CHAPTER 12

16 3 0
                                    

Setelah satu bulan berada di rumah sakit, kini Aphrodite sudah sembuh total dan diperbolehkan untuk pulang.

Arion dan Aphrodite sedang dalam perjalanan ke mansion. Sejujurnya Arion ragu-ragu membawa Aphrodite ke mansion. Bagaimana nanti jika kedua orang tuanya bertemu dengan Aphrodite? Arion tidak ingin adiknya terluka dengan penolakan dari orang tua mereka.

Tetapi, Arion tidak ingin mengekang adiknya. Arion tidak ingin Aphrodite merasa dijauhkan dari kedua orang tuanya. Jadi Arion berpikir untuk selalu bersama Aphrodite di mansion. Setidaknya, Arion akan membela adiknya itu jika saja orang tua mereka berusaha menyakiti adiknya itu.

Ketika sampai di depan pintu, Arion keluar secepat kilat dan membuka pintu di samping Aphrodite sembari mengulurkan tangannya seperti seorang pangeran, "Silahkan tuan putri."

Aphrodite terdiam lalu tersenyum sembari menyambut uluran tangan Arion. "Terima kasih pangeran." Kata Aphrodite dengan anggun.

Lalu setelahnya, Arion dan Aphrodite saling bertatapan dan tertawa mengingat kejadian barusan.

"Ekhem, ayo sayang." Arion berdehem dan mengajak Aphrodite memasuki mansion.

Mereka berjalan memasuki mansion dengan Aphrodite yang sedang mengingat letak ruangan di mansion itu. Sebelumnya ketika Aphrodite sedang mencari informasi terbaru di dunia ini, gadis itu juga mencari informasi mengenai 'keluarga' barunya ini. Aphrodite bahkan meretas mansion dan seluruh penghuni mansion.

Arion dan Aphrodite menaiki tangga menuju lantai dua yang berisikan kamar Arion dan Aphrodite beserta beberapa kamar tamu. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur dan gudang berada di lantai satu. Sedangkan kamar kedua orang tua mereka berada di lantai tiga atau lantai teratas yang jarang sekali digunakan.

Di depan mereka sekarang adalah pintu kamar berwarna coklat. Aphrodite langsung mengetahui bahwa kamar itu adalah kamar Aphrodite. Arion membuka pintu itu dan terlihat lah ruangan yang didominasi warna biru laut.

"Sayang, istirahatlah dulu. Kakak akan membangunkan mu saat jam makan siang." Arion berkata sembari mengusap kepala Aphrodite dengan sayang.

"Hmm."

Setelah Arion keluar dari kamar itu, Aphrodite memperhatikan kamar dengan seksama.

Kamar bernuansa tenang yang cukup luas. Barang-barang di kamar diletakkan sesuai dengan tempatnya. Lantainya bersih dan tidak kotor. Mungkin ada yang membersihkan kamar ini setiap beberapa hari sekali agar terlihat rapih dan terawat.

Aphrodite membuka lemari pakaian dan menemukan pakaian yang layak dipakai. Yah, kamar ini cukup bagus untuk anak yang teracuhkan.

Aphrodite dengan santai melemparkan dirinya ke atas kasur. Dengan itu, putri tidur akhirnya kembali ke alamnya—alam bawah sadar.

Aphrodite memulai harinya di kamar itu dengan bersandiwara sebagai putri tidur.

• • •

"Sayang..." Panggil Arion dari depan kamar Aphrodite.

Arion mengetuk pintu kamar Aphrodite sebelumnya. Namun saat tau bahwa Aphrodite belum bangun, Arion tidak langsung memasuki kamar. Arion merasa tidak pantas untuk langsung memasuki kamar seseorang tanpa izin dari pemilik kamar langsung. Jadi Arion hanya memanggil Aphrodite dari luar kamar.

"Lia sayang.. bangun dulu yuk!"

"Sayangnya kakak.."

"Makan dulu yuk, nanti boleh deh tidur lagi kalau masih ngantuk!"

Dengan sabar, Arion mencoba membangunkan Aphrodite yang sedang cosplay menjadi putri tidur.

Mendengar suara sang kakak dari luar kamar, Aphrodite akhirnya bangun dan berdehem untuk menjawab panggilan Arion. "Hmm."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐀𝐏𝐇𝐑𝐎𝐃𝐈𝐓𝐄: 𝐓𝐡𝐞 𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐃𝐞𝐬𝐜𝐞𝐧𝐝𝐚𝐧𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang