CHAPTER 10

147 14 0
                                    

Ketika membuka matanya, hal pertama yang dilihat Blue adalah sebuah pintu yang telah rusak. Menatap ke samping, Blue melihat Grey yang masih belum sadar.

Seseorang membuka pintu itu membuat Blue mengalihkan perhatiannya ke arah pintu. Seorang remaja laki-laki yang kelihatan seusianya keluar dari balik pintu.

"Siapa?" Tanya Blue kepada remaja laki-laki itu sembari meningkatkan kewaspadaannya.

"Deadly Strike, benar?" Tanya remaja laki-laki itu dengan santai sembari melangkah kearah Blue.

Blue mendatarkan wajahnya. 'Bagaimana dia tahu?' Batin Blue semakin waspada.

"Arion." Kata remaja laki-laki itu memperkenalkan dirinya yang di pahami oleh Blue.

Cara remaja laki-laki itu memperkenalkan dirinya mengingatkan Blue kepada pemimpinnya.

'Tidak mungkin!' Blue menyanggah pikirannya.

"Blue kan?" Tanya Arion yang tidak dijawab oleh Blue.

Arion tidak mempermasalahkannya dan berkata, "Anggap saja balasan karena kebaikan pemimpinmu."

Blue langsung paham bahwa Arion adalah salah satu remaja yang pernah diselamatkan oleh pemimpinnya. Blue sudah sering melihat orang-orang yang diselamatkan oleh pemimpinnya. Salah satunya adalah seorang remaja laki-laki yang pernah hampir dibunuh oleh pemimpin Deadly Strike sebelumnya.

Pemimpin Deadly Strike sebelumnya sangat berbeda dari pemimpin mereka yang sekarang. Mantan pemimpin Deadly Strike adalah seorang pemimpin yang semena-mena. Tidak pernah memperhatikan anggotanya dan bahkan ketika pemimpin hendak membunuh mantan pemimpin, dengan teganya mantan pemimpin berusaha melarikan diri dengan mengorbankan nyawa anggota lain.

Arion menyerahkan sekotak peralatan obat kepada Blue untuk mengobati luka Blue.

Blue mengambilnya dan berkata, "Terima kasih."

Arion mengangguk dan pergi keluar meninggalkan Blue yang sedang mengobati lukanya sendiri.

Mendengar suara di sampingnya, Blue melihat Grey membuka matanya. "Blue?" Panggil Grey.

"Hm, obati luka mu dulu." Balas Blue sembari memberikan kotak obat kepada Grey.

Grey mengobati lukanya tanpa berbicara sepatah kata pun. Ketika luka nya sembuh Grey bertanya, "Apa yang terjadi?"

"Seseorang menolong kita dan namanya Arion, salah satu remaja yang pernah dibantu pemimpin." Blue menceritakan pertemuannya dengan Arion tadi secara singkat.

Grey mengangguk paham dan bertanya, "Kapan dia kembali?"

"Entah lah."

"Apa kita akan melakukannya?" Tanya Blue.

"Hm."

Setelah itu, tidak ada lagi percakapan. Hanya suara angin yang terdengar di tempat itu. Ketika luka ditubuh keduanya sudah membaik, Grey dan Blue tidak pergi dan menunggu kedatangan Arion dengan sabar.

Ketika malam tiba, Arion kembali dengan keadaan berantakan. Grey dan Blue tidak bertanya dan Arion tidak menjelaskan apa pun.

"Arion, sebagai ucapan terima kasih karena telah menyelamatkan kami, kami menawarkan bantuan yang diperlukan dari kami setiap saat." Kata Grey.

"Yah, kami juga berjanji tidak akan mengkhianatimu. Jangan ragu untuk meminta bantuan kami, kapan pun itu." Ujar Blue.

Sejak saat itu, meskipun Grey dan Blue adalah anggota pembunuh bayaran Deadly Strike, keduanya juga merupakan pengawal setia Arion.

Kini Grey dan Blue bukan lagi pengawal Arion melainkan pengawal Aphrodite, pemimpin mereka yang sebenarnya.

• • •

Arion memberitahukan kondisi adiknya kepada Grey dan Blue. Arion juga menceritakan sedikit mengenai adiknya itu. Ia seakan mengisyaratkan Grey dan Blue untuk menjauhkan tuan mereka dari para lelaki buaya, musuh-musuh orang di sekitarnya dan juga keluarganya sendiri termasuk kedua orang tuanya.

Grey dan Blue menyanggupi perintah Arion sembari memikirkan betapa malangnya tuan mereka sekarang. Sedikit rasa kasihan muncul dari kedua pengawal itu kepada tuannya.

Padahal Grey dan Blue itu tidak pernah merasakan rasa kasihan kepada orang lain. Keduanya bahkan bisa membunuh orang meski orang itu memohon-mohon kepada mereka sampai bersujud sekali pun.

Tetapi ketika memikirkan seorang gadis kecil harus melalui penderitaan seperti itu apa lagi sampai tidak bisa bersenang-senang dengan teman karena kondisinya sekarang, sungguh baik Grey mau pun Blue sangat prihatin.

Grey dan Blue memutuskan untuk selalu setia kepada Aphrodite apa pun yang terjadi. Keduanya ingin Aphrodite memiliki kehidupan yang baik di dunia yang kejam ini. Tanpa sadar, Grey dan Blue memiliki keinginan untuk melindungi Aphrodite yang sebenarnya adalah pemimpin Deadly Strike.

Apakah Aphrodite membutuhkan perlindungan? Oh, tentu saja tidak. Gadis itu hanya membutuhkan orang untuk bertindak di balik layar dengan sempurna.

Kenyataannya, Aphrodite hanya memanfaatkan orang lain untuk mempertahankan identitasnya sebagai gadis kecil dan menjalankan rencananya secara diam-diam.

Kejam? Tentu saja. Di dunia yang kejam ini, bagaimana seseorang bisa bertahan tanpa berperilaku kejam jika musuh saja akan berperilaku seenaknya?

Justru, kita harus lebih kejam dari pada musuh itu sendiri.

• • •

Beberapa hari berlalu sejak kejadian di mana seorang pembunuh bayaran mencoba untuk membunuh Aphrodite.

Dokter mengatakan bahwa keadaan Aphrodite sudah mulai stabil dan gadis itu bisa memulai fisioterapi secara bertahap.

Aphrodite melakukan fisioterapi secara rutin tanpa mengeluh dengan ditemani oleh Arion, Grey dan Blue serta Billy di kegelapan. Terkadang, teman-teman Arion akan berkunjung dan menemani Aphrodite melakukan fisioterapi.

Teman-teman Arion sudah mengetahui kondisi Aphrodite dari Arion langsung. Mereka merasa prihatin terhadap Aphrodite tetapi, tidak pernah melihat Aphrodite dengan kasihan. Mereka mengetahui bahwa Aphrodite tidak membutuhkan rasa kasihan itu, yang gadis itu butuhkan adalah kalimat motivasi dan semangat untuk dapat sembuh.

Oleh karena itu, terkadang mereka bercerita kepada Aphrodite mengenai kisah mereka yang mungkin saja bisa memotivasi gadis itu. Beberapa dari mereka bahkan memperlakukan Aphrodite seperti adik mereka sendiri.

Aphrodite sebenarnya tidak terlalu memikirkan pikiran orang lain terhadapnya. Meski pun perilaku teman-teman Arion terlihat agak aneh karena selalu curhat padanya. Tetapi, perilaku teman-teman Arion mengingatkannya kepada sahabat-sahabatnya. Maka dari itu pula, Aphrodite selalu memperhatikan curhatan mereka.

Bisa dibilang, perjuangan Aphrodite untuk sembuh kini membuahkan hasil. Aphrodite mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Setelah beberapa hari, Aphrodite sudah bisa berdiri lama tanpa alat penyangga. Lalu setelah beberapa minggu, Aphrodite sudah bisa berjalan sendiri tanpa dibantu meski tidak lama.

Bayang kan, kaki Aphrodite yang tidak pernah digerakkan selama 3 tahun penuh kini sudah bisa digerakkan dan bisa menopang tubuh Aphrodite. Tentu saja Aphrodite, Arion dan yang lainnya bersyukur akan hal itu.

Sayang nya, Aphrodite belum bisa mengeluarkan suaranya sampai sekarang. Yah, tidak tahu saja beberapa hari ke depannya.

• • •

TBC.

- - -

Akhirnya double update setelah sekian lama:)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Publish: 11/08/2023

𝐀𝐏𝐇𝐑𝐎𝐃𝐈𝐓𝐄: 𝐓𝐡𝐞 𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐃𝐞𝐬𝐜𝐞𝐧𝐝𝐚𝐧𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang