"Ehmm ... Aamon ...." Suara Natan yang mengigau.
Seketika Aamon melirik ke arah Natan saat sedang melepaskan pakaiannya, ternyata ia hanya mengigau saja, sehingga Aamon kembali menggunakan pakaian tidurnya. Saat selesai, ia hanya duduk bersebelahan dengan Natan. Memikirkan rencana penyerangannya, padahal masih banyak waktu untuk memikirkannya.
Ia selalu menyalahkan dirinya sendiri akibat terlalu sibuk dengan pekerjaannya, tidak memiliki waktu bersama dengan Natan, selalu saja mendapatkan masalah dari para mafia ninja itu, ia merasa ingin mengambil cuti untuk memiliki waktu bersama Natan. Tetapi ia tidak bisa, di karenakan tidak ada yang bisa menggantikan posisi bekerjanya.
"Sialan ...." Gumam kesalnya Aamon.
Setelah lama berkelahi dengan pikirannya, akhirnya Aamon memutuskan untuk tidur sambil memeluk tubuh mungil Natan, lalu tertidur dalam pelukannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/340564036-288-k1254.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Aamon and Natan
FantasíaCerita gabut. - Toxic - Cringe - Gak nyambung - Banyak typo TIDAK ADA 18+!!! ISINYA HANYA HAL KEROMANTISAN ATAU BAHKAN LELUCON!!! Cerita ini terkhususkan untuk adik online saya, jadi kalau memang rada susah di mengerti alurnya, mohon maaf. Dan saya...