"Lia, ini adalah orang-orang yang akan menjadi penjaga mu. Mereka adalah pembunuh bayaran yang sekarang setia kepada kakak mu ini."
Aphrodite melihat dua orang laki-laki sebayanya yang sebenarnya adalah anggota organisasi pembunuh bayaran bernama Deadly Strike.
Matanya memperhatikan kedua penjaganya itu dengan intens. Kedua pembunuh bayaran ini lebih dikenal dengan nama Grey dan Blue.
Mereka pernah bertemu dengannya sekali ketika Aphrodite datang untuk membunuh pemimpin Deadly Strike sebelumnya. Tentu saja, Aphrodite kini memegang posisi sebagai pemimpin Deadly Strike.
Grey dan Blue memperhatikan Aphrodite sekilas dan menundukkan kepala mereka. Entah kenapa, mereka seperti merasakan aura pemimpin mereka di sekitar gadis yang kini menjadi tuan mereka.
Sejujurnya, semua anggota Deadly Strike tidak ada yang mengenal pemimpin karena Aphrodite yang menyembunyikan identitasnya. Tidak ada yang mengetahui, siapa sebenarnya pemimpin Deadly Strike.
Meski begitu, Aphrodite tetap membantu mengurus organisasi dengan baik. Ia juga terkadang memanfaatkan anggotanya untuk membantunya meningkatkan kekuasaannya dan juga membalas dendam.
"Dia Grey, dan dia Blue." Tunjuk Arion kepada kedua penjaga itu.
Aphrodite mengangguk sembari berpikir dalam hati. Ia tidak akan membunuh Arion jika remaja laki-laki itu masih berguna untuknya. Jika sudah tidak berguna, mungkin ia akan berbaik hati dengan membunuhnya tanpa rasa sakit.
Arion tersenyum melihat bahwa adiknya tidak mengabaikannya. Tiba-tiba ia terpikirkan, apakah harus memberitahu keadaan Aphrodite kepada Grey dan Blue atau tidak.
'Sepertinya lebih baik mereka mengetahuinya. Sehingga mereka lebih hati-hati dalam menjaga Lia.' Pikir Arion.
Tetapi, memikirkan bahwa adiknya akan murung ketika mengingat keadaannya sekarang, Arion berpikir untuk tidak memberitahu mereka di depan Aphrodite langsung.
Arion tidak tahu saja bahwa Aphrodite bahkan mengetahui keadaannya sesaat setelah ia memasuki tubuh Cecilia, sebelum dokter mengetahuinya.
Aphrodite memperhatikan Arion dengan intens sembari mengisyaratkan bahwa ia ingin memberitahu sesuatu.
Arion mendekatkan tubuhnya dengan Aphrodite dan melihat ketikan dalam catatan yang Aphrodite tulis dalam ponselnya.
[Kakak, tolong biarkan mayat itu di dalam suatu tempat.]
Arion mengangkat alis ketika membacanya dalam hati. Tetapi remaja laki-laki itu tidak mempertanyakan apa pun dan hanya menyanggupi permintaan adiknya.
"Apa pun untuk Lia." Kata Arion sembari mengusap rambut adiknya.
Aphrodite tersenyum manis sembari mengetikkan kata terima kasih dalam ponselnya.
Arion tidak pernah menyangka bahwa hanya dengan menyanggupi permintaan Aphrodite yang tidak seberapa, adiknya itu akan sangat bahagia.
Dalam hatinya, Arion berjanji untuk selalu menyanggupi permintaan adiknya bahkan jika itu permintaan yang sulit sekali pun.
Untuk teman-teman Arion, mereka sedang berada di luar karena tidak ingin mengganggu pertemuan kakak-beradik itu.
Sementara untuk penjaga Aphrodite, keduanya sudah bersembunyi dalam bayangan seperti yang dilakukan Billy sebelumnya.
Melihat senyum Aphrodite yang sangat manis, Arion terpikirkan bahwa dengan senyum itu, pasti akan ada banyak serangga-serangga yang menginginkan adiknya.
Mengepalkan tangannya dengan tidak puas, Arion akan memberitahu Grey dan Blue untuk menjauhkan adiknya dari serangga-serangga di luar sana.
• • •
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐏𝐇𝐑𝐎𝐃𝐈𝐓𝐄: 𝐓𝐡𝐞 𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐃𝐞𝐬𝐜𝐞𝐧𝐝𝐚𝐧𝐭
Teen Fiction【 on going 】 - - - Blurb: Hal yang paling dinantikan oleh Aphrodite adalah saat-saat kematiannya. Seperti saat itu, kematian menjemput Aphrodite tepat di rumah sakit tempat ia dirawat. Namun, sayangnya saat ia membuka matanya. Bukannya berada di ne...