23.BAGAIMANA MAS?

1.5K 111 11
                                    

"Semua org memang punya masa depan tapi semua masa depan org yg pasti yaitu mati"
-salwa aulia-

Setelah subuh aulia langsung menuruni tangga dan menuju dapur ia akan menyiapkan sarapan untuk suaminya karena sang suami belum betul betul sembuh sepenuhnya.

Harazz yg sedang tidur tangannya meraba raba tempat tidurnya ia tiba terbangun mendapati sang istri tak ada di ranjang harazz pun turun menyusul sang istri yg sedang memasak di dapur.

Aulia yg memakai daster dengan rambutnya yg terikat tiba tiba dipeluk oleh harazz dari belakang yg hanya memakai kaos oblong serta sarung harazz memeluk sang istri dari belakang sembari mendusel duselkan kepalanya kepada leher sang istri.

Harazz yg mencium aroma manis dan segar di leher sang istri ia semakin suka mencium sang istri aulia sedikit geli karena sang suami berpelakuan seperti ini ia juga merasa kesulitan ketika memasak.

"Mas mas aku geli mas"aulia sedikit menjauhkan badannya dari sang suami

"Kok gitu sii mas kan suami kamu sayang"ucap harazz

"Gk kok mas tapi kan lia lagi masak dulu"jelas lia

Untung saja ini masakan terakhir jadi aulia bisa mematikan kompornya ia berbalik badan menghadap sang suami  harazz kembali memeluk aulia walaupun badannya lebih tinggi dari istrinya itu.

"Mas kok kamu tumben tumbenan sii manaja kaya gini hmm?"tanya lia

"Emg gk boleh ya?"

"Gk mas cuma kaya gimana gitu"ucap aulia

Harazz kembali memeluk aulia tak biasanya harazz sgt menyukai wangi yg ada pada badan istrinya itu dan ingin terus terusan memeluk sang istri.

"Udah mas yuk kita makan"ucap aulia

Mereka berdua pun akhirnya duduk di dengan makanan yg sudah tergidang di meja makan aulia menyendokan nasi serta lauk untuk sang suami saat dirinya sendiri hendak makan ia heran mengapa sang suami tak ikut makan?.

"Mas kok gk makan ayok mas makan kan mau minum obat"ucap aulia

"Aaaa mas mau di suapin sayang"rengek harazz

"Oh bilang mas yaudah sini aku supin"

Akhirnya setelah aulia menyuapi sang suami ia pun melanjutkan makannya yg tertunda bayi gede satu ini kalau sudah manja sungguh sungguh.

Setelah semuanya beres aulia pun mandi untuk membersihkan dirinya harazz sedang rebahan di ranjangnya karena terkadang luka yg ada di perutnya masih terasa sakit.

Selesai mandi aulia langsung mendekat ke arah sang suami dengan rambut yg tergerai ia duduk di samping sang suami sembari memberi obat untuk suaminya minum.

"Oh iya mas aku mau ngasih kabar alhamdulilah aku bakal jadi CEO mas di salah satu perusahaan mamah boleh kan mas?"tanya aulia

"Jadi begini sayangnya mas cantik sholehahnya mas jadi mas izinkan kamu buat kerja ya"jawabnya

"Yeayy"aulia sontak ke girangan

"Tapi kamu punya kewajiban disini jangan kamu fokus sama kerja kamu doang kalau kamu cari kerja cari yg waktunya yg gk terlalu banyak di luar rumah karena aku suka kamu kalau ada di rumah kalau mau jalan jalan keluar rumah kan bisa bareng sama aku kita cari waktu yg baik"jelas sang suami dengan lemah lembut

"Yah kok gitu si mas"ucap sang istri

"Nah kamu punya kewajiban dirumah kewajiban kamu mendidik anak anak kita dirumah kan al ummu madrasatul ulla ibu adalah sekolah pertama jadi kamu harus jadi sekolah pertama yg terbaik untuk anak anak kita aku gk mau nanti aku gk mau anak anak kita nanti di serahin ke baby sister"harazz kembali menjelaskan dengan lemah lembut.

Dia Adalah Takdir TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang