CHAPTER 09

151 13 0
                                    

Di dalam kamar, Aphrodite tenang ketika mengetahui bahwa sahabatnya tidak sampai masuk rumah sakit jiwa karenanya. Meskipun, mereka menjadi semakin kejam ketika membunuh musuh-musuh Aphrodite di masa lalu.

Aphrodite berpikir, sebaiknya ia menemui sahabat-sahabatnya kembali jika waktunya sudah tepat. Ketika kondisinya sudah membaik dan Aphrodite dapat kembali berlatih untuk meningkatkan kekuatannya.

Mendengar sayup-sayup bahwa Arion menyuruh Grey dan Blue untuk berbicara mengenai kondisinya ketika Aphrodite tertidur.

Meletakkan ponsel kembali pada tempatnya setelah melakukan pengaturan agar informasi mengenai Aphrodite dan Cecilia tidak tersebar luas, Aphrodite memejamkan matanya dan memilih untuk berpura-pura tertidur.

Sementara Aphrodite berada di dalam kamar sendirian, Arion menyuruh Billy membawa mayat pembunuh bayaran itu ke penjara markas Grim Reaper atas izin Damian dan anggota yang lain.

Ketika melihat bahwa Aphrodite telah tertidur, Arion memutuskan untuk memasuki kamar bersama dengan kedua penjaga adiknya yang mengikutinya dalam diam.

Grey dan Blue memperhatikan Aphrodite dengan seksama. Entah mengapa, majikan mereka yang baru itu mengingatkan mereka kepada seseorang.

Memutar kilas balik, dimana Grey dan Blue bertemu dengan Arion untuk pertama kalinya hingga keduanya membuat sumpah setia kepada Arion selamanya.

"Grey, sebaiknya kita pergi dari sini." Usul Blue sembari memperhatikan sekitarnya dengan seksama. Tanah lapang dengan tumbuhan-tumbuhan liar di atasnya. Pohon-pohon besar di sisi kanan dan kiri mereka lengkap dengan akar-akar yang panjang seakan ingin mencekik siapa saja yang melewati tempat itu.

"Selesaikan misi." Kekeh Grey. Meskipun Grey mengetahui bahwa misi ini tidak lah mudah, namun siapa Grey? Pembunuh bayaran. Nah, pembunuh bayaran tidak pernah merasa takut dengan kematian dan akan berusaha menyelesaikan misi nya dengan tuntas. Bahkan jika itu akan menghilangkan nyawa nya sekali pun.

Ini bukan yang pertama kali nya mereka diberi misi yang sulit. Meksi memang misi ini lebih sulit dari misi yang sebelumnya. Justru karena pemimpin sendiri yang meminta mereka untuk melakukannya, Grey lebih bersemangat dalam menyelesaikan misi yang termasuk misi tersulit.

Sebagai pembunuh bayaran sejati, Grey tidak akan menyerah dalam menjalankan misi nya.

Bukan kah, semakin sulit sesuatu itu maka semakin seseorang bergairah untuk menaklukannya? Grey termasuk ke dalam orang-orang dengan pemikiran seperti itu.

Mendengar ucapan Grey yang tidak bisa dibantah, Blue menghela nafas dengan pasrah sembari mengikuti temannya memasuki kawasan hutan di hadapannya.

Sepanjang Grey dan Blue berjalan, mereka tidak melihat adanya bahaya besar yang dapat mengancam nyawa keduanya. Mereka beberapa kali mendapatkan serangan dari hewan-hewan kecil dan tanaman-tanaman liar yang beracun.

Menghadapi ketenangan dan kedamaian hutan yang tidak mendasar. Grey dan Blue justru merasa aneh dan meningkatkan kewaspadaan mereka. Keduanya merasa bahwa semakin damai hutan ini maka semakin tinggi kemungkinan bahaya yang akan terjadi.

"Dimana tempat itu sebenarnya?" Blue bertanya dengan kesal karena sejujurnya mereka tidak menerima petunjuk apa pun mengenai misi ini. Seperti pemimpin ingin melihat sampai di mana kemampuan mereka berdua yang sebenarnya. Benar-benar menguras otak dan tenaga keduanya.

"Arah barat hutan." Gumam Grey agak ragu.

Jadi, sebelum masuk ke dalam hutan, mereka melihat adanya rumah yang mencurigakan di dekat hutan berbahaya itu. Grey dan Blue memutuskan untuk masuk dan beruntungnya mereka mendapatkan petunjuk pertama mengenai tempat yang dituju keduanya.

𝐀𝐏𝐇𝐑𝐎𝐃𝐈𝐓𝐄: 𝐓𝐡𝐞 𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐃𝐞𝐬𝐜𝐞𝐧𝐝𝐚𝐧𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang