6

79 17 17
                                    

Mentari pagi sudah bersinar membuat Clara terbangun dari tidur nyenyaknya. Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Clara.

Segera ia bangkit dari kasurnya dan menuju kamar mandi. Kali ini ia akan berdandan sangat cantik karena hari yang cukup spesial.

Namun ia juga harus sarapan pagi, ia tidak akan melewatkan makanannya. Sudah membayar mahal-mahal dan tidak sarapan adalah hal yang rugi.

Clara duduk di meja single, mengingat dia sendirian disini. Mayoritas orang yang makan direstoran hotel ini sudah berkeluarga. Mereka makan dengan anak-anaknya dan hanya ia seorang yang sendirian. Miris sekali...

Makanannya sangat enak disini, meski ia baru pertama kali merasakannya. Meski ada yang terasa asing dilidahnya, tapi masih cocok untuk selera Clara.

Ting

Ponselnya berbunyi, membuat Clara mengalihkan atensinya. Kini ia menatap ponselnya dan membulatkan mata terkejut.

Ar
Aku di lobi

What! Ini masih pukul delapan pagi dan pacarnya sudah sampai dihotel membuat jantung Clara tidak aman. Pasalnya ini pertemuan pertama mereka dan yang paling ia tunggu-tunggu.

Tapi ini diluar prediksinya, karena semalam kekasihnya mengatakan akan menemuinya setelah ia menyelesaikan syuting.

Tapi apa ini, masih pagi sekali dia sudah ke hotelnya. Yang lebih parahnya, Clara sama sekali tidak memakai make-up. Membuat Clara semakin was-was, overthinking akan keadaannya yang tidak ada persiapan apapun. Parfumnya saja entah masih wangi atau justru sudah menguap keudara.

Aku direstoran, lg sarapan

Oh my God! Ia sangat gugup sekarang. Padahal ia belum pernah merasa se-nervous ini. Segera ia merapikan rambutnya dengan bantuan layar ponselnya.

Bermodalkan mengaca dengan handphone semoga penampilannya tidak terlalu jelek. Oh ayolah bahkan Clara sudah lupa dengan makanannya.

"Seng?"

Suara berat seseorang mengalihkan pandangannya pada laki-laki bertubuh jangkung tersebut.

Clara terpana dengan wajah gantengnya apalagi hidung yang menambah kesan maskulin. Sangat sempurna sesuai bayangannya.

"O-oh?" ucapnya terbata.

Tolong selamatkan Clara sekarang, sungguh ia terlihat seperti orang bodoh sekarang. Sangat memalukan seperti orang keciduk berselingkuh.

"Du-duduk aja, seng." ucap Clara manis tak lupa senyumannya diakhir. Siapapun yang melihatnya akan terpana dengan senyuman andalannya.

Pria itu tersenyum sebagai jawabannya dan menarik kursi didepan Clara. Akhirnya seseorang yang selama ini berada direlung hatinya sudah bisa ia lihat dengan nyata, bahkan orang tersebut sudah didepannya.

Ferrel namanya, seorang penyanyi yang merambah kedunia model itu mempunyai pacar yang ia rahasiakan.

Mereka berniat untuk backstreet selama masa pacarannya hanya demi karir masing-masing agar tetap naik daun. Bisa dibayangkan seberapa histerisnya fans Ferrel jika mengetahui dirinya mempunyai seorang pacar.

Percayalah tidak ada yang mengetahui hubungan ini kecuali mereka berdua dan agensi yang menaungi Ferrel.

Ini saja Ferrel sudah diwanti-wanti oleh manajernya agar dapat merahasiakan hubungannya dengan baik. Masalahnya pekerjaan sebagai taruhannya, ia takut kemungkinan buruk juga terjadi pada Clara.

"Udah makan, seng? Mau aku pesenin apa?" tanya Clara beruntun.

Ferrel tersenyum, "gak usah, udah kok tadi pas diperjalanan. Gimana kalau kita pindah ketempat agak mm... se-pi?" tanya Ferrel berhati-hati.

Sejujurnya Ferrel agak sungkan, namun dengan bersamaan ia juga takut. Ini pertemuan pertama mereka, tetapi sepertinya dia memberikan kenangan yang memalukan.

Clara membulatkan matanya, namun ia segera tersadar. "O-ohh... Uhm... Yuk kekamarku."

"Is it okay?" tanya Ferrel memastikan.

"Gak apa-apa seng, bukan masalah. Yuk?" Clara mencoba senatural mungkin, karena ini sangat awkward.

Mereka meninggalkan restoran untuk pergi ke kamar yang diinapi Clara. Jujur saja Clara tidak tahu harus bersikap apa, dan jantungnya berdegup sangat kencang.

Sepertinya Ferrel terus disampingnya sangat tidak baik untuk kesehatan. Melihat pakaian Ferrel yang memakai hoodie membuatnya terlihat keren berkali lipat.

Dan aroma dari tubuh Ferrel sangat menenangkan, baunya seperti bau sabun. Entah itu karena parfum yang ia gunakan atau memang dia baru saja mandi. dan jujur aroma itu sangat disukai Clara.

"Kamu sendirian disini?" tanya Ferrel memecah keheningan mereka didalam lift.

"Uhm... Iya aku sendirian." Jawab Clara lirih.

Ferrel terkejut atas jawaban Clara, hingga ia menatap Clara yang menunduk disampingnya.

"Kamu liburan disini, seng?" tanya Ferrel lagi, pasalnya ia sangat kepo kenapa pacarnya ini sendirian. Tidak mungkin kan dia jauh-jauh kesini hanya untuk menemuinya.

"Eng-enggak kok, nanti aku jelasin." Senyum Clara diakhir jawabannya.

Keadaan mulai hening lagi hingga suara lift berbunyi menandakan sudah sampai dilantai yang dituju.

Ting

***

hiiii guysss ketemu lagi sama liza

klean pasti udh nebak kan siapa cowo Clara?

yuk bantu voment

see u on another chapter

Our Secret | by : elizatzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang