Seperti biasanya, Arion yang tidur di kursi dalam ruangan Aphrodite terbangun lebih dulu. Arion bangun untuk membersihkan diri sebelum membangunkan Aphrodite.
Rencananya Arion akan menemani Aphrodite melakukan fisioterapi seperti biasanya. Bukan hanya Arion, teman-temannya juga akan menemani Aphrodite melakukan fisioterapi.
Setelah beberapa saat, Arion membangunkan Aphrodite yang masih tertidur dengan pulas. "Lia sayang, bangun.."
Aphrodite mengerutkan alisnya ketika tidur lelapnya diganggu. Perlahan, Aphrodite membuka kelopak matanya sembari berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke rentinanya.
"Sayang, ayo mandi dulu." Ajak Arion.
"Hm?" Jawab Aphrodite secara tidak sadar.
Arion, "..."
'Kok kayak denger suara.' Batin Arion kebingungan, padahal di ruangan itu hanya ada dirinya dan Aphrodite. Grey, Blue dan Billy? Mereka tidak akan keluar jika tidak dipanggil atau ada sesuatu yang ingin dibicarakan.
Melihat Aphrodite yang bangun dan pergi ke kamar mandi, Arion bangkit lalu menemani adiknya. Hal itu membuat Arion melupakan suara yang didengarnya barusan.
"Sudah?" Tanya Arion ketika melihat Aphrodite yang keluar dari kamar mandi.
Spontan Aphrodite menjawab, "Ya."
'Krik.. krik..'
Baik Arion dan Aphrodite diam. Mereka saling memandang dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan.
Setelah sadar, Arion langsung memeluk Aphrodite dan meletakkan kepalanya di ceruk leher adiknya. Aphrodite membuka mulutnya lalu menutupnya kembali ketika merasakan air mata Arion di lehernya.
"Tenanglah kak." Ujar Aphrodite sembari mengusap punggung Arion. Aphrodite kelimpungan melihat Arion yang menangis dan berusaha untuk menenangkannya.
Setelah beberapa saat, Arion menarik dirinya dari Aphrodite dan tersenyum tulus. "Sayang, kakak sangat senang." Bisik Arion sembari mengecup puncak kepala Aphrodite.
Aphrodite tersenyum merasakan kasih sayang Arion terhadapnya. Sepertinya, Arion memiliki tempat yang bersebelahan dengan sahabatnya di dalam hati gadis itu. Aphrodite menganggap Arion sebagai orangnya dan keselamatan orangnya akan selalu menjadi prioritas Aphrodite.
Arion dan Aphrodite terlarut dalam kasih sayang persaudaraan yang tulus. Persaudaraan tulus yang jarang terjadi dalam tempat yang kejam ini.
• • •
Pagi ini, seperti biasanya Damian dan yang lainnya berkumpul di markas sebelum pergi ke rumah sakit tempat Aphrodite dirawat.
Julio yang pertama kali datang, mengeluh ketika teman-temannya belum juga datang. "Kemana sih para beban dunia itu?!" Kesal Julio.
"Ngaca dong!"
Tiba-tiba suara terdengar dari belakang Julio, muncul lah salah satu beban dunia yang lain yaitu Daniel. Daniel datang bersamaan dengan sepupunya, Damian.
"Beban dunia?" Tanya Damian main-main.
Julio membuka mulutnya dan hendak menyetujui pertanyaan Damian. Namun, dia akhirnya sadar bahwa orang yang berbicara adalah pak bosnya. "Eh, eh pak bos! Bercanda doang pak bos!" Elak Julio dengan peluh di keningnya.
Julio gemetaran mendengar pertanyaan Damian yang terdengar mengerikan di telinganya seperti bertanya, 'Ingin dibunuh?'
Tidak lama, Carlos dan Vero datang lalu merekapun pergi menuju rumah sakit menggunakan motor masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐏𝐇𝐑𝐎𝐃𝐈𝐓𝐄: 𝐓𝐡𝐞 𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐃𝐞𝐬𝐜𝐞𝐧𝐝𝐚𝐧𝐭
Teen Fiction【 on going 】 - - - Blurb: Hal yang paling dinantikan oleh Aphrodite adalah saat-saat kematiannya. Seperti saat itu, kematian menjemput Aphrodite tepat di rumah sakit tempat ia dirawat. Namun, sayangnya saat ia membuka matanya. Bukannya berada di ne...