01. Awalnya Cuma Mau Beli

3K 155 3
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Heh! Gue cuma mau ke mall! Kenapa lo berdua pada ikut?"

"Elah, Jay. Bosen gue di rumah mulu. Mending ke mall gangguin lo. Ya nggak Jake?"

"Hooh. Tapi, traktir kami juga, ye?"

"Saudara asu!"

Pusing Jay dibuat sama dua saudara kembarnya itu. Ia hanya ingin membeli perlengkapan mandinya yang mulai habis di mall, pun tak ada niatan untuk mengajak Sunghoon dan Jake yang tak ada kerjaan layaknya pengangguran.

Tapi, saudara kembarnya itu seperti tak rela membiarkannya sendiri. Seperti sekarang, keduanya beralasan ingin ikut karena bosan, padahal mah aslinya minta ditraktir Jay.

Sementara mereka berdua juga punya banyak duit, banyak black card-nya lagi.

Dasar.

Tanpa banyak ribet dalam urusan penampilan, ketiganya pun berangkat dengan menggunakan mobil Jay. Selaku yang tertua, maka Jay yang menjadi supirnya saat ini. Sebenarnya, Jay juga malas keluar di hari yang panas seperti ini, tapi dia lebih malas lagi bila harus menyuruh kedua adiknya itu.

Bukannya perlengkapan mandi, malah segala macam makanan yang dibeli.

Jay nggak mau.

Beruntung, mall yang ingin dituju tidak terlalu jauh dari rumah mereka. Kira-kira hanya berjarak satu kilometer.

Tepat setelah mobil diparkir, Sunghoon dan Jake pergi begitu saja sembari berangkulan. Meninggalkan Jay di belakang mereka yang hanya bisa mengelus dada sabar.

Mall tersebut memiliki tiga lantai, dan seingat Jay bagian perlengkapan mandi berada di lantai satu.

Seharusnya, acara membeli miliknya tak memakan waktu lama, namun kaki Jake dan Sunghoon tak bisa diam, keduanya terus berkeliling sampai berakhir di lantai tiga. Membuat Jay kewalahan sendiri mencari mereka yang ternyata sedang duduk santai di lantai, menikmati terpaan AC di atas mereka. Tak memedulikan tatapan pegawai dan pembeli di sana.

Untung mereka cakep. Jadinya nggak sampai dikira gembel.

Setelah dengan berat hati membiarkan Jake dan Sunghoon mengambil jatah traktiran mereka, ketiganya segera kembali ke mobil Jay.

Seperti sebelumnya, Jake dan Sunghoon berada di depan memimpin jalan. Sembari berangkulan dan melompat kecil layaknya anak kecil. Saat itu juga Jay rasanya seperti tak ingin mengenal siapa Jake dan Sunghoon.

Bayangkan saja, pria berusia dua puluh tiga tahun bertingkah demikian di tempat parkir yang ramai orang ini.

Mereka yang bertingkah, Jay yang malu.

Halah, padahal juga mah si Jay join malu-maluin.

"Aduh-- anjing! Lo berdua kenapa tiba-tiba berhenti sih?!"

"Jay, itu anak ngapain dah deket mobil lo?" Tak mengindahkan umpatan Jay akibat tertabrak punggungnya, Jake menunjuk seorang bocah laki-laki yang sedang berjongkok tepat di sisi mobil.

Jay dan Sunghoon kompak melihat pada apa yang ditunjuk Jake.

"Main petak umpet kali?" Jawab Sunghoon ragu. "Samperin aja gih."

Ketiganya pun mendekati bocah laki-laki itu. Dilihat dari kecil badannya, mungkin bocah itu berumur tiga tahun. Namun, semakin mereka mendekat, semakin tampaklah kondisi mengenaskan bocah itu.

OUR LITTLE JUNGWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang